BAB 22: Bahagiamu, Bahagiaku.

2.4K 100 2
                                    

Setelah Zai dan Aisyah tinggal di rumah baru mereka, kini mereka bisa merasakan kebahagiaan yang selama ini mereka cari-cari..

"Sayangkuu, istrikuu, habibati, zaujatii" Panggil Zai pada istri kecilnya..

Sedangkan, si empu yang sedari tadi mendengarkan suara suaminya, merasa tidak sanggup mendengar panggilan dari suami nya..

"Apa-apaan, pagi-pagi udah bikin jantung orang split! Ga sopan tauuu, ihh gemess aku sama ni jantung, pagi-pagi udah gedebag-gedebug aje" Celoteh Aisyah pada dirinya sendiri..

Zai yang melihat Istrinya sedang memasak, seperti sambil baca mantra, ada apa dengan Aisyah nya? Fikir Zai

"Sayang" Panggil Zai dengan menyentuh pundak Aisyah

"Eh! Astaghfirullah, manak ucul!" Reflek Aisyah, ia memukul lengan Zai, lumayan kencang namun tidak terasa apa-apa untuk seorang Zaidan..

"Astaghfirullahalazim, kamu kenapa Aisyah?" Tanya Zai

Aisyah memasang wajah cengo, apa-apa an suaminya ini, sudah tau jika ia kaget tapi masih di tanyai, "

dasar cowok, semua cowok sama aja!" Ujar Aisyah, melanjutkan aktivitas memasak nya...

Selang beberapa menit kemudian.

"Sayang, biar mas carikan Bibi lagi ya, buat bantu kamu" Ujar Zai

"Nggak perlu mas, Aisyah bisa semuanya sendiri, pekerjaan kayak gini udah Aisyah lakuin dari duluu" Balas Aisyah, sambil menata makanannya di meja makan.

Beberapa hari lalu, Bi Evi, terpaksa harus berhenti bekerja, karena sudah di suruh keluarga nya untuk pulang ke kampung, dan tidak kembali...

Zai menghela nafas, jika istrinya sudah bilang seperti itu, ya percuma saja, mau ia tanyai seribu tujuh ratus tujuh puluh tujuh pun, jawabannya akan tetap sama..

"Sudah siap. Mari sarapan" Ujar Aisyah

Di tanggapi anggukan oleh Zai..

Tidak ada obrolan apapun selama mereka makan, karena sudah terbiasa, hanya ada suara dentuman sendok, dan piring yang berbenturan..

Setelah sarapan, Aisyah dan Zai memutuskan untuk duduk di sofa ruang keluarga di depan tv,menonton tv bersama...

"Mas" Panggil Aisyah pada suaminya, yang matanya fokus ke dia...

"Masss,tv nya itu disitu, bukan disinii.. Jangan liatin aku ihh" Ujar Aisyah, bukan risih namun, Salting karena tatapan yang di berikan oleh Zai begitu manis, dan teduh..

Zai menggeleng, "aku maunya liatin kamu, nggak mau liat tv nya" Balas Zai

"Ishh, yaudaaa" Pasrah Aisyah

Jeda 3 detik, Aisyah teringat sesuatu,

"Mas, mas tau nggak kalau Ali mau lamar Kinan?" Tanya Aisyah

Zai mengerutkan kening, oh ya? Kenapa ia baru tau? Dasar adik durjanah, batin Zai..

"Mas baru tau, setelah kamu kasih tau barusan" Jawab Zai

"Hah, berarti Ali belum bilang sama mas?"

Zai mengangkat alis nya, sebagai jawabannya, entah setelah mendengar informasi bahwa Adiknya hendak melamar seorang gadis, namun tidak memberitahu nya, membuat ia tidak mood..

"Mas, marah ya?" Monolog Aisyah, melihat ekspresi suaminya berubah drastis...

"Mas cuman males, bisa-bisanya dia nggak ngasih tau mas, malah kasih tau kamu" Balas Zai

Aisyah menghela nafas,

"Mas, main ke pesantren yukk" Ajak Aisyah

"besok aja ya sayang, mas lagi capek" Jawab Zai

Gus Zai Untuk Aisyah(ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang