Kini Ali sedang jalan melihat-lihat pesantren*
Ali tak sengaja melihat seorang perempuan yang sedang memegang kamera di taman pesantren. Hal itu berhasil membuat Ali penasaran, siapa Dia?
Akhirnya Ali mendatangi perempuan itu.
"Assalamu'alaikum"
"Eh, Astaghfirullah. Waalaikumsalam"
"Gus Ali, ada apa ya Gus?"
Tanya Kinan sambil menundukkan pandangan.Tanpa sadar Ali tersenyum sekilas, sangat sekilas sampai tak terlihat jika sedang tersenyum.
Ali tetap diam.
"Gus?"
"Eh, iya"
"Maaf, ganggu ya?"
"Nggak kok Gus, Saya sudah selesai foto taman nya"
"Foto taman untuk apa?"
"Saya di minta Ustadzh Haidar untuk memotret lingkungan-lingkungan pesantren Gus"
"Ohh, yasudah lanjut aja. Maaf ganggu, Assalamu'alaikum"
"Nggak ganggu kok Gus, Waalaikumsalam"
Saat Ali sudah pergi, Kinan bernafas lega, karena sedari tadi Kinan mencoba menahan nafas karena gerogi.
"Huhhh, Alhamdulillah bisa nafas lagii.
Kok jantungku rasanya dah dig dug serr ya, jantung ku berjoget ria mungkin karena pertama kali di ajak Gus Ali ngomong" Gumam Kinan"Astaghfirullah, ga boleh gitu Kinan, beliau Gus mu sendiri. Singkirin pikiran-pikiran yang nggak penting-penting itu"
Sedangkan Gus Ali, masih bertanya-tanya siapa dia.
"Astaghfirullah ya Allah, kenapa aku penasaran dengan santriwati tadi. Kenapa pula aku gak tanya nama nya"
Geram Ali pada dirinya sendiri"Bentar. Tadi dia disuruh Ustadzh Haidar buat foto lingkungan-lingkungan pesantren, berarti Ustadzh Haidar tau siapa santriwati tadi. Yah! Bener, gue harus tanya biar rasa penasaran ini ilang"
"Allahu Akbar"
"Allahu Akbar""Udah adzan maghrib, ke musholla dulu deh. Pasti Ustadzh Haidar juga udah di musholla"
Saat Ali sedang berjalan ke musholla Ali melihat 3 santriwati sedang berjalan ke musholla.
"Santriwati tadi, sama Aisyah. Apa mungkin dia temennya Aisyah ya? Nanti gue tanya istri mas ku aja kalo gitu"
Setelah sholat maghrib, Aisyah dan kedua sahabatnya kembali ke asrama, tentunya sudah dapat izin dari suami nya, karena pernikahan mereka belum ada yang tau makannya Aisyah harus tetap di asrama.
"Ning!"
Aisyah, fatia, dan Kinan berhenti, dan berbalik kebelakang.
"Gus, jangan panggil aku Ning! Nanti ada yang denger, gimana?"
"Maaf, tadi keceplosan"
"Ada apa?"
"Mau bicara bentar boleh nggak?"
"Ngomong aja"
"Berdua. Janji cuman sebentar"
Ucap Ali sambil memberi 2 jari"Udah, ngomong aja Syah. Kan Gus Ali adik ipar kamu"-Kinan
"Yaudah, kalo gitu gue sama Kinan ke asrama dulu, Assalamu'alaikum"-ucap Fatia
"Waalaikumsalam"jawab Ali dan Aisyah
"Ada apa Gus?"
"Jangan panggil Gus"
"Kan aku disini lagi jadi santriwati, gimana sih Gus"
"Yaudah terserah, aku cuman mau tanya"
"Tanya apa?"
"Tentang temen kamu"
Dahi Aisyah mengkerut
"Temen ku? Yang mana?"
"Eee, yang-yang"
Aisyah memutar mata malas, karena tak faham apa yang dimaksud Ali ini?
"Yang apa sih Guuss!"
"Yang jago foto pake kamera!"
Ali reflek menutup mulut nya dengan tangannya, karena sepertinya suara nya terlalu keras.
"Yang jago foto pake kamera?"
"Nah iya, dia siapa nama nya?"
Aisyah berfikir sejenak. Dan akhir nya ia faham jika yang dimaksud Gus Ali adalah "Kinan"
"Kinan Zanara"singkat Aisyah
"H-hah?" Beo Ali
"Ya nama nya Kinan Zanara"
"Ohh, oke"
"Udah? Yaudah Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam"
Saking mereka fokus ngobrol, tak sadar jika ada yang sedang mengawasi mereka bahkan memfoto Aisyah dan Ali.
Haii, sampai sini duluu!!
Assalamu'alaikum 🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Zai Untuk Aisyah(ON GOING)
Novela JuvenilFOLLOW SEBELUM BACA!! Kisah kehidupan seorang Aisyah Putri Zabrina, yang tak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua kandung. Ia hidup dengan Pakdhe dan Budhe nya, yang sudah merawatnya sedari kecil sejak kedua orang tua nya meninggal dunia. ...