"Nenek, Ummah cama Abah kok belum puyang" anak berumur 4 tahun itu, sejak tadi menangis karena rindu Ummah dan Abahnya
"Sabar yaa sayang, ututut cucu nenek kangen sama Ummah, Abah ya nak? Ummah sama Abah ndak lama kok sayang, paling besok juga pulang, jangan nangis ya, nanti kalau Aura ketahuan nangis sama Ummah, Abah, kalau mereka marah gimana, hayo" sejak tadi pula, Ummi Iyah mencoba memenangkan cucu pertama nya itu
"Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam, tuh, kakek sudah pulang dari musholla"
"Ada apa sih, Mi? Haura nya kenapa nangis gini, hm?" tanya Abi Zahir
"Ndak tau, mas, dari tadi ndak diem-diem" jawab Ummi Iyah
"Sini-sini, cucu kakek, sama kakek, yuk kita keluar, kita lihat keluar ya, sini sayang"
Akhirnya Abi Zahir membawa Haura keluar ndalem untuk bermain,dan saat tengah asik bermain dengan cucunya,tiba-tiba
"Assalamu'alaikum"
"Eh, waalaikumsalam. Sampeyan sinten nduk?" tanya Abi Zahir
"Emm, perkenalkan Kyai, saya Saskia, saya kemari tidak sendiri Kyai, saya bersama kakak saya-"
"Assalamu'alaikum Kyai" datanglah kakak dari Saskia
"Waalaikumsalam, ini kakakmu nduk?" tanya Abi Zahir
"Iya Kyai"
"Kalau ada urusan, mari masuk ke dalam nduk, ayo silahkan" ucap Abi Zahir mempersilahkan kedua perempuan masuk ke ndalem
"Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam. Mas, siapa mereka? ini ada apa mas?" tanya Ummi Iyah
"Abi juga ndak tau, Mi. Sepertinya ada yang mau mereka bicarakan pada kita" jawab Abi Zahir
"Yasudah, ajak ngobrol dulu gih mas, Ummi bikinin minuman dulu, Haura, Haura sama Nenek aja yuk?" titah Ummi Iyah, yang diangguki oleh Abi Zahir
Abi Zahir berdehem membuka topik pembicaraan, "Jadi, ada apa kalian kesini, Nduk²?" tanya Abi Zahir
"Maaf sebelumnya Kyai, apa Gus Zai nya ada?" tanya Saskia
***
"
Halo Assalamu'alaikum, Abi. Ada apa ya Bi?"
Saat tengah asik menyiapkan kebutuhan untuk dinner bersama, tiba-tiba Zai mendapat panggilan telepon dari Abi Zahir
"Abi minta kamu pulang sekarang" ucap Abi Zahir dengan nada seperti memendam amarah
"Ada apa Bi? Kan kita mau pulang nya besok lusa?" tanya Zai
"Abi tidak mau tau, Zai. Intinya kamu sekarang pulang ke pesantren, Sekarang." ujar Abi Zahir
"Tapi kenapa Bi-" belum selesai Zai berbicara, telepon nya sudah dimatikan secara sepihak oleh Abi Zahir, membuat Zai bingung
"Ada apa sih mas? Telepon dari Abi? Tapi kok aku denger kamu bahas pulang-pulang tadi? Ada apa?" tanya Aisyah
"Hah, ini loh sayang, mas juga nggak tau kenapa tiba-tiba Abi minta kita buat pulang sekarang, sekarang juga katanya, padahal kita semua sudah izin kan pulang nya besok lusa" ujar Zai
Terdengar helaan nafas dari Aisyah
"Jangan pusing-pusing mas, kita tanya mas Ardi dulu aja, yuk"Ternyata semua orang sekarang tengah berkumpul di luar villa, nampak Gus Ardi dan Ning Nindy tengah asik menyiapkan barang-barang untuk membuat makanan ala-ala, sedangkan Kinan dan Ali mereka seperti sedang duduk-duduk disamping kolam sambil menatap bulan yang terang, namun berbeda dengan pasangan pengantin baru, mereka malah asik dengan ponsel mereka masing-masing.
Gus Zai berdehem untuk membuka topik pembicaraan, "Mas" panggil Zai
"Kenapa, Zai?"
"Barusan, Abi telfon"
"Ya, kenapa memang, Haura nangis tha?" tanya Gus Ardi, sambil asik memotong bawang-bawang an, tak menghiraukan Zai meski sedang berbicara dengan Zai
"emm, Zai juga nggak tau mas, tapi tiba-tiba Abi minta kita buat pulang ke pesantren sekarang juga" ucap Zai membuat semua orang yang ada disana terbeku
"Apa? Abi telfon, minta kita buat pulang? Sekarang?"
"Iya mas, tapi Aku juga nggak tau kenapa Abi minta kita pulang sekarang juga, malam ini juga, pas tadi aku tanya, malah langsung diputusin telfon nya sama Abi" ujar Zai
"Kira-kira kenapa Abi minta kita pulang sekarang, kalaupun kita diminta pulang kenapa Abi nggak minta kita buat pulang besok aja, sekarang nggak memungkinkan juga buat pulang, ini udah malem, bahaya" ujar Ali
"Itu dia Li, mas juga bingung, nggak pernah Abi kayak gini, mungkin emang ada sesuatu hal yang bener-bener besar, jadi Abi minta kita pulang sekarang juga, tapi tadi Abi bicara nya pake nada apa, Zai?"
"Tadi Abi bicara pake nada kayak marah, tapi marahnya ditahan mas, amarah nya kayak udah mau meletus, sumpah, Zai sampek takut sebenernya" ucap Zai
"Kalau kita pulang sekarang, sampe rumah jam berapa Gus? Ini aja udah jam 8 malam, apa nggak sampe pesantren jam 3 pagi atau nggak subuh? Kita juga belum pada tidur, bahaya kalau kita pulang naik motor jam segini Gus" sahut Ustadz Atala
"Iya mas, apa kita pulang sekarang? Aku juga mana tega mas bawa Aisyah malem-malem begini naik motor, pasti capek, kedinginan, takut anak aku juga kecapean kalau Ummah nya cape" ujar Zai
"Aduh ya Allah, sebener nya ada apa sih, bentar, aku mau coba telfon Abi dulu, siapa tau kita boleh pulang besok pagi aja"
***
"Alhamdulillah, sampai juga di pesantren, tepat pukul setengah 4 pagi, bentar lagi subuh"
"Alhamdulillah ya Allah, cape juga yah, untung naik mobil"
Setelah tidak mendapatkan izin pulang keesokan harinya, membuat Gus Zai dan lain-lain memutar otak 180° untuk pulang di malam hari itu juga, akhirnya mereka memutuskan pesan taksi walau habis lumayan banyak uang untuk taksi, namun itu lebih baik, mereka menggunakan 2 mobil taksi, sedangkan motor mereka, gus Ardi sudah meminta temannya untuk mengambil motor-motor ke villa semalam
"Assalamu'alaikum" seru mereka saat memasuki ndalem
"Waalaikumsalam, eh Gus-Gus dan Ning-Ning, sudah pulang, monggo gus, ning" ujar mbak-mbak ndalem yang memang diminta Abah Zahir untuk menunggu mereka pulang
"Terimakasih, maaf mengganggu ya mbak" ucap ning Aisyah
"Nggih sami-sami Ning, niki mung amanah kangge kulo, nggih mpun Ning, kulo bade wangsul ten asrama nggih Ning, ngapunten sing katah, Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Zai Untuk Aisyah(ON GOING)
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA!! Kisah kehidupan seorang Aisyah Putri Zabrina, yang tak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua kandung. Ia hidup dengan Pakdhe dan Budhe nya, yang sudah merawatnya sedari kecil sejak kedua orang tua nya meninggal dunia. ...