❥SIXTY-FOUR

576 48 6
                                    



***

Cano ikut serta ke rumah peristirahatan Tamarius dan teman-temannya karena keinginan Celly yang ikut, ia memeluk erat lengan Tamarius di bangku penumpang paling belakang, sementara Hatar mengemudi dan Harris di samping. Di bangku penumpang bagian kedua, hanya Sunny seorang diri.

"Kak El!"

"Apa! Jangan panggil namaku mesra begitu, panggil aku Celly, kitakan tidak dekat." ucap Celly menatap marah pada Sunny.

Mau sampai kapan kamu bersikap lemah begitu? Kamu kuat juga menahannya. Hemm apa ya yang El harus lakukan supaya gadis ini meledak?? Batin Celly berpikir keras tampa sadar mencubit-cubit. Kecil urat tangan Tamarius, kebiasaan kecil Celly kalau sedang memikirkan sesuatu mencubit apapun di sekitarnya.

Tamarius menunduk melihat Celly, kemudian tersenyum, Cano melirik gerakan kecil Celly ia pun mulai ikut menebak apa yang akan di lakukan adik kecilnya. Yang jelas pasti akan sangat menyenangkan pikir Cano.

Mereka sampai ke rumah Tamarius, untuk pertama kalinya Celly dan Cano serta Sunny ke tempat ini. Sederhana namun nyaman. Sunny turun lebih dulu, di susul Harris, lalu Tamarius yang membukakan jalan untuk Celly, kemudian Cano dan terakhir Hatar.

"Ru—"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ru—"


"Sangat nyaman..!" potong Sunny cepat. Celly melirik tajam pada Sunny.

Sedangkan Sunny mulai membantu Tamarius dan Hatar membawa barang. Melihat itu Celly lebih dulu bergerak.

"Kakak Tama, berikan pada Sunny saja kan dia mau bantuin. Kakak Tama bantu El bawa makanan untuk kakak Nana," tarikan paksa Celly pada tangan Tamarius melihat itu ide jahil Tamarius terlintas, ia menegakkan tubuhnya menahan gerakan Celly yang menariknya.

"Eeh?! Kok tak gerak sih.." gumam Celly berusaha menarik namun justru dirinya yang kembali pada diri Tamarius. Mendongak, "Jangan iseng, cepat! El mau liat rumah di dalam" ucap Celly mengerutkan alis.

Tamarius melunak, dan Celly semakin senang karena kepatuhan Tamarius. Sementara Sunny menyentak kaki menyaksikan mereka.
"Harusnya kamu cukup berhati-hati Sunny, Harris. Memegang kartu mu, tentu kamu tau maksud ku." peringat Hatar kemudian berlalu.

Sunny hanya menatap tajam pada Hatar, lalu pada Celly. "Kenapa semua laki-laki berpusat pada gadis itu!"

Aku harus bergerak cepat sebelum mama melakukan pekerjaannya. Batin Sunny.

POSESIF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang