❥FORTY-FIVE

753 47 15
                                    



***

Pagi yang terik, Calvin mendumel tak senang. Bagaimana tidak rencana mereka untuk pergi ke desa Kalalo benar terjadi namun mereka tak tau jika mereka harus turun dari mobil untuk masuk ke rumah tempat mereka menginap beberapa hari di desa tersebut. Sementara Tamarius sudah lebih dulu berangkat mungkin saja sudah melakukan pekerjaan bisnisnya di sana.

"Kalau tau begini aku tak ikutan anjir!" kesal Calvin, dengan cepat Celly menarik tangan kembarannya.

"Udah ih, jangan kebanyakan ngeluh jalan sedikit ke rumah milik kak Tamakan nggak apa-apa.. Sehat juga jadinya kakak," ucap Celly yang merangkul lengan Calvin sementara Cano memberikan tas milik Celly pada Candra lalu memakai tudung hoodienya karena malas berurusan. Candra hanya diam menerima, justru ia memasangkannya pada punggungnya.

Dari belakang Renia memperhatikan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari belakang Renia memperhatikan mereka. Ia sangat merasa beruntung bisa ikut dalam keluarga Calliathenes yang terkenal di penjuru kota.

Cano berbalik, kala menyadari kekasihnya sengaja berjalan lebih pelan.
"Nia? Sini" ucap Cano mengangkat satu lengannya untuk kekasihnya Renia masuk ke pelukannya.

Renia tersenyum, mengangguk dan berlari dengan otomatis kepalanya masuk dalam rangkulan lengan Cano berjalan beriringan dengan rangkulan pundak di barisan paling belakang.

Mendongak, "Makasih Ano~!" ucap senang Renia, Cano tak banyak ngomong ia hanya mengecup sekilas bibir Renia, Candra yang tak sengaja menengok menjadi tak acuh, dan lebih memilih mengejar langkah si kembar.

**

Bantingan botol redwine terdengar di salah satu perusahaan.

"Sial, ternyata bocah itu lebih bergerak cepat? Atau memang kerjamu yang tak becus begini hah?!!"

"Maaf tuan, hari ini memanglah hari senin. Semua orang melakukan aktivasi seperti biasanya, saya Benar-benar tak tau perihal nona El tak masuk sekolah" ucapnya menjelaskan dengan menunduk.

Amarah masih bersarang, ia begitu ingin menyentuhnya lagi. Mengambil redwine lagi yang sudah di gantikan dengan gelas juga minuman buah beralkohol  yang baru.

"Cari tau lebih jelas, saya tak mau tau. Hari ini saya harus bisa bertemu. CEPAT BANGSAT!"

Dengan menunduk hormat ia segera berlalu.

"Ester, menurut ku caramu masih kurang cepat" ucap seseorang yang memang sejak awal sudah duduk di sana.

"Jangan mengguruiku, panggilkan Mia sekarang! "

POSESIF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang