"Aisyah, ayo sarapan"
"Iya budhe!"
Aisyah keluar kamar, langsung memeluk budhe nya dari belakang.
"Met pagi budhe" Sapa Aisyah
"Pagi juga sayangg" Balas Budhe Wati
"Budhe, bentar lagi kan Aisyah lulus sekolah, apa Aisyah bisa kuliah ya?" Tanya Aisyah
Budhe Wati yang mendengar pertanyaan dari keponakan nya pun langsung diam, karena bingung harus menjawab apa
"Budhe?" Panggil Aisyah sambil
menyenggol tangan budhe nya"Eh, iya-iya sayang, kenapa?"
"Budhe kenapa?"tanya Aisyah
"Budhe ngga ngizinin Aisyah kuliah ya?" Monolog Aisyah
Wati mendengar itu langsung menggelengkan kepala sambil berbicara
"Eh, enggak dong nak,budhe izinin. tapi kamu mau kan kuliah di pondok pesantren Al ikhlas"?? Tanya Budhe Wati
"Budhe mau mondok in Aisyah??" Tanya balik Aisyah
"Iya sayang kalau kamu mau, karena ini amanah dari ayahmu,nak" Ujar Budhe Wati
Ucapan budhe nya membuat Aisyah bimbang, karena impian nya ingin kuliah di kampus yang ada di Yogyakarta, tapi sepertinya itu tidak akan terjadi.
Selang beberapa menit kemudian
"Assalamu'alaikum" salam seseorang dari luar
"Waalaikumsalam" Jawab Aisyah dan Budhe nya kompak
"Aisyah, sudah mau berangkat?" Tanya, Pakdhe Heri
"Iya Pakdhe, hari ini Aisyah ada piket"jawabnya
"Ya sudah,Hati-hati ya ponakan Pakdhe" Ujar Pakdhe Heri
"Yasudah, Aisyah berangkat dulu ya, Pakdhe budhe, salim dulu" Pamit Aisyah
*sesudah salim dan salam Aisyah berangkat sekolah.
***************************************
*di tempat lain (Pondok AL-IKHLAS)"Nak, bagaimana? Apa kamu mau Abi jodohkan?" Tanya Abi Zahir, pemilik pesantren Al Ikhlas
"Bi, maaf Ali punya pilihan sendiri, Ali gak mau Bi.bukan niat Ali untuk membangkang keinginan Abi, tapi untuk yang kali ini Ali minta maaf Bi, Ali harus nolak permintaan Abi" Ujar Ali
"Baiklah nak, kalau kamu memang tidak mau, Abi akan coba tanya dengan abangmu, siapa tau dia mau"
Ali yang mendengar itu langsung mengangguk²saja.
Hari ini di ponpes Al-IKHLAS sedang ramai sekali karena akan ada kepulangan anak kedua kyai zahir dan ummi rumiyah (Ummi Iyah)
"Gus, kutunggu kedatangan mu disini Gus!!"teriak salah satu santriwati di tengah tengah keramaian.
"IH, APAANSI LO! CAPER BANGET" Hardik Nabila pada santriwati tadi
"Kan yang di pandang Gus Zai kan pasti Gueee!!"celetuk Bila
"Ih apaansi, Lo tuh yang caper!!orang kok gak jelas!!" Balas santriwati tadi yang tak mau kalah
"Udah-udah kok kalian malah berantem sih!! Kita disini kan menyambut kedatangan Gus Zai bukan adu mulut" Lerai Kinan
"Ahh,dua-duanya sama sama caper, rasanya pengen gue kasih cermin aja mereka" Gumam Fatia pada dirinya sendiri
"WOI! WOI! GUS ZAI DAH SAMPAI WOII!!"teriak Santriwan
*setelah mendengar suara para santriwan, santriwati langsung menyerbu mobil yang dinaiki Gus Zai.
"GUS ZAI!! GUS ZAII!! GUSSS!!"
teriak para santriwati yang heboh🫐
"Assalamu'alaikum"ustadzah Nia
"Waalaikumsalam"jawab gus Ali dan Kyai Zahir
"Afwan Abi Zahir,ana hanya mau memberi tahu kalau Gus Zai telah tiba di pesantren Abi" Ujar ustadzah Nia
"Maa syaa Allah anakku sudah tiba,Syukron Ustadzah Nia" Balas Abi Zahir
"Na'am Abi"
Berbeda dengan Gus Ali dan Abi Zahir, kini Ummi Iyah, Gus Ardi(anak pertama Ummi dan Abi, dan Ning Nindy(istri dari Gus Ardi) Sudah ada di lapangan bersama para santri wan/wati
"Assalamu'alaikum Ummi" Salam Gus Zai disambi mencium tangan cinta pertamanya itu dilanjut mencium kakinya, dan setelah itu pelukan hangat.
"Waalaikumsalam nakk" Jawab Ummi Iyah*sekuat tenaga Ummi Iyah mencegah air mata nya agar tidak jatuh, tapi tetap saja jatuh, karena Ummi Iyah sangat merindukan putranya yang satu ini.
"Bagaimana kabar kamu, sayang?" Tanya Ummi Iyah
"Alhamdulillah Ummi, seperti yang Ummi lihat, Zai sehat Ummi, Ummi sendiri bagaimana kabarnya Ummi" Jawab Gus Zai dengan senyum yang sangat teduh
"Alhamdulillah Ummi baik sekali nak, apalagi setelah memeluk kamu, Ummi semakin baik" Balas Ummi
"Ekhemm"
Suara deheman itu, tidak asing bagi Zai, ia berbalik, dan melihat sosok yang ia rindukan,
"Abi"
Satu kata itu berhasil membuat air mata Gus Zai jatuh, ia langsung menghamburkan pelukan hangatnya pada Abi nya.dan semua adegan ini tak luput dari mata para santriwan/wati
mereka sangat terharu, bahkan banyak dari mereka yang menangis karena terharu, setelah memeluk Ummi dan Abi nya Gus Zai tak lupa pula memeluk Gus Ardi dan Gus Ali, kakak dan adiknya yang sangat berbeda watak.*Gus Ardi laki-laki harmonis, ramah namun cuek pada yang bukan mahramnya, gaul, softboy, paham agama tentunya.
Sedangkan Gus Ali, gaul, bad boy, anak motor, tapi paham agama yaaa, Gus Ali tipe laki-laki yang sudah untuk mencintai tapi jika sekali mencintai itu berarti cinta yang sangat tulus darinya.
"Kangen kita gak bro" Tanya Ali
"Gak, seorang Ali ngapain aku kangen in buat apa?" Balas Gus Zai
"Halah, jujur aja kalo kangenn, ya gak
li?" Saut Gus Ardi"Iya-iya, kangen lah. Mana mungkin bertahun²gak ketemu nggak kangen"
Jawab Gus Zai sambil memeluk 2 saudaranya dari samping, dan mereka jadi tontonan, yang bila dijuluki mereka bertiga adalah Upin, Ipin, dan Apin😭.
*gambaran mereka pelukann, Gus Ali nya pake celana ya, orangnya jarang pake sarung🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Zai Untuk Aisyah(ON GOING)
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA!! Kisah kehidupan seorang Aisyah Putri Zabrina, yang tak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua kandung. Ia hidup dengan Pakdhe dan Budhe nya, yang sudah merawatnya sedari kecil sejak kedua orang tua nya meninggal dunia. ...