❥NINETY EIGHT

484 42 1
                                    



***

Celly yang menegakkan dress berwarna coklat itu duduk malas di dalam kamar Candra, beberapa hari ini Echana mulai sibuk dan begitu juga dengan Candra, maka bungsu Callisthenes itu mengatur pertemuan untuk keduanya. Dengan di bantu Cano, Calvin dan Tamarius, bahkan Nana, Starla dan kedua sahabat Tamarius, yakni Hatar dan Harris juga hadir.

"Kaka-" perkataan Celly terhenti kala, Cano melihat postur duduk Celly yang tidak anggun. Dengan niat kejahilannya muncul tangan Cano dengan cepat menepuk bahu depan, punggung Celly, kemudian menuntun tangan Celly untuk kedepan dengan sedikit menyilang.

Celly yang terkejut, tentu menurut saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Celly yang terkejut, tentu menurut saja. Terdiam dengan posisi nya beberapa menit. Calvin tertawa dengan cepat mengabadikan postur kaku Celly.

"Kirimin ke Daddy ah!" ucap Calvin, sambil terkekeh di akhir kalimatnya.

Sementara Celly yang cukup bingung mendongak menatap Cano yang menaikan satu alisnya.
"Jangan bungsu Callisthenes itu harus anggun, nanti Tama tidak melirik kamu kalau modelannya kek sebelum ini," ucap Cano.

"Beneran?!" ucap Celly yang langsung berdiri menatap Tamarius yang memompa balon. Menaikkan satu alisnya menatap Celly, kebingungan.

"Ah! Kakak pasti nggak dengerin pembahasan tadi ya!?" ucap kesal Celly, tau betul kalau Tamarius itu akan abai dengan sekitarnya, kalau ia tak didukung di samping Tamarius. Kan yang selalu menyadarkan Tamarius tangan kecil Celly yang terus mengusili Tamarius.

Celly bangkit, dan duduk tepat di kaki Tamarius yang menyila.

"EL!" tegur Cano dan Calvin.

Celly menjulurkan lidahnya, mengejek kedua kakaknya.

"Balik El." ucap Cano. Celly menggeleng, sebelum Cano menarik tangan Celly, untuk bangkit Nana sudah kembali dengan berseru.

"Kak Candra sudah kembali cepat."

Dengan cepat Calvin menarik Echana, berdiri sedikit di bagian depan lemari. Sementara Calvin terburu keluar kamar di susul Cano.

Saat Celly akan ikut, tangan Tamarius menahannya. "Disini saja." ucap Tamarius berbisik.

Memilih menurut Celly menyadarkan tubuhnya, mencari kenyamanan di dada Tamarius, tangan Tamarius melempar balon yang sudah di pompanya di atas tempat tidur Candra. Semua sudah terlihat cantik, bak kamar pengantin.

Candra cukup bingung kenapa kedua adiknya menyambut kedatangannya, apalagi Cano yang biasanya dengan dunianya sendiri ikut menggodanya sepanjang jalan menuju kamarnya.

Menghentikan langkahnya saat sudah berada didepan pintu kamar, berbalik. "Kalian mau ikutan masuk?" ucap Candra.

Cano dan Calvin hanya terdiam.

POSESIF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang