BAB 28: Garis Dua?

2.2K 109 2
                                    

"Nak, Zai. Ummi mau turun dulu, yaa" tanya Ummi Iyah

"Nggak, jangan tinggalin Zai, Mi" tolak Zai dengan suara seraknya, dan mata terpejam nya

Ummi Iyah menghela nafas, ada apa dengan putranya ini, fikirnya

"Kamu ndak mau makan ta? Dari pagi kamu ndak sarapan gitu kok" ujar Ummi

"Ndak, mi. Zai ndak laper" balas Zai

"Mana ada ndak laper, wong ket isuk sampe siang belum makan apa apa loh kamu mas" bantah Ummi Iyah

"Ummi ambilin makan dulu, atau Ummi tinggalin dan Ummi ndak ke atas lagi" ancam Ummi Iyah membuat Zai uang hendak mencegah Ummi Iyah untuk pergi pun terdiam..

"Assalamualaikum" salam seseorang

"Waalaikumsalam" jawab Ummi Iyah dan Zai, namun Zai menjawabnya dengan nada ketus, dan langsung membuang wajah saat tau jika yang datang adalah Aisyah

Aisyah mendekat ke arah Ummi Iyah yang berdiri di samping kasur yang tengah ditempati oleh Zai, Aisyah mencium punggung tangan ibu mertuanya..

"Nduk, sudah datang, sama siapa?" tanya Ummi

Aisyah tersenyum tipis, "iya, Ummi. Aisyah datang sendiri, Mi, naik taksi" balas Aisyah

Zai diam-diam mendengarkan obrolan ibu dan istrinya dengan mata terpejam, hal itu di ketahui oleh Ummi Iyah, dan Ummi Iyah memberi kode pada Aisyah...

"Mi, maaf. Kayaknya kedatangan Aisyah ndak diharapkan, Mi. Kalau begitu Aisyah pulang saja ya, Ummi. Tadi Aisyah juga bawa kue, udah Aisyah titipin ke Kinan, Aisyah pamit ya, Mi. Assalamu'alai-"

"Jangan pergi, sayanggg.. Maafin mass udah nyakitin hati kamu hari iniii, hiks"

belum selesai Aisyah berpamitan, tubuh Aisyah hampir terhuyung ke belakang karena Zai memeluknya secara tiba-tiba, padahal tadi ia masih di atas kasur, tiba-tiba sudah menyambar Aisyah saja..

Bukan sedih, Aisyah malah tersenyum penuh kemenangan, karena rencana nya dengan Ummi nya berhasil..

Aisyah berdehem untuk menghilangkan rasa tawa nya,

"lepasin mas, aku mau pulang" kata Aisyah, mencoba mendorong tubuh Zai, tapi gagal, karena Zai semakin mengeratkan pelukannya, hingga Aisyah merasa sesak

"Mas, Ais nggak bisa nafasss"

"Lepasin Aisyah, Zai. Kamu ini, istri dateng bukan di sambut dengan baik, malah buang muka, sekarang mau ditinggal istri nya, nggak mau" Cibir Ummi Iyah

Akhirnya Zai melepaskan pelukannya pada siang istri, "Maaf" ucap Zai dengan wajah sendu

"Hiks, maafin mas. Mas salah, mas terlalu lebay, mas kayak anak kecil, hiks maafin mass" ujar Zai dengan memukul dirinya sendiri, hal itu dicegah oleh Aisyah

"Mas, kamu ini kenapa sih? Jangan di pukulin diri sendiri" tegur Aisyah

"Maafin dulu"

Aisyah menghela nafas, "iyaa, Aisyah maafin, tapi jangan diemin Aisyah lagi" ujar Aisyah

Ummi Iyah tersenyum, melihat hubungan putra dan menantu nya yang menurutnya sangat lucu.

"Oh ya nduk, suami mu dari pagi ndak mau makan, sampe sekarang belum makan apa apa" adu Ummi Iyah pada Aisyah, Zai tidak bisa mengelak karena hal itu memang fakta

Aisyah menatap tajam pada Zai, sedangkan sang empu membuang wajah kearah lain

"Mas belum makan?" tanya Aisyah

Zai hanya diam, "mas, jawab, bener yang dibilang Ummi? Kamu belum makan apa apa dari pagi, dari rumah kamu belum makan juga loh mas, aku fikir kamu makan di sini"

Gus Zai Untuk Aisyah(ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang