BAB 45: TES DNA

729 41 3
                                    

Surabaya-pukul 19.30 wib

"Bagaimana dok?" tanya Gus Zai

"Maaf Pak, ini harus menunggu beberapa waktu agar hasilnya lebih meyakinkan" ucap dokter tersebut

Mendengar itu, Zai sedikit kecewa, namun ia sedikit lega, karena Zai yakin kalau ini semua tidak benar

"Kalau seperti ini, berarti saya harus tetap tinggal di pesantren, sampai hasil tes dna nya keluar, bukan begitu, gus?" ucap Saskia

"Tidak"

"Kok tidak? Kan memang harusnya selama masih nunggu hasil nya, aku tetap tinggal sama kamu dong, gus"

"Kita nggak ada hubungan apa-apa, untuk apa kamu tinggal di rumahku?"

"Kamu nggak boleh tinggal serumah sama kita!" hardik Aisyah

"Kamu nggak usah ikut campur dulu, Ning!" bantah Saskia

"Kenapa nggak usah ikut campur dulu? Aku ini Istri sah dari Gus Zai! Aku berhak dong, terus kenapa kamu tiba-tiba dateng ke kehidupan aku sama keluarga aku, terus berusaha buat ngancurin kebahagiaan aku!"

"Aku udah sabar, aku yakin sama suami aku, pasti dia ngga pernah aneh-aneh sama perempuan lain, apalagi spek yang kayak kamu ini... Di pasar malem juga banyak kalau spek kayak kamu gini... Sedangkan aku, coba kamu tanya sama mas Zai, cara dapetin aku mudah atau nggak. Kalau aku sih memilih di kejar-kejar lewat jalur langit aja ya, aku mah nggak mau sih kalau ngejar-ngejar orang yang nggak punya perasaan kaya kamu, jadi perempuan kayak aku itu mahal, dan limited edition!"

"Jadi, sebelum kamu keduluan malu, mending kamu mundur dulu ya, soalnya kamu nggak mungkin bisa buat nyaingin aku, apalagi buat nyingkirin aku dari hidup mas Zai?! Jangan harap ya, aku udah jadi menantu kesayangan Umii sama Abi, Ning kesayangan para santri dan santriwati, aku juga punya backingan saudari aku, yaitu Ning Nindy, ingat itu, udah ya, aku nggak mau lama lama ngobrol sama perempuan jalang seperti kamu, kasian anak aku nanti, Assalamu'alaikum " Lantas Aisyah meninggalkan Zai dan Saskia

"Sayang!" panggil zai, menyusul Aisyah

"Eh! Gus! Ihhhhh!! Gak suka gue kalau kalah! Di kamus hidup gue gak ada yang namanya kekalahan, mau bener apa salah gue bakal tetep merjuangin!" kekeh Saskia

***

"Sayang, kamu masih marah? Kamu nggak percaya lagi sama mas,hm?ucap Zai

"Maaf mas, kalau Aisyah udah durhaka jadi istri, Aisyah belum bisa jadi istri yang baik dan sabar, Aisyah masih suka nggak percaya, suka marah marah" kata Aisyah hal itu membuat Zai tertawa kecil

"Kok malah ketawa?" tanya Aisyah dengan tatapan tajam

"Sayang.. Dengerin mas ya... Baik buruknya kamu, cerewet nya kamu, jeleknya kamu, cantiknya kamu, nakalnya kamu, semua yang ada di kamu itu sudah mas terima setelah mas mengucapkan ijab qobul di depan para saksi, jadi seharusnya mas disini yang minta maaf, karena mas belum bisa jadi suami dan calon ayah yang baik seperti yang kamu impikan, tapi mas minta sama kamu untuk selalu mau dan selalu ada sama mas, dengan apapun keadaan mas, mau ya?"ujar Zai dengan suara lembut nan khas nya, sambil membelai pipi gembul sang istri

"Aku mau, asalkan kamu janji, kalau yang sedang terjadi ini bukan kenyataan, dan ini hanya fitnah, aku nggak sanggup kalau harus me-" belum selesai bicara bibir Aisyah sudah ditutup oleh telunjuk Zai dengan pelan

"Shutt... Pegang kata-kata mas sayang, kalau ini semua fitnah, ini semua nggak bener sayang, pegang kata-kata mas, mas nggak bohong. Jangan marah ya sayang, kamu jangan mudah percaya dengan orang lain, percayalah sama mas seorang.." ucap Zai

Gus Zai Untuk Aisyah(ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang