❥FIFTY NINE

554 40 6
                                    

***

"Ekhem! Aku cukup kaget saat tau ternyata calon mertua ku memiliki sifat brengseknya juga," ucap Tamarius.

"Tama, jangan mulai bercanda dengan ku." ucap Cakra mengingatkan Tamarius agar tak menggodanya terus.

Tamarius terkekeh kecil, kemudian mengambil laptop yang milik Cakra yang ada di atas meja, memasangkan flashdisk, membuka salah satu file dari 4 folder disana.

"Semua informasi ini aku dapatkan dari temanku yang ketua mafia, dan sebagian dari teman ahli IT." Cakra menatap Tamarius,

Anak ini memiliki banyak koneksi? Pikir Cakra.

Tamarius yang mengerti tatapan Cakra mengangguk,
"Ya. Temanku semua bukan orang sembarangan, kami juga berteman secara nggak sengaja. Aku tak tau kalau mereka se perduli itu dengan ku, padahal dulu waktu di pelatihan gunung Lolou kami saling menyerang dan menjatuhkan,"

"Siapa mereka?" tanya Cakra penasaran.

"Ada. Wanita yang Daddy tahan itu kabur, aku dapat informasinya tadi malam," ucap Tamarius langsung mengangkat topik utama, ia tak ingin semua privasinya terkuak. Mengingat Cakra juga orang yang tidak mudah untuk di lawan.

"Paman harus berhati-hati, bisa saja ia menemui mu.. Atau pada Mommy bahkan pada El sekalipun. Ah iya Calvin, dia masih muda, ia masih sedikit labil tolong perhatikan bungsu tengik paman," ucap Tamarius menampilkan semuanya yang mengejek.

Cakra sebisa mungkin menahan amarahnya, ia masih menunggu kelanjutan perkataan Tamarius. Walaupun terlihat Tamarius sesekali menggodanya, ia bisa stres sendiri kalau bungsu Irwin ini mode iseng, jiwa kekanak-kanakannya aktif. Cakra berusaha berpikir keras apa yang membuat suasana hati Tamarius membaik begini.

"Mengenai gadis yang ikut pamam, dia itu tak memiliki kecocokan dengan mu tapi wajahnya menandakan keturunan Callisthenes, ini mudah mengingat kamu juga pernah bermain dengannya, sekarang sudah begitu canggih untuk membuat hal se mustahil ini.."

Cakra mencerna baik-baik perkataan Tamarius.

"Orang yang aku suruh selidiki memberikan laporan, wanita paman—eh mantan paman itu, selalu menyuntikkan perutnya sesuatu yang dimana saat lahir akan memiliki gen fisik dari yang sering melakukan hubungan badan."

"..."

"Mertua, beri tau aku berapa kali kamu berhubungan sama dia?" tenggorokan Cakra seakan tercekat, rasanya ia sedang di interogasi anaknya.

"3 atau 4 kali.." ucap Cakra. Tamarius menggeleng, Cakra kembali menatap tajam pada Tamarius kan bocah ini menggodanya lagi.

"Ada orang di balik mantan paman, sepertinya ia benar-benar membencimu sampai benar-benar menyusun rencana sedetail ini."

"Bantu Daddy cari, siapa orangnya"

"Aaaaah~ paman mulai memanfaatkan ku?" desah malas Tamarius mendekatkan punggungnya ke sandaran sofa dengan tangan merentang di kepala sofa. Tangan Cakra terkepal, sungguh Tamarius ini seperti Tanaka. Jika bukan karena cerdasan dan kecerdikan Tamarius sudah sejak tadi Cakra melakukan kekerasan.

Tamarius bangun, wajahnya seketika menjadi semakin datar, dengan mata berkilat tajam.
"Soal ini aku benar-benar tidak tau, koneksi temanku masih sangat terbatas. Ia juga masih pemula dalam bidangnya, tapi kalau sama Ayahnya mungkin bisa hanya saja dia menghilang."

POSESIF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang