BAB 37: Kejadian Tak Terduga

1.5K 77 23
                                    

Haii, Happy Reading All!!



"Assalamu'alaikum, Ustadz"

"Waalaikumsalam, masuk"

"Maaf Ustadz, saya terlambat" ucap Fatia tertunduk

"Faham juga kamu, kalau kamu terlambat" balas Haidar

"Maaf Ustadz, apa hukuman saya akan di tambah lebih berat lagi?" tanya Fatia

"Ya, kamu telat sepuluh menit, Fatia. Sepuluh menit itu lama, kamu sudah membuang waktu saya selama sepuluh menit, kamu harus menanggung hukumannya" ujar Haidar

Helaan nafas terdengar dari mulut Fatia,
"Baik Ustadz, Fatia akan terima hukumannya, sesuai konsekuensi keterlambatan Fatia" pasrah Fatia

"Bagus. Sekarang kamu punya dua pilihan, pilihan pertama hukuman selamanya tapi ringan, atau hukuman berat tapi lama" ucap Haidar

"Maksudnya Ustadz? udah hukuman selamanya tapi ringan? terus hukuman berat tapi juga lama, maksudnya seperti apa Ustadz?" tanya Fatia tak faham

"Baiklah, to the point saja, pilihan pertama kamu bersihkan seluruh area pesantren selama satu bulan, atau pilihan kedua, kamu-" ucap Haidar menjeda ucapannya

"Pilihan kedua apa, Ustadz?" tanya Fatia

"Kam-kamu menikah dengan saya" sambung Haidar

Deg

"Mm-maksudnya? Ustadz minta saya jadi  istri Ustadz Haidar?" tanya Fatia

"Apa masih kurang jelas Fatia? Pilihan kedua, kamu menikah dengan saya, hukuman kamu akan tergantikan oleh pahala karena sudah menjalankan ibadah Allah terlama, bersama saya" ujar Haidar

"Me-menikah? Ustadz, menikah itu pilihan yang berat, menikah itu bukan hanya soal cinta, mesra, sayang, bersama, tapi cinta juga soal kekuatan cinta, kekuatan bersama, kesabaran yang luas, pengetahuan yang luas tentang menjadi suami ataupun istri, dan masih banyak lagi Ustadz" ujar Fatia

"Saya yakin, kita bisa melakukannya Fatia, saya akan memberikan kamu waktu selama dua hari, dan selama dua hari itu kamu harus memikirkan nya dengan matang, kalaupun saya harus menunggu kamu untuk belajar, saya akan menunggu, saya tulus pada kamu, Fatia" ujar Haidar dengan lembut, jujur saja baru pertama kali ini Fatia mendengar suara lembut Ustadz Haidar, bahkan rasanya, suara lembut tersebut berhasil menghipnotis nya

"Beri saya waktu Ustadz, ini terlalu mendadak untuk saya, Fatia permisi Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam"

Saat Fatia tengah berjalan menuju ke asrama nya, ia melihat Gus Zai, bersama Atala, ih tidak tapi Ustadz Atala, Fatia memilih bersembunyi di balik pohon mangga, mendengarkan pembahasan dua lelaki itu, katakanlah, Fatia kepoan

"Gus, saya bahagia, saya bisa bertemu denganmu lagi Gus" ucap Atala

"Apalagi saya, saya sangat senang bisa bertemu kembali dengan sahabat kecil saya, kita terpisah karena keadaan, dan kita dipersatukan kembali karena takdir Allah, tapi kita dipisahkan juga karena takdir Allah" ujar Zai

"Oh ya Gus, kata Ummi, kamu sudah menikah? dan istrimu sedang mengandung, dimana sekarang istrimu Gus?" tanya Atala

"Dia di ndalem, lagi istirahat, tadi juga dia yang meminta untuk kesini, katanya dia rindu dengan suasana pesantren, mungkin sekarang dia sudah tidur" ujar Zai yang diangguki oleh Atala

"Sepertinya saya harus kembali ke ndalem dulu, Ustadz, nanti saya akan kembali kemari saat waktu isya'" ujar Zai pada Atala

"Baik, Gus, mangga" kata Atala

"AKHHHH!!!!"

Setelah Zai meninggalkan Atala, Atala dibuat terkejut mendengar teriakan seseorang dari arah belakang mereka, lebih tepatnya di belakang pohon mangga, terlihat sesorang santriwati yang menghentak-hentakkan kakinya di tanah, seperti ketakutan

"AKHHH!!KECOAAAAKKK!" teriak nya lagi

Fatia reflek berlari kedepan tanpa melihat kedepan, dan

Brugh!

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 detik

"Astaghfirullah! Kalian!" teriak seseorang paru bayah dari arah tak jauh dari mereka, mendekat ke arah mereka

"Apa-apaan kalian! Atala! Nak, apa ini, kenapa bisa kamu malah pelukan dengan- astaghfirullah, bukannya kamu santriwati disini, lebih tepatnya sahabat menantu Abi"murka Abi Zahir

"Bukan Abi, ini hanya salah faham, Bi-" ujar Atala mencoba menjelaskan, belum selesai, tiba-tiba

Plakk!!

Pipi Atala memerah, setelah mendapat tamparan dari Abi Zahir, mungkin Abi Zahir sudah kecewa level atas, fikir Atala

Fatia terkejut dengan kejadian barusan yang ia lihat, pertama kali nya melihat Abi Zahir, Kyai di pesantren nya menampar seseorang, terlebih Ustadz yang masih terbilang baru

"Ini semua salah faham Bi, ini salah Fatia, tadi disana ada kecoa, dan saya reflek berlari tanpa melihat kedepan Bi, tidak sengaja saya menabrak Atala, eh maksdunya Ustadz Atala, sumpah Abi, ini salah faham" ujar Fatia

"Tidak perlu membawa bawa nama Allah! Kalian sudah salah! Abi tidak mau mendengarkan alasan apapun dari kalian, besok kalian harus berkumpul di ndalem, apapun alasan kalian, kesalahan kalian tadi sudah kesalahan terfatal! Orang tua kalian akan Abi panggil, untuk membicarakan ini" tegas Abi Zahir, membuat Fatia semakin merasa bersalah pada Atala

"T-tapi Abi"

"Tidak ada tapi tapian, kalian harus tanggung jawab atas kesalahan kalian sendiri, assalamu'alaikum" ujar Abi Zahir lantas meninggalkan Fatia dan Atala

"Ekhem, puas kamu?" Atala memberanikan diri untuk kembali bersuara, Fatia menatap beberapa detik bola mata hitam milik lelaki yang ada di depannya ini, jantungnya sudah tidak bisa biasa, sedari tadi sore, ia menahan sesak di dadanya

"M-maaf U-ustadz, ini salah Fatia, sumpah Demi Allah, Fatia nggak ada niatan apa apa sama Ustadz, Fat-fatia cuman, hiks" Ucap Fatia tersedu sedu

Mendengar is akan dari Fatia, membuat Atala merasa bersalah, "Cukup. Sekarang  lebih baik kamu ke masjid, sebentar lagi waktunya sholat Isya'" ucap Atala mengalihkan topik

"Hiks, sekali lagi, Fatia minta maaf Ustadz, Fatia nggak tau, nggak nyangka ini semua bakal terjadi" ucap Fatia

"Iya, kita fikirkan ini besok, biar kita harus mengikuti alur dari Allah yang pasti lebih baik, sekarang kamu ke masjid" balas Atala

"B-baik Ustadz"

***

Haii, sampai sini duluu!!
Jangan Lupa VOTE, KOMEN, FOLLOW!!

Assalamu'alaikum 🙏🏻

Gus Zai Untuk Aisyah(ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang