Hari ini, hari pertama Aisyah dan Zai kembali ke pondok setelah melewati banyak nya rintangan..
Aisyah dan Zai kemarin menginap di ndalem, untuk beberapa hari, selama persiapan acara Ali, melamar dan menikah..
Dan kini pasutri tersebut sedang berjalan beriringan menuju ke kelas Aisyah.. Tak banyak santriwati dan santri yang menyapa karena, sedang waktu pelajaran..
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"
"Waalaikumsalam warohmatulohi wabarakatuh!"
"Bismillah, mulai hari ini, saya mengajar lagi,"
Hening-
"Alhamdulillah, Guss! Soalnya kalau Ustadz Haidar yang ngajar kita, galak Gus" Ujar salah satu santriwati
"Ustadz Haidar galak, Gus. Kami sering ketakutan saat waktu nya Ustadz Haidar" Ujar santriwati yang lain..
"Perasaan, lebih galak an Gus Zai dari pada Ustadz Haidar, kenapa orang-orang ini lebih takut sama Ustadz, anehh" Gumam Fatia, membisik pada Aisyah, Aisyah yang mendengar itu, tertawa kecil..
Zai menanggapinya dengan anggukan,
"Astaghfirullah, bisa-bisa nya ketinggalan."Gumam Zai, karena kitabnya ketinggalan
"Ekhem, apa boleh saya pinjam salah satu kitab dari kalian? Kitab saya ketinggalan di ndalem, kalau tidak ada, saya ambil dul-" Ujar Zai dipotong oleh sang istri
"Afwan, Gus. Gus pakai punya Aisyah dulu, " Sahut Aisyah
Zai menatap tajam ke Aisyah, kenapa memanggilnya dengan sebutan Gus? Batin Zai, "jangan panggil aku Gus, Syah" Ujar Zai, membuat sang empu menunduk, sedangkan para santriwati gemas sendiri dengan pasutri ini..
"Maaf, mas... Hehe"
Zai mengangguk
"Baik, terimakasih sayang" Ujar Zai, membuat semua orang yang ada disana memekik tak karuan
"Na'am" Balas Aisyah dengan pipi memerah seperti kepiting rebus, malu sekali, batin Aisyah
"Baik, kemarin sampai mana?" Tanya Zai
"Sampai bab 4 Mas, tentang Wanita Yang Dijamin Masuk Surga" Jawab Aisyah
Tanpa sadar, ujung bibir Zai terangkat, santriwati yang melihat itu terpelongo, melihat Gus nya yang ketus, jahat, hemat bicara, kemana? Gus Zai menatap istrinya, Aisyah, sambil tersenyum simpul..
"Baik, saya akan menjelaskan tentang Wanita yang dijamin masuk surga.." Ujar nya
"Pertama, Khadijah binti Khuwailid merupakan istri dari Nabi Muhammad SAW yang namanya disebut dalam percakapan antara Rasulullah SAW dengan Malaikat Jibril. Seperti yang diceritakan oleh Abu Hurairah RA,
Khadijah adalah wanita yang akan menghidangkan sebuah tempayan berisi makanan dan minuman kepadamu di surga. Sampaikanlah salamku kepadanya, bahwa dia kelak akan masuk surga yang penuh dengan kenikmatan dan tiada terdengar suara jerit penderitaan di sana."
"Khadijah binti Khuwailid merupakan sosok wanita pertama yang beriman kepada Allah SWT, ia adalah wanita suci dan mulia. Tingkah lakunya terjaga dari kebiasaan buruk masyarakat jahiliah. Ia memiliki sifat pemurah dan peduli pada kaum dhuafa."
"Khadijah binti Khuwailid adalah sosok wanita yang rela mengorbankan harta, jiwa, dan raganya demi tegaknya agama Allah SWT."
"Kisah keteladanan Fatimah binti Muhammad ini dapat dijadikan panutan. Ia benar-benar memahami kondisi suaminya Ali bin Abi Thalib."
Jeda 3 detik
"Dituturkan pada suatu ketika Fatimah binti Muhammad bersama suaminya, Ali bin Abi Thalib sedang mengalami kesulitan ekonomi yang mengakibatkan Fatimah lapar selama tiga hari. Ketika, Ali bertanya, "Apa yang menimpa dirimu, wahai Fatimah?" Fatimah menjawab, "Sejak tiga hari yang lalu kami tidak menemukan sesuatu di rumah." Lalu Ali bertanya lagi, "Mengapa engkau tidak memberitahuku?" Ia menjawab, "Pada malam pertama kita, dahulu, ayahku, Rasulullah SAW pernah berkata, "Wahai Fatimah, jika Ali datang kepadamu dengan membawa sesuatu, makanlah, dan jika tidak, janganlah engkau memintanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Zai Untuk Aisyah(ON GOING)
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA!! Kisah kehidupan seorang Aisyah Putri Zabrina, yang tak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua kandung. Ia hidup dengan Pakdhe dan Budhe nya, yang sudah merawatnya sedari kecil sejak kedua orang tua nya meninggal dunia. ...