BAB 38: Kisah Santri dan Ustadz

1.6K 77 16
                                    

Hari ini, Aisyah, Zai, Kinan, Ali, dan Nindy, Ardi berniat untuk touring ke suatu tempat, namun ternyata hal itu tidak bisa mereka lakukan di hari ini, karena tiba-tiba saja Abi Zahir meminta untuk berkumpul semua di ruang tamu ndalem. Jika ditanya, kecewa atau tidak, jujur saja kecewa, karena hari yang dinanti-nanti ternyata keadaan tidak mendukung.

Aisyah sedikit terkejut saat ada orang tua dan kakak laki-laki nya Fatia datang, tak lama Fatia pun turut datang dengan wajah yang tampak tak bersemangat,

"Kinan, Aku ngerasa ada yang aneh ya, Fatia kok kayak sedih di datengin keluarga nya? Terus kok ayah nya Fatia diem aja ya" tanya Aisyah

"Syah, mana aku tauu, aku juga sebenarnya banyak banget pertanyaan yang melintas di otak ini, tapi aku mencoba buat nebak nya" ujar Kinan

Tak lama, datang lah Ustadz Atala dan sang Abah, sebelum nya, tadi malam Zai sudah bercerita sedikit tentang sahabat kecilnya, kini Aisyah tau siapa yang bernama Atala.

"Sayang, itu sahabat mas, Atala" ucap Zai berbisik di telinga Aisyah

"Iya, terus Aisyah harus apa? Aisyah deketin gitu?" tanya Aisyah mencoba menggoda Zai

"Ck! Ya jangan lah, sayang, kamu cuma punya aku seorang, inget ya, Seorang." ucap Zai

"Hilih, bisa aja, udah ah, aku mau tau, ini sebenernya ada apa sih Mas? Ais ndak faham deh" kata Aisyah

"Mas sendiri juga ndak tau Habibati" jawab Zai, bohong jika Aisyah tidak salting, mau seberapa lama nya pernikahan nya, ia tetap selalu salah tingkah bila di panggil oleh suami nya dengan panggilan sayang, terlebih dengan bahasa Arab

"Ciee salting" kata Zai menggoda sang istri

"Mana ada, wlee" elak Aisyah

"Eee, jangan fikir karena kamu pake cadar mas ndak tau ya kalau kamu salting, apapun keadaan kamu, apapun yang menutupi pipi kamu, kalau pipi kamu merah tetep keliatan sayangkuu" ujar Zai

***

"Mas aku nggak nyangka, ternyata kalau Abi marah gitu ya, sampe nggak ada yang berani jawab loh" ucap Aisyah

"Iya sayang, marah nya orang pendiam itu lebih menakutkan dari pada marahnya orang yang suka marah-marah" sahut Zai

"Apa kamu tau, apa masalah nya Fatia sekarang? Aku mau cari tau mas, aku bener bener nggak nyaman kalau kepikiran, soalnya Fatia itu sahabat aku mas, dia teman yang baik, aku ngerasa dia saat ini ada di titik yang rendah, dia yang selalu ceria, cerewet, bawel mas, aku takut dia malah tertekan karena nggak ada temen curhat lagi, soalnya dia udah nggak sama aku sama Kinan juga" ujar Aisyah

"Iya sayang, mas bakal coba tanya Atala nanti ya, kamu coba tanya sama Fatia, ya? Tapi, mas nggak bolehin kamu buat terlalu mikirin ini, karena itu nggak baik, fahimtum ya Habibati?" ucap Zai

"Fahimna ya Habibie!" balas Aisyah

"Kalau gitu Aisyah mau cari Fatia dulu ya sama Kinan kok, tenang aja! terus nanti juga, -" ucap Aisyah menjeda ucapannya

"Kenapa, Humairah, hm?" tanya Zai

"Kalau nanti Ais ngajak Fatia sama Kinan nginep dikamar ini boleh nggak? Kamu tidur nya juga sama cowok-cowok, aku mau tidur bertiga sama sahabat-sahabat aku, boleh ya? Aku udah omongin ini sama Kinan juga. Kalau emang Fatia bakal nikah sama Ustadz Atala, aku nggak papa, yang penting aku tau sumber masalah mereka, yang bikin mereka menikah secara terpaksa,bukan nya aku menghendaki mereka ya mas, tapi aku tau Fatia, dia orang nya sebenernya mudah kepikiran, tulus juga orang nya, penyayang, aku cuman takut dia nggak bahagia sama pernikahannya" ujar Aisyah

Zai tersenyum simpul, lantas memegang kedua bahu Aisyah, "boleh kok, kenapa nggak boleh? Terus buat masalah nya, mas bakal coba tanya sama Atala nanti, kita cuman bisa bantu berdoa sayang, kita nggak bisa ngehakimin ini secara sendiri, karena juga posisi nya, yang jadi saksi cuman Abi disana, siapa yang bisa jelasin dengan kata lain coba selain Fatia nya sendiri sama Atala nya" ujar Zai

"Semoga mereka memang benar jodoh, semoga mereka bisa bahagia terus, Aamiin!" ucap Aisyah

"Aamiin!" sahut Zai

***

"

Ummikuu yang cantik!" panggil Aisyah pada Ummi Iyah yang sedang bergulat dengan bahan-bahan dan alat-alat masak di dapur

"Ehh, menantu ku yang cantik dan manis, kenapa sayang, hm?" tanya Ummi Iyah

"Ummi lagi apa?" balas Aisyah

"Ohh, ini Ummi lagi masak, kamu mau bantuin Ummi?tolong kamu potongin sayur-sayuran itu ya" ucap Ummi Iyah

"Wahh, boleh dong, mii" balas Aisyah langsung menyambar sayur-sayuran untuk ia potong

"Oh ya, Mi, Aisyah mau tanya boleh?" tanya Aisyah

"Tanya apa sayang boleh dong, kenapa nggak?" jawab Ummi Iyah

"Mi, apa beneran Fatia bakal dinikahin sama Ustadz Atala?" tanya Aisyah sedikit ragu

Terdengar helaan nafas dari Ummi Iyah, "iya nak, kalau Abi mu yang angkat bicara, ndak ada yang bisa bantah" ucap Ummi Iyah

"Kapan Mi memangnya?" tanya Aisyah

"Jangan kaget ya, nduk" ucap Ummi Iyah

"InsyaAllah ndak Ummi" balas Aisyah

"Sesok nduk" ucap Ummi Iyah, membuat Aisyah tertegun,

"Besok? Mi, apa ndak terlalu terburu-buru? Mereka baru kenal Mi, belum ada satu minggu, tadi Kinan cerita sama Aisyah, katanya kemarin pas Kinan sama Fatia ke pasar, mereka mampir ke taman, dan disana Fatia ndak sengaja nabrak laki-laki Mi, dan ternyata dia Ustadz Atala, Mi" ujar Aisyah dengan menatap Ummi Iyah yang juga menatapnya

"Ummi juga ndak tau sekarang, nduk, Ummi bingung harus gimana lagi, kalau memang mereka menikah, mereka juga memang harus saling mencintai, nduk. Cinta itu gampang tumbuhnya, tergantung orangnya yang merasakan nya" ujar Ummi Iyah

"Ummi denger-denger, Atala belum pernah ngerasain jatuh cinta, dia cuman mencintai Bunda nya, kalau di bilang, Atala itu ndak bisa mencintai seseorang karena Ayahnya pernah bilang kalau carilah perempuan yang sama seperti bundamu, disisi lain, Atala belum pernah ketemu sama Bunda nya, jadi Atala nggak tau gimana Bunda nya, gimana mencintai seseorang yang seperti Bunda nya, cinta nya Atala ada di Bunda nya, nduk"sambung Ummi Iyah

"Iya Mi, tapi kasian sama Fatia, dia juga belum pernah jatuh cinta yang sebenarnya benarnya, dia selalu bilang sama Aisyah dan Kinan, kalau Fatia impian nya menikah dengan seorang laki-laki yang diidam-idamkan nya, laki-laki yang dia cintai dengan ugal-ugalan, laki-laki yang bisa ia jadikan rumah untuk dia pulang" ujar Aisyah

"Kita udah ndak bisa apa-apa, kita cuman bisa berdoa sama Allah, kita cuman bisa pasrah sama takdir yang sudah di tentukan sama Allah" ucap Ummi Iyah

"Iya Mi, udah ah, kita lanjut masak aja, hehe maaf ya Mi, Ummi jangan mikirin ini ya" ucap Aisyah merasa tak enak hati membuat ibu mertua nya terikut sedih

"Iya Mi, udah ah, kita lanjut masak aja, hehe maaf ya Mi, Ummi jangan mikirin ini ya" ucap Aisyah merasa tak enak hati membuat ibu mertua nya terikut sedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gus Zai Untuk Aisyah(ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang