3| hukuman

3.4K 319 5
                                    


jangan lupa tinggalkan vote and komen.

"Semuanya boleh pulang kecuali flora dan Freya" seru pelatih dengan suara rendah, namun terdengar  mencekam.
ke dua gadis itu langsung memperlihatkan raut wajah bingung. mencoba mencari apa sebenarnya kesalahan mereka, namun sebisa mungkin mereka menampilkan raut wajah datar.

Semua orang yang ada di ruangan itu keluar, kecuali Freya dan flora tentunya.

"Gue duluan bro"ucap Jessi, seraya menepuk pelan bahu Freya.
Freya hanya membalas dengan senyum simpul.

fioni yang hendak keluar dari kelas, menyempatkan dirinya untuk berjalan ke kursi milik Freya, namun ketika melihat wajah pucat pada Freya seketika membuat fioni menjadi khawatir.
"Fre kamu kok pucet banget sih?"

"Aku nggak papa fioni" jawab Freya seadanya, memaksakan senyumannya di hadapan gadis itu, supaya fioni tidak khawatir kepadanya.
Jika boleh jujur, tubuh Freya sebenarnya sudah sangat lemah, dan meronta-ronta untuk di istirahatkan.

Akhirnya di ruangan ini hanya tersisa Freya, flora dan pelatih.

"Kalian tau kenapa saya menyuruh kalian tetap di ruangan ini?"tanya pelatih, ke duanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"dari seluruh siswi yang saya ajar kalian lah siswi terburuk," ujar pelatih, sedikit menusuk, namun kata-kata itu memang di perlukan agar para siswi berlatih lebih keras lagi.

"Ekspresi nggak ada, trus kamu Freya kamu malu malu waktu latihan tadi, belum lagi tangan kamu gemetaran kayak mau operasi aja, kamu pikir dengan kamu kayak gitu bakal bisa buat kamu tampil lebih baik?"tanya pelatih sedikit membentak.

Freya menunduk takut, berbeda dengan flora gadis itu hanya menatap datar pelatih.

"Freya, apa alasan kamu masuk ke sini?" Tatapan datar yang di berikan oleh pelatih membuat siapapun merasakan aura dingin, dan takut, untuk menatap pelatih.

"S_saya_..."

"jawab yang bener" Sentak pelatih, hingga membuat Freya terlonjak kaget.
dalam diam, flora tersenyum ketika melihat Freya terlonjak kaget.

"Saya mau jadi dancer terkenal"jawab Freya tegas, dan percaya diri.

"Dengan performance kamu kayak gini? yakin bakal bisa?" tanya pelatih meremehkan.

"Nggak bisa, tapi saya bakal mati Matian berlatih agar saya bisa menunjukkan ke pada dunia terkhususnya bapak kalo saya pantas menjadi dancer"  ucap Freya menatap pelatih menantang.

Kali ini pelatih dapat melihat kesungguhan seorang Freya untuk menjadi seorang dancer.
dalam hatinya, pria itu merasa bangga dengan semangat yang di miliki oleh Freya.

"Hah, semangat sekali kamu" remehkan pelatih, mencoba untuk memancing semangat Freya lebih dalam lagi.

"Dan kamu flora, dancer kamu sudah mulai baik walaupun saya liat tadi kamu banyak ngerusak gerakan sehingga gerakan teman team kamu jadi amburadul, ekspresi  dari awal sampai akhir, semuanya datar, kita bukan mau foto KTP flora! "ucap pelatih marah.

"maaf pak" jawab flora malas.
Pelatih menghela nafasnya kasar, sangat susah untuk menghadapi tingkah gadis yang di juluki dengan botol Yakult itu, karena tingginya hanya 152 cm.

"sekarang kalian buat koreo aitakata, salah satu di antara kalian bakal pulang duluan, siapa yang kalah akan di hukum, hukumannya berlatih di sini   sampai jam enam sore," ujar pelatih, kejam.

Ke dua nya sedikit terkejut mendengar ucapan pelatih barusan, yang terkesan egois, siapa yang akan kuat jika  harus memaksa tubuhnya berlatih sampai jam enam sore.
namun keduanya tidak bisa untuk meminta keringanan, melihat dari wajah tegas pelatih saja membuat mereka bergidik ngeri.

Jkt48scholl (Love Freyana)   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang