Bab 11 : Perpisahan

29 0 0
                                    

Di luar kota Ru Ning, para penjaga telah menunggu lama, tapi A–Que belum juga kembali. Mereka menjadi sangat cemas, terutama penjaga muda itu, yang berusaha meyakinkan dirinya sendiri dalam hati bahwa tidak ada yang salah, dan diam-diam mengkhawatirkan keselamatan A–Que. Tepat ketika dia hendak membuat alur di tanah, sebuah titik hitam kecil muncul di kejauhan, secara bertahap mendekati tempat semua orang berada.

Mereka yang bermata tajam sudah dapat melihat bahwa orang itu adalah A–Que. Beberapa penjaga segera berlari menghampiri dan mengelilinginya: "Bagaimana situasinya? Apakah rencananya berhasil?"

A–Que kemungkinan besar telah ditiup angin selama beberapa waktu. Mata dan telinganya merah, dan suaranya sengau saat dia berbicara. Dia menyerahkan kantong obat di tangannya kepada penjaga, dan menjawab dengan nada cepat dan berurutan: "Semua obat diperoleh sesuai resep, dan perjalanan berjalan lancar. Tapi aku melihat petugas dan tentara datang untuk menangkap Pangeran di kota. Kita tidak bisa tinggal di sini terlalu lama, atau kita akan ketahuan."

Sambil memegang tas obat yang berat, penjaga itu menghela napas lega yang telah ditahannya: "Ini semua berkatmu. Selama kita punya obat, semuanya akan baik-baik saja." Dia melihat A–Que sedikit menggigil, dan dengan cepat memegang bahunya, mengarahkannya menuju kereta. Dia berkata dengan nada meyakinkan: "Kau pasti kedinginan, kan? Cepat naik ke kereta untuk menghangatkan badan. Aku akan merebus obat."

Namun A–Que tidak bergerak. Dia dengan lembut melepaskan diri dari tangan penjaga itu, menggelengkan kepalanya, dan berkata dengan suara rendah: "Tidak perlu."

Penjaga itu tampak terkejut. Dia masih belum mengerti maksud A–Que: "... Ada apa?"

"Aku..." A–Que menundukkan kepalanya dan bergumam, "Aku tidak akan pergi."

Penjaga: "Apa maksudmu?"

A–Que menyeka wajahnya dengan lengan bajunya. Dia mengangkat kepalanya dan berkata, "Baru saja di kota barusan, apoteker menyukaiku. Dia bertanya padaku apakah aku bersedia menjadi muridnya."

"Aku telah mengikuti Gongzi sepanjang jalan, selain menambah masalahnya, aku tidak bisa berbuat banyak lagi. Sebaiknya aku tetap di sini, setidaknya..." Dia tercekat oleh kata-katanya. Setelah menarik napas dalam-dalam, dia melanjutkan, "Setidaknya aku tidak perlu berkeliaran, dan bisa... bisa memiliki hidup yang baik."

"..."

Penjaga itu tidak terlalu bersimpati padanya, dan dia tidak pernah mengenalnya sejak awal. Dia merasa bahwa memaksa anak kecil untuk tetap tinggal sangat memalukan baginya. Karena A–Que secara sukarela ingin pergi, dia tidak bisa membuat keputusan untuk memaksanya tetap tinggal, jadi dia berkata, "Aku tidak bisa memutuskan masalah ini. Jika kau ingin pergi, tentu saja tidak ada yang bisa menghentikanmu. Tetapi Gongzi selalu menjagamu di sisinya. Saat dia bangun, sebaiknya kau memberitahunya."

Namun A–Que menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ada tentara yang mengejar Gongzi di kota. Kalian tidak bisa tinggal di sini lebih lama lagi. Kalian harus segera pergi. Jika Gongzi bertanya tentangku, katakan saja aku adalah orang yang tidak tahu berterima kasih, aku sangat menyesal. Katakan padanya untuk melupakanku."

(T/N : Apa yang dikatakan A–Que adalah 对不住他  : Duì bù zhù tā — yang biasanya digunakan untuk menyatakan permintaan maaf. Jadi bisa diterjemahkan sebagai "Aku sangat menyesal", tetapi juga bisa diterjemahkan sebagai, "Aku tidak layak untuknya" atau "Aku telah mengecewakannya")

Penjaga itu tidak tahan dengan desakannya yang berulang-ulang, dan melihat bahwa anak itu telah mengambil keputusan, dia tidak lagi bersikeras, namun berkata: "Pertemuan dan perpisahan kita sudah ditentukan sebelumnya. Pertemuan kita hanya sampai di sini, tidak perlu meminta maaf. Ketika Gongzi bangun, aku akan memberitahunya mewakilimu."

Pedang Angin Musim SemiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang