73

759 75 22
                                    

Pagi - pagi Mansion Lux Heaven sudah heboh, anggota klan Marvori yang tersebar di berbagai negara berbondong - bondong datang ke Lux Heaven untuk mengikuti ajang tahunan yang di selenggarakan di mini coloseum yang baru saja selesai di bangun beberapa hari yang lalu.

"Aku ikut ke belakang, Zane!"
Ucap Rhea yang baru saja selesai berganti pakaian usai mandi. Wanita itu sekarang duduk di meja rias untuk sedikit merias diri sembari di bantu oleh Ashley asisten pribadinya untuk menata rambut.

"Ya, kau memang harus ikut. Kau harus tahu tradisi ini, sebab di mansion lama kau tidak pernah ingin tahu tentang seluk beluk keluarga Marvori. Termasuk tentang acara ini."
Zane menjawab sembari menyesap kopi pahitnya.
"Apalagi nanti akan ada anggota baru yang akan ikut menjadi bagian dalam acara ini."

Rhea terdiam, sepertinya dia tahu siapa anggota baru yang Zane maksud. Siapa lagi kalau bukan Gama? Sudah bisa di pastikan jika Gama akan ikut dalam acara tahunan yang di buat oleh Zane beberapa jam mendatang.

Malang sekali nasib Gama, sebenarnya Rhea tidak tega dengan Gama. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah syarat yang di ajukan oleh Zane supaya ia bisa mendapatkan restu untuk menikahi Rhea dan membawa pulang Rhea serta putra nya ke Indonesia.
Sebenarnya bisa saja Rhea menolak ataupun mencegah Zane untuk melibatkan Gama dalam acara ini. Tapi Rhea juga tak ingin Zane terus menerus menganggap Gama sebagai seorang pengecut. Rhea juga ingin mengatakan pada dunia jika Gama adalah laki - laki terbaik untuknya.

Usai dengan kegiatannya, Rhea segera mengekori langkah Zane menuju ke mini coloseum yang berada di belakang mansion mewah ini. Coloseum ini nampak sangat bagus, dimana di bagian atas ada sebuah singgasana yang akan di tempati oleh Zane dan Rhea untuk menyaksikan sebuah perhelatan untuk menunjukkan siapa diantara mereka paling kuat, dan cocok untuk memimpin anggota yang tersebar di negara - negara lain.
Di tengah - tengah coloseum itu terdapat sebuah panggung persegi yang di setiap sisinya di batasi dengan ring.

Rhea mulai mengerti tentang acara tahunan yang akan Zane selenggarakan merupakan sebuah acara adu kuat dimana para ketua anggota akan bertarung satu sama lain.
Itu artinya, Gama akan ikut berpartisipasi untuk melawan mereka semua.

"Zane apakah mereka semua akan bertarung di atas panggung itu?"
Rhea bertanya untuk memastikan apa yang menjadi dugaannya sejak tadi.

Zane mengangguk berarti jawabannya adalah benar.
"Iya Na, mereka semua akan bertarung. Kau harus melihat siapa yang paling kuat di antara yang terkuat dari mereka. Dan pemenangnya akan mendapatkan sebuah perusahaan dengan saham tujuh puluh persen nantinya."

Mata Rhea melotot seolah ingin lepas dari tempatnya, ini bukan tentang hadiahnya. Melainkan ini seperti pertarungan antara hidup dan mati.

"Bagaimana peraturannya? Apakah harus menghabisi lawan?"
Rhea bertanya dengan was - was ia sangat takut jika itu benar terjadi.

"Kau benar."
Zane menjawab dengan tenang, ia merogoh sesuatu dari dalam saku celananya. Sebuah cerutu, ia segera memantik api lalu membakar ujung cerutu tersebut sebelum menghirup kuat aroma yang di ciptakan oleh cerutu tersebut.

Rhea kembali diam dan terduduk lemas di kursinya. Menghabisi lawan itu artinya mereka akan bertarung sampai mati. Acara nya pasti akan seru tapi Rhea mengkhawatirkan Gama yang akan ikut bertarung di bawah sana.

"Apakah Gama bisa untuk tidak ikut acara ini? Aku takut jika hal buruk akan terjadi padanya."

"Na, Gama itu masuk dalam lulusan terbaik pendidikan militer di Amerika. Dia tidak akan takut dengan hal kecil seperti ini. Percayalah!"

Suara penonton mulai riuh, ketika para peserta memasuki coloseum. Rhea dapat melihat Gama dengan jelas, ketika ia bangkit dari tempat duduknya untuk menghampiri Gama, tapi dengan sigap Zane segera mencekal tangannya lalu menyuruhnya untuk kembali ke tempat duduknya semula.

Not As Beautiful As Love Should BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang