❥FORTY-SIX

764 55 2
                                    

***

Hari sudah malam, mereka yang sudah mengistirahatkan badan masing-masing keluar dari kamar, Celly berjalan dengan wajah bantalnya ke arah dapur yang tak memiliki sekat, terhubung langsung dengan ruangan bersantai dan memasak. Tempatnya cukup luas dan di tambahi satu tingkat khusus tempat kamar, dengan memiliki ruang 5 kamar.

Celly memeluk dari belakang Candra yang tengah menuangkan air kegelas. Mengusap tangan yang melingkar di pinggangnya.

"Sudah bangun?"

"Masih arwah!" gumam Celly

Candra terkekeh kecil kemudian menarik Celly duduk di atas meja, kedua tangannya mengurung tubuh kecil adiknya yang masih sedikit mengantuk.

"Kalau masih ngantuk tidur lagi aja,"

Celly menggeleng, "Tadi kakak Tama ngirim pesan, katanya kita di suruh ke restauran miliknya yang tak jauh dari sini"

"Kenapa tak mesen makanan aja kita hm?"

"Stupid! Kita di Kalalo mana ada seperti itu di jam segini kakak.."

Candra sangat gemas dengan diri yang sudah tak bisa menahan ta tangannya sudah menarik pipi adiknya dengan gemas.

"Gemasin banget sih de.." mata Celly langsung menampilkan genangan.

Tersadar dengan tenaga yang di gunakannya, Candra memeluk tubuh Celly.
"Maaf, El terlalu gemesin.. Kakak Andra nggak kuat,"

"Nggak mau tau, nanti El aduin Daddy"

"Jangan dong de"

"Mau Daddy~!..." Candra seketika membekap mulut Celly.

"Jangan ngerengek, El mau apa?—sebelum eskrim!" ucap cepat Candra kala Celly akan bersua.

"Tidak ada, ayo bangunin yang lain biar langsung bersiap dan pergr. Kesian kakak Tama nungguin lama"

"Oke," balas Candra.

.

Para gadis berjalan lebih dulu, sementara para dominan di belakang. Celly sangat antusias dengan celotehannya, sementara Renia selalu mendengar sesekali menanggapi bahkan akan memukul Celly jika gadis kecil itu teralu berlebihan.

Mereka berjalan khusus pejalan kaki, semilir angin malam menerpa mereka. Mereka menggunakan pakai hitam, khusus para cowok kompak menggunakan jaket kulit hitam. Karena mereka mendapatkan undangan khusus dari pemilik kafe tersebut, ya Tamarius Irwin Hamk putra tunggal dari dua bersaudara, bungsu Irwin yang sudah memegang jabatan Wakil Direktur di perusahaan utama Grup Irwin.

"Tampaknya El begitu suka gadismu," ucap Candra

Cano mengangguk memperhatikan keduanya, "Ya, sosok Nia memang menarik. Ia selalu punya sisi keibuan, perhatian dan penyayang. Aku suka dengan itu," ucap Cano mengingat pertemuan pertamanya dengan Renia sewaktu kecil. Gadis cantik nan imut itu lebih dulu mendekatinya mengajak berteman hingga mereka menjadi sepasang kekasih.

"Pulang nanti Nia akan ku kenalkan dengan Daddy dan Mommy," lanjut Cano.

Calvin tersenyum mengangguk keseriusan kakak keduanya.
"Al mendukung kakak Ano," ucap Calvin

POSESIF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang