❥EIGHTY FIVE

407 30 6
                                    

***

Puncak acara pun di mulai, Celly yang berpisah dari Tamarius hanya bisa berpasrah. Ia hanya bisa melihat Tamarius bersama dengan gadis lain di ruangan sebelah miliknya, penghalang mereka itu hanya kaca.

Persemian sekaligus pelelangan barang-barang antik milik keluarga De' leoleopel di jual dengan harga awal 100 juta ke atas tentu mereka yang hadir tak akan melewatkan pelelangan ini, begitu juga dengan pria yang duduk di kursi rodanya sudut ruangan. Matanya terus melirik penuh keitiman pada sosok gadis cantik yang duduk di samping saudara kembarnya.

Cakra, Tanaka dan pemimpin De' leoleopel duduk bersama. Hanya Calvin yang bersama Celly.

Merasakan ketidaknyamanannya, Celly berdiri dan menyuruh Calvin untuk berpindah tempat.
"Geser," ucap Celly.

Calvin menatap bingung pada kembarannya.
"Ck. Kenapa pindah? Kamu mau melihat kak Tama sama gadis itu?"

"Kakak! Kooperatif dikit ah!" ucap Celly tak sabaran.

"Dapet ya?" perkataan Calvin mendapatkan pukulan di dadanya.

"Geser cepetan ah, kakak." ucap Celly mengerutkan alisnya. Dengan tidak rela, Calvin menggeser tubuhnya. Sebenarnya posisi duduk Calvin itu adalah tempat yang tepat untuk melihat gadis imut mantan gebetannya, hanya saja kembarannya ngotot pindah. Tak ingin berdebat lebih lama, Calvin memilih mengalah. Tanpa tau alasan sebenarnya Celly ngotot ingin pindah tempat.

Decakan tak rela terdengar, kala melihat objeknya terhalang. "Carikan tempat yang bisa menyegarkan mataku." perintahnya.

Dengan cepat orangnya bergerak cepat, mengikuti perintah tuannya.

Tamarius yang sesekali melirik Celly, juga pada Pria di sudut ruangan menjadi tak tenang.

Pemimpin Callisthenes bodoh! Batin Tamarius merutuki Cakra.

Karena ketidak fokusan Tamarius, diam-diam Sunny yang duduk di samping Tamarius memberikan sesuatu di gelas milik Tamarius. Celly tak sengaja melihat gerakan mencurigakan dari Sunny, hanya saja saat akan berdiri tatapannya tak sengaja bertatap dengan sosok pria bermata tajam terus menatapnya saat kursi roda itu melewati tempat duduk Celly.

Rasa takut menjalar pada tubuh Celly, dengan niat yang urung Celly berbalik kembali dan semakin merapatkan lengannya pada Calvin.
"Kakak.." ucap pelan Celly, Calvin menurunkan pandangannya menatap Celly.

"El mau sama, Daddy.." cicitnya.

"Tempat Daddy dari sini terlalu jauh. Lihat!" ucap Calvin menunjuk lantai tiga tempat pemimpin ternama berada, ruang VVIP. Mereka juga bersebrangan. Sementara tempat mereka berada di lantai dua ruangan VIP.

"Kakak.. El tak nyaman disini.." ucap tak tenang Celly. Karena merasa terus di awasi.

"Kamu kenapa?"

"Entah, ayo peluk El.." ucap Celly yang berdiri dan langsung menduduki paha Calvin.

Terkejut."Hei! Kita di tempat umum, El!" bisik Calvin sambil berseru. Ia juga takut karena mendapatkan tatapan tajam dari Tamarius di ruangan sampingnya.

Celly menarik tangan Calvin dan melingkar kan tangan kembarannya itu di perutnya. Calvin hanya terdiam mengikuti, menahan malu atas tindakan Celly.

POSESIF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang