BAB 06: Perjodohan

3.2K 132 1
                                    

Assalamu'alaikum Teman-teman, apa kabar nih, semoga senantiasa baik-baik saja yaa🥰..
Sebelum lanjut, vote, follow, dan komen dulu ya..

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى علي سيدنا محمد

Happy Reading All!



-sampai di pondok pesantren Al-Ikhlas

"Wahh, besar banget ya pakdhe pondok nya" Beo Aisyah

"Haha, iya dong sayang, ini pondok sahabat almarhum Ayah kamu"jawab pakdhe

"Ohh, baru tau"

"Aisyah, ayo masuk ke ndalem dulu"

"Iya budhe"
___________________________________________

"Assalamu'alaikum, Ummi,Ummi panggil saya?."-ustadzah Fauzi

"Waalaikumsalam Oh Ustadzah, iya ustadzah saya panggil ustadzah" Ujar Ummi

"Ada apa ya Ummi, apa ada yang bisa Fauzi bantu?" Tanya ustadzah Fauzi

"Iya Ustadzah, bantu saya bikin minuman ya, sebentar lagi ada tamu spesial soalnya" Balas Ummi Iyah

"Baik Ummi, siap laksanakan, kalau boleh tau, mau ada tamu siapa Mi?" Tanya Ustadzah Fauzi

"Terima kasih ya Ustadzah, sudah repot-repot, iniloh mau ada tamu, santri baru, yang kebetulan anaknya sahabat nya Abi"

"Sama sama Ummi, Fauzi tidak merasa di repotkan kok. Ohh begitu,Mi"

Selang beberapa detik Ummi Iyah teringat sesuatu...

"Eh, Ustadzah maaf, saya boleh minta tolong?" Tanya Ummi

"Iya ummi?"

"Ustadzah tolong cari Gus Zai yaa, suruh dia pulang ya Ustadzah, mau ada tamu spesial soalnya" Ujar Ummi Iyah.

"Na'am Ummi, kalau begitu Fauzi pamit dulu ya Ummi Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam"

Saat Ustadzah Fauzi sedang mencari Gus Zai:

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam, nyari sinten nggih?"

"Maaf, mau tanya Ndalem nya dimana ya?"

"Apa ini tamu nya Ummi ya, yang katanya spesial" Batin Ustadzah Fauzi

"Ndalem nya, wonten ten sebelah mriku, bu" Ujar Ustadzah Fauzi

"Oh, inggih, maturnuwun nggih, Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam, monggo"

"Itu tadi yang bercadar, siapa ya?" Tanya nya di dalam hatinya..

Saat mau jalan lagi ustadzah Fauzi melihat Gus Zai sedang mengobrol dengan Ustadz Haidar...

"Nahh, itu dia, Gus Zai. Guss!" Panggil Ustadzah Fauzi

Panggilan dari ustadzah Fauzi, mampu membuat mereka berdua melihat ke arahnya..

"Astaghfirullahalazim, apa apaan anda teriak, Ustadzah" Tegur Gus Zai

"Hehe, maaf Gus, tadi suara saya kelewat volume nya"

Ustadz Haidar berdecak

"Ada apa Ustadzah Fauzi memanggil Gus Zai, kalau tidak ada urusan, Gus Zai sedang ada urusan dengan saya, Assalamu-"

"Ett, tidak bisa, Ustadz. Karena Gus Zai di panggil sama Ummi Iyah, kata beliau, ada tamu penting plus spesial" Ujar ustadzah Fauzi

Zai mengangguk, "baik Ustadzah, terimakasih. Ustadz, nanti dilanjut lagi, saya pamit dulu, Assalamu'alaikum" Pamit Zai

"Iya Gus, waalaikumsalam" Balas Ustadzah dan Ustadz itu

"Gus Zaidan, ganteng bangett" Gumam ustadzah Fauzi, masih bisa didengar oleh ustadz Haidar yang tak jauh darinya

"Kenapa bisik-bisik Ustadzah, kenapa nggak langsung bilang saja?" Ujar Ustadz Haidar

"Ish! Ustadz ini nyaut aja!" Sebal Ustadzah Fauzi

"Sudah-sudah, tidak penting bicara sama Ustadzah, saya pergi saja, Assalamu'alaikum!" Ustadz Haidar melenggang pergi dari sana

"waalaikumsalam! Hus-hus!"

____________________💐💓_________________

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam"

Gus Zai ngelag, kenapa tiba-tiba rumahnya ramai orang..

"Nak, salim dulu sama mereka" Ujar Ummi Iyah, diangguki oleh Zai

"Na'am Ummi" Balas Zai

"MasyaAllah, ini putra mu yang kedua, Hir?" Tanya pakdhe Aisyah

"Haha, iya.. Sudah berubah ya?" Ujar Abi Zahir

Zai menyalami mereka semua, kecuali Aisyah. Aisyah pun tak mempermasalahkan...

"Zai, mereka adalah Paman dan Bibi dari Aisyah"

Zai melirik sekilas ke arah Aisyah yang sedari tadi menunduk sambil memainkan jari-jarinya.. Tak sadar, ujung bibirnya terangkat..

"Iya Abi, namun, bukannya biasanya kalau ada santri baru, tak perlu ada Zai?" Ujar Zai

"Iya, nak. Itu bila santri-santri lain, kalau ini adalah santri selamanya, untuk kamu" Ujar Abi, membuat Zai bingung, tak kalah, Aisyah juga terkejut

"Maksudnya, apa Bi?" Tanya Zai

*Aisyah yang mendengar ucapan Abi Zahir pun sontak kaget, tak mengerti apa yang dimaksud.

"Kalian jangan bingung dulu. Jadi kalian mau dijodohkan" Ujar Abi

"A-apa?"
Bukan zai yang bicara tapi Aisyah

"Iya, nak. Zai adalah calon suami mu" Ujar Abi

"Abi Zahir jangan bercanda, Mana mungkin-" Ujar Aisyah

"Mungkin" Potong Gus Zai

"Kalau sudah jodoh, kenapa tidak mungkin?" Balas Zai

"Apa Gus menerima perjodohan ini?" Tanya Aisyah

"Apa yang Ummi dan Abi minta, selagi saya bisa mengabulkan, kenapa tidak?" Ujar Zai

"Aisyah, apa kamu tidak mengingat saya? Bukankah, saya yang menolongmu malam itu?" Tanya Zai

"Saya ingat Gus, ingatt sekali, namun apa tidak ada cara lain Gus, untuk saya balas budi?" Tanya Aisyah

Gus Zai menggelengkan kepala

"Saya tidak meminta mu untuk balas budi, tapi menemani seumur hidup saya"

"Abi, kalau Zai boleh jujur, setelah pertemuan pertama Zai dengan Aisyah, Zai sudah jatuh hati dengan Aisyah Bi" Jujur Zai pada semua orang..

Aisyah dikejutkan dengan untaian Zai barusan..

"Aisyah, ini permintaan dari almarhum Ayah kamu" Ujar budhe Wati

"Aisyah, ini semua sudah kami fikirkan dari jauh, lagian, Budhe dan Pakdhe tidak bisa menjaga kamu selama nya nak, Pakdhe mau tanggung jawab pakdhe pindah ke Zai, calon suamimu" Ujar Pakdhe Heri

Perkataan mereka, mampu membuka pintu hati Aisyah, terutama ungkapan beberapa menit lalu..

Ayo Aisyah Terima!

"Gimana Aisyah, apa kamu menerima perjodohan ini?" Tanya Ummi Iyah pada Aisyah

Kini semua orang yang ada disana sedang menunggu jawaban dari Aisyah...

"Aisyah.."

Aisyah menarik nafas dalam-dalam dan,

Sampai sini dulu ya! Jangan lupa Vote, Komen and Follow!

Assalamu'alaikum 🙏🏻

Gus Zai Untuk Aisyah(ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang