❥NINETY-ONE

454 30 7
                                    


***

Seorang gadis dengan paras manisnya memejamkan matanya menghirup aroma tanah kelahirannya, hembusan angin menyertai wajahnya.

"Echan.."

Gadis yang di sebut namanya menoleh, menampilkan senyumnya berlari memeluk laki-laki yang di kaguminya sejak dulu. Mereka sudah pernah saling mengungkapkan rasa suka masing-masing, namun masih memiliki status yang kurang jelas, entah berpacaran atau hanya sekedar teman.

"Lain kali jangan nakal, di kasih arahan tuh di dengerin jangan ngeyel." ucap suara berat itu.

Echana tersenyum. "Tidak lagi kak, makasih ya sudah menjemput Echa. " sosok itu mengangguk, sambil tersenyum.

"Kak Andra.." panggil Echana. Pandangan laki-laki itu menatap Echana.

"Kakak sudah ada gadis di samping mu?" tanya Echana.

Candra tersenyum, lalu menggeleng. "Yang ada di dekatku sekarang hanya kamu."

Echana tersenyum, malu.

"Woi! Sudahi keuwuwan ini, Echa masuk mobil cepat!" ucap tak sabaran Heremes.

"Ck. Penganggu deh." ucap kesa Echana.

"Sana. Kabari aku kalau sudah sampai di rumah ya?"

"Ya. Echa duluan," ucap Echana melambaikan tangannya pada Candra, lalu masuk ke dalam mobil.

"Duluan ya Ndra," ucap Heremes. Di angguki Candra.

Candra menatap kepergian mobil keluarga Seo dari bandara.

"Ayo, tuan muda" ucap Jonathan yang tak ikut kembali ke kediamannya. Ia tetap harus bekerja dengan Callisthenes, terlepas Cakra yang sudah membebaskan tugasnya untuk hari ini. Namun Jonathan menolak, sudah baik Cakra membantunya dalam hal putrinya, ia harus bersikap profesional akan tanggungjawabnya.

Candra mengangguk, lalu ikut masuk. Menatap sekilas pada dua anak muda yang berdiri bersisian.

"Niki, Jesen. Kalian akan kemana?" tanya Candra pada kedua pemuda di depannya.

"Aku akan ke Vila, Tuanku." ucap Niki.

"Aku ke apartemen ku. Pekerjaan ku sudah selesai." ucap Jesen.

Candra mengangguk. "Mau sekalian?" keduanya sama-sama menggeleng.

"Bang Candra duluan saja," ucap Niki dan Jesen bersamaan.

"Oke." setuju Candra. Lalu masuk kedalam mobil, dan berlalu.

Niki dan Jesen saling pandang. Kemudian sama-sama mengucapkan salam perpisahan dengan anggukan. Keduanya berpisah dengan arah yang berlawanan.

**

Celly terbangun dari pingsannya, kepala gadis itu sedikit sakit namun yang membuatnya semakin terkejut adalah kedua tangannya di perban bahkan di gips?

"Iih?" gumam Celly.

"Sudah bangun?" ucap Starla. Tak lama Cakra, Cita, Cano dan Calvin yang baru sampai masuk dengan terburu.

POSESIF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang