❥NINETY-SIX

447 32 6
                                    

***

Sebulan kemudian.

Hari ini adalah hari Celly melepaskan gips di tangannya. Banyak yang menemani, mereka seakan sama-sama menutupi kejadian sebulan yang lalu, Celly semakin renggang dengan Calvin, begitu juga dengan Cano. Tamarius juga tak pernah menampakkan dirinya setelah kajadian tersebut, namun selalu bertukar kabar dengan Celly.

Wajah bahagia Celly tak pernah sirna, ia akhirnya bisa lepas dengan sumber masalahnya setelah sekian lama menunggu.

"Nyengir mulu.. Kering tu gigi ntar," ucap Cano yang berdiri tepat di samping Celly yang duduk di atas bangsal.

"El senang tau kak," kata Celly. Cakra menyingkirkan Cano, lagi mengecup kening Celly.

"El kan kuat. Keren bisa lakuin semuanya," ucap Cakra. Cano merasa mual. Yang mana mendapatkan pelototan dari Ayahnya sendiri.

Cita duduk manis di samping Candra, menunggu gips tersebut selesai di buka.

Calvin berdiri paling jauh dari mereka. Tepat di dekat jendela.

Ada Nana dan Echana di dalam ruangan tersebut.

Setelah melatih beberapa kali pada tangan dan lengan Celly dokter Sham kemudian pergi.

Celly langsung memeluk Cakra seraya melompat senang. "El sudah sembuh!" serunya. Sementara Cano mendengus.

"Besok-besok terjun bebasnya agak tinggian. Biar sekalian ke bawah tanah, kamu." ucap Cano menyarkas Celly.

Cita langsung memukul bokong Cano.
"Mulutnya Kak Ano!" tegur Cita.

Celly tak membalas perkataan Cano, ia hanya tersebut lalu memeluk Cano dengan malu.
"Makasih ya kakak Ano, sudah bantuin El hehe.."

"Emm." gumam Cano namun pelukannya begitu erat pada Celly.

"Cih! Dasar tsundere.. " gumam Nana, mendapatkan senyuman setuju dari Echana.

"Kak Ano sudah heh! El mau pelukin Kakak Andra dan Mommy!" ucap Celly yang berusaha melepaskan pelukannya.

"Kapan-kapan aja. Ayo pulang." ucap Cano membawa paksa tubuh Celly.

"KAKAK!!" ucap Celly yang tubuhnya di gendong ala brydal stayle. Sementara Cakra tak sempat melakukan protes sebab ia masih ada urusan dengan Sham.

"Andra titip Mommy ya?" ucap Cakra berlalu. Candra mengangguk.

"Ayo." ajaknya pada ketiga perempuan cantik di dalam ruangan Celly sebelumnya.

**

Celly yang sangat mudah akrab dengan orang lain itu sudah begitu dekat dengan Nana juga kepada Echana, padahal mereka baru bertemu secara resmi pagi tadi di rumah sakit.

Sekarang mereka berbaring bersama setelah beberapa saat yang lalu saling merusuh, suara ketiganya sama-sama berisik membuat Cano angkat tangan dan langsung pergi ke kamarnya mendekam dengan headsetnya. Sementara Candra membantu Ibunya di halaman belakang.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
POSESIF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang