72

750 75 14
                                    

Zane memandang muak adiknya yang dibutakan oleh cinta, ia mendengus kesal tatkala Rhea nampak sibuk menyuruh Gwen dan Ashley asisten pribadi nya untuk membawakan matras, selimut, bantal dan senampan makanan. Ia pun berangsur pergi ke ruang bermain untuk menemani King dan juga Libby. Kekesalan Zane bukan semata hanya kesal karena adiknya terlalu mencintai seorang Gamaliel, tapi lebih ke perlakuan Gama yang membuat Rhea stres selama kehamilan hingga hampir saja kehilangan nyawa nya.

"Jangan terlalu keras pada Nala, Zane!"
Ucap Johan ketika Zane masuk ke ruang bermain, rupanya Johan sudah terlebih dulu disana untuk mengajak putrinya bermain.

"Dia itu sangat bodoh karena terlalu mencintai Gamaliel. Seharusnya dia bisa mendapatkan seorang pria yang lebih dari itu, Hernandes misalnya."
Zane menggerutu sambil berjalan mendekati tempat tidur King, sungguh bayi tampan itu sangat pengertian dan tidak pernah rewel. Dia selalu tenang dan nyaman dalam tidurnya, menangispun itu jika ia sedang haus atau popoknya sudah penuh dan kotor.

"Kau harus ingat jika Hernandes itu masih ketua klan Cosa Nostra."
Johan memperingati Zane supaya ia lebih berhati - hati lagi. Meskipun saat ini hubungan antar dua klan itu membaik bahkan sudah saling bekerja sama, tapi Johan masih saja tidak bisa jika harus membuka diri untuk Hernandes dan seluruh anggotanya.

"Iya aku tahu, tapi setidaknya Hernandes sangat menyayangi Nala dan King. Dan dia tidak sepengecut Gamaliel."
Ujar Zane dengan tegas.
Sikap Gama memang benar - benar membuat Zane kecewa dan benci padanya. Jalan satu - satunya untuk memaafkan Gama adalah menyuruhnya ikut berpartisipasi dalam acara tahunan hang akan ia selenggarakan lusa.
Zane tahu kemampuan Gama seperti apa, jadi seberat apapun tantangannya nanti, Zane yakin jika Gama bisa melalui ini. Sebab mau sekesal dan sebenci apapun dirinya pada Gama, jika adiknya sangat mencintai pria itu, maka ia tak mungkin bisa berbuat apa - apa. Walaupun dalam hati yang sebenarnya ia cukup tak rela.

"Mau sengotot apapun dirimu untuk mencegah Nala dan Gama supaya tidak bersatu, tetap saja kau akan kalah dengan cinta mereka, Zane. Ingat, Nala adalah satu - satunya keluarga yang kamu miliki selain Paman Peter. Dia adik kandungmu, meskipun jalan cinta Nala tidak semulus itu, tapi coba lah untuk memahami mereka. Bukankah kau selalu mengupayakan untuk kebahagiaan adikmu? Mengalah untuk kali ini saja, Zane."
Johan sembari menggendong putrinya berjalan mendekati Zane, ketika sedang berdua seperti ini antara Johan dan Zane adalah sahabat karib. Berbeda jika keduanya berada di luar ruangan, maka Johan akan tetap memanggilnya Tuan karena mau bagaimana pun Zane tetaplah atasannya.

"Aku akan menyerahkan Nala dan King sepenuhnya pada Gama jika dia bisa memenangkan acara lusa. Kau tidak perlu khawatir soal mengalah, bahkan harta dan klan ini saja akan aku berikan secara cuma - cuma untuk adik semata wayang ku. Kau tidak perlu khawatir, Jo."
Zane tersenyum lantas menoel gemas pipi chubby milik Libby, bayi kecil itu tertawa mendapat perlakuan gemas oleh Zane.

"Dan kurasa saat ini adalah giliranmu untuk kembali membuka hati, Zane. Bagaimana dengan Gwen? Bukankah akhir - akhir ini kalian selalu bersama?"
Johan bertanya pada Zane dengan memainkan kedua alisnya naik turun. Mumpung keadaan aman hanya ada mereka berdua dan dua bayi kecil ini, maka Johan menggunakan kesempatan itu untuk menggoda sahabatnya.
Bukannya senang, Zane justru merengut kesal.

"Dia hanyalah objek, dan jangan membawa - bawa nama Gwen dalam hidupku, Jo."
Omel Zane, ia begitu gusar ketika orang - orang terdekatnya mengira dirinya sedang menjalin hubungan dengan Gwen. Padahal untuk saat ini hidupnya adalah seputar dirinya sendiri, Rhea dan juga King. Dia tidak ingin menambah anggota lagi yang harus masuk ke dalam pikiran serta hatinya.

"Apa kau tidak takut Nala akan marah padamu jika mengetahui dirimu hanya menjadikan Gwen sebagai sex slave saja? Sungguh malang sekali nasib Gwen."
Johan mencibir atas sikap Zane yang hanya memperbudak Gwen saja, padahal sudah jelas jika Gwen adalah gadis baik - baik. Hanya saja nasib malang telah menimpanya.

Not As Beautiful As Love Should BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang