BAB 39: Kelapangan Hati

1.3K 66 11
                                    

Hari yang tidak pernah Fatia inginkan telah tiba. sedari bangun tidur sampai tidur lagi, Fatia tak berhenti menangis, Aisyah dan Kinan sangat ikut terpukul dengan keadaan sahabat mereka yang sebelumnya tak mengenal air mata, harus mengeluarkan banyak air mata.

"Fat, udah ya nangis nya, kasian mbak make up nya loh, nggak selesai-selesai nanti kamu make up nya, udah ya, kasian juga mata kamu udah bengkak" ucap Aisyah menenangkan Fatia yang masih menangis tersedu-sedu

"Aisyah, tolong bangunin gue kalo ini mimpi, Syah. Gue nggak siap!" ucap Fatia

"Sayangnya ini bukan mimpi Fat, ini kehidupan yang nyata" balas Aisyah

"Fatia"

"Bundaa!"

"Bunda, Fatia nggak mau Bun, menempuh kehidupan baru sama orang yang nggak Fatia cinta, bahkan dia juga nggak mau sama Fatia bun" ujar Fatia

Bunda Tiara tidak bisa menahan air mata nya yang hendak jatuh, ia benar benar tidak menyangka jikalau putri bungsu nya harus menikah dengan orang yang tak ia cintai

"Sayang, kamu harus janji sama Bunda, kamu bisa, kamu kuat, kamu pasti bisa merubah keadaan seperti ini jadi keadaan yang berbalik" ucap Bunda Tiara

"Fatia nggak janji bun, Fatia nggak janji" ucap Fatia

***

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq." ucap Ustadz Atala dengan satu tarikan nafas, membuat orang yang mendengarkan nya menghela nafas bahagia

Pernikahan Atala dan Fatia tidak di sebar luaskan, hanya keluarga inti dari para mempelai, dan Ustadz-Ustadzah yang ada di pesantren

Fatia berjalan ke arah Ustadz Atala yang kini berstatus sebagai suami nya, Ia duduk di samping nya, dan mencium punggung tangan milik suaminya.

Atala meletakkan tangan kiri nya di atas ubun-ubun gadis yang kini sudah dah menjadi istrinya, ia mengucapkan doa pada sang istri di satu sisi tangan kanannya masih dicium oleh istrinya, setelah itu mereka spontan saling melempar pandangan, sampai Atala membuang pandangan ke arah lain

***

"Berhari-hari saya menunggu jawaban dari kamu, berhari-hari pula saya tidak melihat adanya kamu di sekitar saya, namun sekali saya melihat kamu, menerima kabar kamu, tapi yang saya terima ternyata kabar yang benar-benar di luar dugaan saya, kamu malah menikah dengan orang lain, padahal kemarin saya melamar kamu, namun ternyata hati kamu bukan untuk saya, Nur Fatia." ujar seorang pria yang tengah duduk sendiri di taman,

"Saya sakit hati, saya terluka, pertama kali saya jatuh hati, jatuh cinta, namun ternyata tidak semulus apa yang saya bayangkan, Ya Allah, hamba percaya, bahwa takdir mu lebih baik dari apa yang saya inginkan Ya Allah, namun ini benar-benar sakit, sakit sekali" sambungnya, menangis seorang diri di tempat sunyi, menurutnya ini lebih baik

"Jatuh cinta memang sakit, Ustadz"
ucap seorang perempuan berjalan ke arah nya

"Assalamu'alaikum" ucapnya

"Waalaikumsalam warohmatulohi wabarakatuh, kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya nya

"Maaf Ustadz, saya mengingkari janji saya, saya membuat Ustadz menunggu saya yang tak pasti, maaf saya membuat Ustadz sakit hati, ini benar-benar diluar bayangan saya, Ustadz" ujar nya

Gus Zai Untuk Aisyah(ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang