BAB 44: Memilih Diam

1.4K 58 13
                                    

"Kalian,kenapa disini berduaan?"

"Mas Zai"kata Aisyah saat melihat suami nya berdiri tak jauh darinya dan adik iparnya

"Aisyah, ayo kita pulang, sayang, mas dari tadi nyariin kamu kesana kemari, ternyata kamu disini, ayo pulang, yang" ujar Gus Zai

"Mas, aku dari tadi udah bujuk Aisyah buat ajak dia pulang, kalau Aisyah mau pulang, pasti kita udah pulang dari tadi, Mas" ucap Gus Ali

Seakan tak menghiraukan keberadaan Ali, Zai memilih diam dan langsung membawa Aisyah pergi dari pemakaman

"Mas! Aku nggak mau pulang! Lepasin!" titah Aisyah, lantas melepas paksa genggaman dari Zai

Zai yang melihat itu tampak tak suka, ia menatap tajam ke arah Aisyah, rasa nya ia sangat cemburu melihat Istrinya tak mau menurut padanya,

"Sayang, nurut kata mas, nurut kata suami kamu ini, sayang.. Ayo pulang" bujuk Zai

"Nggak mas, aku butuh waktu buat sendirian dulu" tolak Aisyah

"Sayang, kita pulang yuk, nggak baik pagi-pagi kamu harus strees begini sayang, kasian anak kita.." ucap Gus Zai

"Kasian? Iya? Iya, mas, kasian.. Tapi kenapa kenyataannya kamu nggak kasian sama anak kita! Kenapa kamu malah bikin anak kita sedih, mas?!"

"Sayang, sabar sayang, jangan emosi... Mas mohon, kamu dengerin penjelasan dari mas dulu, ya? Ini nggak bener, sayang, percaya sama mas, ini sedang ada cobaan diantara kita" tutur Gus Zai

"Aisyah, mending kamu pulang, ya? Pulang, Syah, jangan bikin semua orang sedih dengan ini semua, kita selesaiin masalah ini dengan kepala dingin" ujar Ali, lantas ia memilih bergegas pergi dari sana

Setelah mendengar ucapan Ali, ia menjadi lumayan tenang, "aku mau pulang, tapi aku nggak mau bahas masalah ini, aku udah pasrah sama ini semua" ujar Aisyah, lantas ia masuk ke mobil tanpa memperdulikan suaminya

***

"Assalamu'alaikum" salam Aisyah dan Zai

"Waalaikumsalam" seru mereka menjawab salam dari sepasang suami istri itu

Kini di ruang keluarga ndalem berisi Abi Zahir, Ummi Iyah, Ning Nindy, Gus Ardi, Ning Kinan, Gus Ali, tak lupa Saskia dan Raisha

"Nduk.. Alhamdulillah kamu mau kembali kemari, nak" ucap Ummi Iyah

Aisyah tersenyum tipis, "Aisyah mau ke kamar, Mi.. Assalamu'alaikum" ucap Aisyah

Semua orang ikut sakit hati melihat sikap Aisyah yang sudah berbeda, tentu mereka tau bagaimana perasaan Aisyah saat ini.. Sakit, tentu sakit

"Zai, duduk." pinta Abi Zahir saat melihat Zai mau menyusul istrinya

"Baik, bi.."

"Sekarang, kamu jelasin semua ke kita, Zai... Ceritakan sedetail-detailnya namun jangan dikurang-kurangi dan ditambah-tambahi" ucap Abi Zahir


terdengar helaan nafas dari gus Zai, yang juga tampak frustasi

"Apa yang harus Zai ceritakan Bi? Kalau kenyataannya Zai nggak ada salah sama sekali" ucap Gus Zai

Kini semua orang bimbang, di satu sisi mereka percaya dengan ucapan Zai, namun di sisi lain, ada Saskia dan Raisha yang masih saja mencoba meyakinkan semua orang

"Sekarang, kita ke rumah sakit saja, untuk membuktikan kenyataan yang sebenarnya, jujur saya risih dengan tuduhan anda, nona Saskia, dan biar ini semua tidak berkepanjangan masalah nya, dan membuat rumah tangga saya hancur, sekarang juga kita ke rumah sakit" ucap Zai dengan nada serius , tak lupa dahi yang mengkerut dan mata elang yang mulai menampakan diri, membuat semua orang ketar ketir

"A-apa? Ke ru-rumah sakit? U-untuk apa?" tanya Saskia dengan terbata-bata

Zai yang melihat itu, tersenyum tipis, dan tatapan yang tak bisa dijelaskan, "ke rumah sakit untuk apa? kamu tanya seperti itu kan? Yaa, untuk kita tes dna dengan bayi yang ada di perut kamu, apa benar kamu hamil, dan kalaupun kamu hamil, apa benar yang di dalam perutmu adalah darah dagingku, jadi itu adalah alasannya kenapa kita harus ke rumah sakit, nona Saskia!" tegas Zai

***











Gus Zai Untuk Aisyah(ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang