Langit senja menyapa mereka di atas rooftop, warna jingga dan ungu bercampur menjadi satu seperti warna-warni perasaan yang terpendam selama lima tahun.Di rooftop, jauh dari hiruk pikuk pesta, dua gadis itu duduk berdampingan. Lima tahun berlalu sejak perpisahan mereka, dan kerinduan yang terpendam selama itu kini tercurah dalam pelukan hangat. Flora bersandar di bahu Freya, mencari ketenangan di tengah lelahnya, lelah dengan jarak dan waktu yang memisahkan mereka.
Aroma parfum Freya, yang begitu familiar membangkitkan rasa hangat yang sempat hilang karena jarak.Genggaman tangan kedua gadis itu tak lepas, seolah mengisyaratkan agar dunia tidak lagi memisahkan mereka untuk kedua kalinya.
"Lo masih sama ya," ungkap flora pelan. Tatapan gadis itu menatap lurus ke depan.
Freya menoleh ke bawah, menatap gadis yang sedang bersandar di pundaknya.
"Bau Lo masih sama, suara Lo juga sama, dan Lo masih Freya yang penuh dengan kehangatan," lanjut flora, membuat Freya menghela napas pelan.
" Aku kangen kamu," bisik Freya, gadis itu menatap flora yang masih menatap lurus ke depan.
" Lima tahun tanpa kamu, rasanya pengen gila," flora mendengarkan ucapan gadis itu, sama sekali tidak ingin menjawab ucapan dari Freya, karena apa yang di alami oleh Freya, itulah yang ia alami selama lima tahun ini.
Flora semakin merapatkan tubuhnya pada freya, sehingga tak ada lagi jarak yang memisahkan mereka berdua walaupun hanya sejengkal.
" Frola... "
" Maaf untuk keterlambatan pertemuan kita," ungkap freya, kedua bola mata gadis itu sudah tampak berkaca-kaca, membayangkan bagaimana perjuangannya selama lima tahun ini untuk bertemu dengan flora membuat Freya bersedih.
Tangan kecil flora naik menggenggam tangan Freya, senyuman tipis terbit dari bibir flora.
" Lo tau fre, waktu lo mutusin untuk keluar dari sekolah ini, gue hampir gila mikirin apa alasan Lo keluar dari sini, " ungkap flora.
" Gue benci sama Lo, dengan mudahnya Lo bilang mau berhenti, padahal Lo tau seberapa besar perjuangan kita buat Lo, kita berjuang ngelawan Adel, bersihin nama Lo di depan pengawas sekolah," Freya terdiam, gadis itu membiarkan flora mengeluarkan segala unek-unek yang mengganjal di pikirannya.
"Tapi... Saat gue tau alasan Lo pindah," flora terdiam sejenak, sungguh ia tak sanggup untuk melanjutkan kata-katanya. Setiap kali mengingat hal itu, selalu membuat hati flora ter-iris.
Freya mengelus pundak kecil gadis Yakult itu, memberikan ketenangan padanya.
"Gak usah di lanjut yaa, semuanya sudah berlalu," Freya tau bahwa flora sudah mengetahui semuanya, karena Yori yang sudah menceritakan semuanya pada dirinya.
Flora mendongok, dengan air mata yang berlinang di wajahnya, gadis itu menatap Freya dengan tatapan bersalah.
" Gara-gara gue fre, Lo ngalamin semuanya,"
"Bukan kamu, " tangan Freya naik menghapus air mata yang membasahi wajah flora.
"Semuanya sudah berlalu, kamu jadi idol, sedangkan aku jadi pemain film, bukannya kita berdua sudah jadi bintang frola? Cita-cita aku emang menjadi seorang idol, tapi aku gak pernah nyesel dengan pencapain yang tuhan berikan pada aku saat ini,"
" Untuk apa kamu ngerasa bersalah, sekarang saatnya kita nikmatin semua pencapain kita," lanjut Freya, dengan senyuman karamelnya, ahh senyuman itu, flora merindukannya. Flora langsung menunduk, tak sanggup menatap senyuman Freya.
Freya berdiri dan langsung menghadap ke arah flora, membuat tubuh flora terlindung dari sinar matahari karena tertutup oleh tubuh freya.
" Ayo kita buat kisah indah yang terpendam selama lima tahun ini," tangan Freya terulur, senyuman karamelnya tak pudar menatap flora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jkt48scholl (Love Freyana) [END]
Teen Fiction"KAPAL! KAPAL! KAPAL!"teriak Freya muak. "KENAPA HARUS ADA KAPAL?"tanya gadis itu tak terima.ia hanya merasa sangat sakit,ketika apa-apa selalu di kaitkan dengan kapal. "GUE DEKET INI KAPAL,DEKET ITU KAPAL,KAMU SAMA DIA KAPAL SEMUA KAPAL"bentakan da...