44| bertahan.

2.6K 371 78
                                    

Jangan lupa tinggalkan vote and komen.

hari sudah berubah menjadi gelap.
Olla duduk di kursi samping tempat ibunya berbaring.
matanya menatap kosong pada wajah ibunya yang tak kunjung membuka matanya.

tangan Olla bergerak mengelus tangan ibunya, yang tertancap selang infus.
terbayang akan kehilangan ibunya, membuat perasaaan sesak itu kembali datang, dan takut yang berlebihan.
apalagi saat mendapat kabar, ibunya mengalami kritis.

air mata Olla langsung luruh saat di rasa tangannya yang memegang tangan ibunya mendapat sambutan.

"mah..." lirih gadis itu.

wanita paruh baya itu tersenyum hangat, membuat air mata yang menumpuk di pelupuk mata Olla langsung jatuh membasahi pipinya.

"bertahan maa,"

" jangan tinggalin Olla." napas gadis itu terasa tercekat di tenggorokannya ia benar-benar takut kehilangan wanita paruh baya itu.

tangan Olla naik memeluk tubuh wanita itu, menyembunyikan wajahnya di lekuk ibunya, menyembunyikan segala ketakutan dan kesakitan.

setelah bertemu dengan ibunya, Olla keluar dari ruang ibunya di rawat, karena wanita itu harus istirahat.

Olla melirik ke dua saudaranya yang tengah duduk di kursi tunggu, tapi aneh sekali, Olla tidak dapat melihat sosok gadis yang sudah membantunya tadi.

"mel, temen gue yang tadi ada di mana?" tanya Olla.

Amel mendongok menatap Olla.
"dia tadi izin pamit duluan, dia mau balikin motor, dan minta izin ke pengawas kalo lo ada di sini," Olla sempat tertegun mendengar ucapan adiknya itu, apa yang telah ia lakukan selama ini, ia sangat membenci gadis itu, namun ia tidak tau gadis itulah yang membantunya saat ini.

•^÷^•

langkah gadis tomboy itu terhenti di balik tembok. tujuannya tadi ingin menghapus rekaman cctv di ruang cctv namun terhenti, karena Zee dan yang lainnya sudah lebih dulu berada di depan pintu ruang cctv.

Adel memundurkan sedikit tubuhnya, mengintip dari balik tembok, napasnya memburu karena takut ketahuan.

"pak kali ini aja, izinin kita cek cctv ya"  Adel dapat mendengar jelas percakapan gadis-gadis itu, bersama dengan pengawas.

"jangan minta izin ke saya, minta izin ke pak Badrun, dia yang bertanggung jawab soal ini," ucap pengawas.

" kalo dia izinin bapak izinin kan?" tanya Zee memastikan.

"iya,"
Adel yang berada di balik tembok menggeram tertahan, ia tidak bisa ketahuan begitu saja, bisa sia-sia apa yang sudah ia lakukan selama ini.

setelah kepergian gadis-gadis itu, Adel langsung menyelinap masuk ke dalam ruang cctv.

"Cctv yang mana?" tanya Adel pada dirinya sendiri,  Adel frustasi.
seperti orang kesetanan, saat ia tidak dapat menemukan rekaman cctv pada hari ia menjebak Freya. gadis itu mengutak- ngatik komputer cctv, namun sama sekali tidak mendapatkan hasil apapun.

"arggghh!!!!" geram Adel ketika tidak bisa menemukan rekaman cctv saat ia memasukkan sesuatu ke dalam tas Freya.

"kenak Lo!" oniel menyeringai ketika mereka berhasil merekam Adel masuk ke dalam ruang cctv.

rekaman cctv saat ia menjebak Freya, sengaja mereka hapus, agar gadis itu semakin frustasi.

"cabut yuk," ucap Chika, yang langsung di angguki ke tiga gadis itu.

"gue ke toilet dulu," ujar flora, lalu tanpa izin ketiga gadis itu, flora langsung pergi.

sementara itu Adel terdiam duduk di lantai, sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi cctv.
tangan gadis itu naik menarik kuat rambutnya, frustasi. apa ini akhir dari semuanya?

Jkt48scholl (Love Freyana)   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang