❥FORTY-NINE

672 53 12
                                    


***

Saat akan berbalik, terlambat tubuhnya di terjang dan mulutnya di bekap, Celly begitu panik saat dirinya perlahan menjauh dari keberadaan Cano yang masih terjebak dengan masa lalunya. Tubuhnya memberontak namun apa daya tubuhnya yang kecil bahkan tak menyentuh tanah kala dirinya di tahan.

Kaka.. Batin Celly menatap Cano yang semakin menjauh.

Dari arah berlawanan, seorang berlari sekuat tenaga dengan rahang mengatup rapat.
Memukul rahang Cano dengan keras, membuat tubuh Cano terhunyuk ke tanah sampai Cano memalingkan wajahnya, sudut bibir Cano langsung berdarah. Cano mengangkat wajahnya menatap tajam pada pelaku yang membuatnya terjatuh bahkan ia merasakan pusing.

Belum sempat Cano bangkit kembali sosok itu menghajar Cano habis-habisan secara membabi buta. Cano yang sudah berada di ambang kesadarannya menatap tajam pada empunya. Lehernya di cekik kuat, dengan segala kekuatan yang tersisa tangan Cano memegang lengan kekar yang mencekik nya.

"Kau! Kau harusnya sadar Cano, jika kau lemah seperti ini. Sosok lain dari tersayang mu juga akan pergi tolol!" ucap marah sosok tersebut. Ia semakin mencengkram kuat leher Cano.

"Dengan kau seperti ini, memudahkan orang yang ingin mengusai Celly."

"Sepenting itu kah Renia dari pada adikmu?! Buta. Tidak hanya kau yang terluka, berduka, keluarga dan teman-temannya juga teluka!"

".. Dan yang paling terluka dengan keadaan mu sekarang itu keluarga mu bego!"

"T-ta.. Tama.. Akh, aap.."

"Diam jika kau tak ingin mati." ucap dingin pelaku tersebut, Tamarius.

Melihat Cano yang sedikit lagi kehabisan nafas akan mati, Tamarius menarik tangannya. Cano pun terbatuk.

Kembali Tamarius menendang perut Cano hingga membuat Cano batuk dengan darah.

"Akh!" ringis Cano menyentuh perutnya meringkuk.

Tamarius hanya menatap acuh pada Cano yang kesakitan wajahnya bahkan sudah babak belur oleh Tamarius, pukulan Tamarius bukan main-main dia benar ingin membunuh seorang Cano Calliathenes Cordell, karena kekesalannya yang sudah lama ia tahan.

Tangan Tamarius terulur, Cano membuka matanya menatap uluran tangan Tamarius dengan tangan yang bergetar Cano menggapainya.

Cano berdiri sedikit membungkuk karena menahan rasa sakit di perutnya, juga wajahnya yang terluka lebih parah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cano berdiri sedikit membungkuk karena menahan rasa sakit di perutnya, juga wajahnya yang terluka lebih parah.

"Gila.." ucap Cano.

Tamarius menatap acuh tak acuh pada Cano, kemudian duduk dengan kedua tangan di masukkan ke dalam saku.

"Aku menyadarkan mu." ucap santai Tamarius dengan wajahnya yang datar.

POSESIF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang