❥SIXTEEN

1.2K 98 2
                                    

***

Lima hari kepergian bapak tua, kehidupan Cita semakin mempelik bagaimana tidak semua persediaan di rumah sudah habis, kayu bakar yang setiap waktu ia dan Candra pergi ke dalam hutan semakin terkikis. Sementara bahan makanan yang sudah di kumpulkan bapak tua juga sisa sedikit.

Cita yang tidak ahli dalam hal yang bapak tua lakukan sebelumnya menjadi semakin bingung dan merasa kesulitan. Dia tidak pernah berpikir akan mengalami kesulitan seperti ini kelak, mengingat bapak tua terlihat baik-baik saja saat bersamanya. Ternyata di baliknya bapak memanglah sudah rentan dan sudah termakan usia. Sangat menyesal dan menyayangkan hal yang tak pernah terbayang itu.

"Kak Andra.." ucap Cita yang selesai memasak makanan.

"Ya mom?" ucap Candra yang bangkit dari duduknya mengajari Cano matematika, dan Calvin dan Celly yang duduk di pangkuannya.

Seturun si kembar, tangan mungil milik Celly terulur meremat kertas soal milik Cano, menariknya hingga terkoyak.

"EL! Kakak, Dede El merobeknya," ucap Cano memegang tangan kecil Celly, lalu mengambil kertas yang hampir di masukkan ke mulut kecilnya. Belum sampai di situ, Cano menjadi kebingungan karena adik kalemnya ikut merusuh dengan merengkak menggapai pensil dan di tumbuknya di lantai hingga ujung pensil patah dan memberikan sedikit luka pada tangan Calvin.

"AL! Aduh! Bagaimana ini.." ucap Cano yang sudah mengamankan Celly dari kertas, mengemas cepat kertasnya lalu mendekati Calvin yang sebentar lagi akan menangis karena mungkin sudah merasakan kesakitannya.

"Oo oo.. Tidak apa-apa de.. Anak laki-laki tidak boleh cengeng. Hal ini biasa terjadi pada dedek laki-laki okey?" ucap Cano dengan bujukan lembutnya mengusap telapak tangan Cano yang tergores.

"Heung.." gumam Calvin sendu mendongak pada Cano, melihat itu tangan Cano terulur mengusap pucuk kepala Calvin.

"Dede punya tanggungjawab kecil jagain Dede El, mengerti?" ucap Cano. Saat berbalik untuk mengecek adik bungsunya, ia terkejut bagaimana tidak adiknya yang lebih aktif dari Calvin sudah menghilang.

"EL! Dimana kamu?!" ucap panik Cano menggendong Calvin di punggungnya.

Melihat kerah pintu karena ibu dan kakaknya yang belum kembali.

"EL!" kembali Cano berteriak memanggil Celly.

**

Cita bersama Candra keluar sebentar untuk mencari bahan tambahan untuk makan si kembar, Cita terlupa berpamitan pada Cano.

"Tenanglah mom, Ano pasti akan menjaga dede. Walaupun tampa di beritahu," ucap Candra menenangkan Ibunya.

"Kalau begitu ayo kita cepat, entah kenapa perasaan mommy tak tenang" ucap Cita menarik tangan Candra cepat memasuki hutan.

25 menit.

Cita bersama Candra sudah kembali hanya mendapat lima biji kentang, tak sebanding dengan penghasilan bapak tua yang membawa pulang sekarung. Cita meragu kenapa sesusah itu, namun mudah untuk pria tua itu? Tak mungkin tentunya mengingat ia sendiri berdua dengan Candra mencari justru hanya mendapatkan sedikit namun dengan waktu yang terguna cukup banyak dan sangat melelahkan.

Apa adakah yang membantunya? Pikir Cita.

"Ano, Al, El!" teriak Candra saat akan memasuki rumah, lamunan Cita terbuyar karena suara Candra.

POSESIF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang