❥ONE

6.4K 170 10
                                    


***

Mansion  menjadi lebih sibuk dari biasanya, tampak para pelayan bulak balik keluar kamar utama dari Mansion besar tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mansion menjadi lebih sibuk dari biasanya, tampak para pelayan bulak balik keluar kamar utama dari Mansion besar tersebut.

Sedang orang lainnya berkumpul di depan kamar, dengan raut wajah yang waswas. Suara erangan kesakitan terus terdengar, juga intruksi dari beberapa dokter dan bidan yang mengurus proses persalinan orang terhormat di Abama, kota yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu kecil.

Istri dari salah satu perusahaan terkenal di kota Abama tengah melakukan proses persalinan, sementara sang suami tengah dinas di luar kota.

"Sudah kamu hubungi kakakmu?" ucap Nyonya Kalista

"Sudah mam, hanya saja nomornya tidak aktif" ucap khawatir Caca yang terus menghubungi kakaknya.

Nyonya Kalista melirik cucu pertama dan keduanya, si sulung yang terus menjagai adiknya yang tengah tertidur di pahanya. Pandangan wanita paruh baya itu menjadi sendu, putranya terlalu sibuk dalam bekerja ia hanya mementingkan pekerjaannya di kantor tak habis pikir apa yang bisa merubah pandangan anak sulungnya agar bersikap hangat dan lembut kepada keluarganya.

"Andra, kenapa tak di kamar saja sayang?" ucap lembut Kalista menyamakan tingginya dengan cucunya.

"Mommy sedang kesakitan, Andra tidak tenang dan tidak bisa tidur Grandmam" ucap anak berusia 8 tahun itu.

"Kalau begitu, baringkan Ano di kamar eum?" gelengan tak setuju dari anak berusia 8 tahun itu tertampil.

"Ano harus disini, temani Kak Andra. Mommy sendirian, kami harus jagain Mommy!" ucapnya memeluk kepala balita berusia 4 tahun itu, hingga terbangun namun tak menangis.

"Kakak," ucap balita itu memeluk leher kakaknya.

Kalista hanya menghela nafasnya, cucu pertamanya sudah mengerti dengan keadaan keluarganya. Sebabnya ia menjadikan dirinya sebagai tameng untuk ibunya.

Terdengar suara teriakan kesakitan dari dalam, sontak mereka menjadi semakin khawatir dan menatap pintu besar dengan ukiran rumit di dasarnya.

"Mommy! Mommy!" teriak Ano yang mendengar suara ibunya. Dengan tenang Andra memeluk tubuh adiknya, seraya menenangkan.

Caca yang tak hentinya menghubungi kakaknya seketika membeku, kala ia mendapatkan pesan dari nomor yang tak di kenalinya. Dengan rasa penasaran ia membukanya, matanya seketika membulat.

"Mam, kemarilah.." ucap pelan Caca memanggil ibunya.

Tubuh Kalista seketika tumbang, dengan panik Caca meneriaki beberapa pelanyan di Mansion untuk membawa tubuh ibunya ke kamar.

POSESIF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang