❥TWENTY NINE

1.2K 93 16
                                    




***

D-4

Cakra terus berjalan, di tempat luas tempatnya sekarang, ia tak tahu hari sudah pagi ata sudah malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cakra terus berjalan, di tempat luas tempatnya sekarang, ia tak tahu hari sudah pagi ata sudah malam. Ia juga tak tahu dan bingung cara untuk kembali, ia hanya dapat mendengar suara, tangis, dumelan bahkan suara suara yang menghardiknya. Salah satu suara yang akan membuatnya ingin segera keluar adalah suara dari terkasihnya, wanita yang sudah ia sia-siakan.

"Cita..." ia mengepalkan tangannya kuat kala ia mendengar suara tangis pilu yang membuat dadanya di iris-iris.

"Jangan menangis.. Jangan menangis.." ucap suaranya yang ikut terpilu.

Fokusnya kemudian teralihkan kala ia mendengar suara tawa riang dari suatu tempat, dengan alis yang mengerut. Langkahnya mengikuti sumber suara, semakin ia melangkah suara tawa riang itu semakin jelas di dengarnya, bukan hanya satu namun dua?

Rasa penasaran itu semakin besar, sosoknya yang tampan melangkahkan kaki jenjangnya ke bagian lebih dalam hamparan.

Langkahnya melambat, kala dua sosok anak balita yang sedang berjongkok di bawah pohon entah apa yang sedang di intip oleh keduanya yang memiliki beda gender.

Apa ini adalah peri kecil yang menjaga tempat ini? Batinnya menatap dua sosok balita sekitar 2 atau 3 tahun.

Salah satunya memiliki rambut panjang gelombang dengan warna coklat alami, juga di kepalanya ada beberapa bunga daisy yang dimana menambahkan kesan manis di sana, walaupun hanya terlihat dari belakang. Di sisi lainnya, yang satunya mengenakan pakaian putih yang sama dengan si gadis kecil, juga memiliki bunga daisy di kepalanya, hanya saja itu kelopaknya, menempel di rambutnya yang terlihat sedikit lebih panjang.

Kembali ia mendengar kekehan kecil dari si gadis, badannya bergerak kecil ke kanan dan kiri.

Cakra, mendekati mereka namun baru berapa langkah sosok di depannya langsung berbalik, kedua mata masing-masing saling menatap. Mata hitam milik Cakra membulat, tertegun melihat kedua sosok kecil di depannya tampa sadar bening kristal itu meluruh.

Cantik dan tampan.

"Ka-kalian.." ucap terbata Cakra. Sosok yang sedikit lebih kecil itu, berlari membuat rambutnya yang tergersai ikut bergoyang di terpa angin. Bunga di rambutnya tak lepas dengan terpaan angin. Terlihat seperti malaikat yang kecantikannya yang begitu luar biasa sangat cantiknya.

Celana kain putihnya di remat kuat oleh sosok si kecil, lalu pahanya di pukul sekali, juga dengan suaranya yang mengerang marah.

POSESIF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang