❥NINETY-TWO

523 32 6
                                    

***

Calvin pergi ke bangsal Nana, untuk memanggil Cano kembali. Namun apa yang dilihatnya membuat Calvin menatap penuh arti pada kakaknya.

"Aku tidak tau, kalau kak No. Bisa bergerak secepat ini," ucap Calvin dengan kekehan mengejeknya.

"Ya. Aku bukan orang yang masih bingung dengan perasaannya. Tak tau membedakan mana yang kasihan dan cinta."

Mendengar perkataan itu, Calvin merasakan hantaman.

Tiba-tiba Nana terbangun, cukup bingung melihat keberadaan Cano di samping duduk bangsal nya. Seingat nya, Selena masih di sana. Matanya menangkap sosok Calvin yang berdiri tak jauh dari pintu masuk.

Cano membantu Nana yang bangun, dan menyandarkan nya di kepala bangsal.
"Bagaimana keadaan mu?" tanya Cano.

"Aku baik. Terimakasih sudah menyempatkan datang mengunjungi ku. " ucap Nana yang merasa tak enak.

"Sama-sama." ucap Cano, dan Calvin hanya mengangguk.

"Kapan kamu bisa pulang?" tanya Cano pada Nana seraya tangannya mengusap kepala punggung tangan gadis tersebut.

Calvin yang berada di sana cukup terkejut dengan tindakan Cano. Merasa bahwa adengan di depannya tidak nyata. Selena yang baru kembali dengan berkabaranya tertegun melihat kehadiran Calvin. Namun terkekeh gemas melihat keterkejutan Calvin.

"Kedip, Al." celetuk Selena.

Calvin langsung tersadar, ia semakin tertegun kala melihat Selena berada tepat di samping nya.

Belum sempat Calvin bereaksi, dirinya sudah di tarik Cano keluar bangsal Nana. Dengan menarik kerah leher Calvin.

Selena menutu pintu, lalu mendekati bangsal kakaknya.

"Papa dan Mama sedang menyusul.." ucap Selena di angguki Nana.

**

Sementara di bangsal Celly. Tamarius baru memasuki ruangan yang langsung di hadiahi tatapan dari Cakra.
Tamarius merolingkan matanya, setiap bertemu dengan Cakra pasti moodnya kurang bagus, sebab Cakra selalu mengusilinya.

"Hei! Menantu!" ucap Cakra, membuat Tamarius langsung menatapnya.

Apaan panggilan itu? Pikir Tamarius. Ia punya firasat lain dengan penyebutan tiba-tiba Cakra memanggilnya.

Dengan senyum yang di paksakan Tamarius menampilkannya pada Cakra, lalu dengan cepat buang muka. "Kenapa tidak berhati-hati hm?" ucap Tamarius yang langsung duduk.

Dari ekor matanya, Tamarius bisa melihat Cakra dengan sengaja mencumbui Cita. Membuat Tamarius benar-benar kesal.

Tangan menutup mata Celly.
"Kamu di larang melihat adengan dewasa di sana!" ucap Tamarius.

Cakra yang mencumbu Cita tersenyum di balik ciumannya. Lalu memutuskan dengan lembut tindakannya.

Celly hanya bisa pasrah, tangannya tak bisa bergerak untuk sekedar menolak penutup tangan Tamarius dari matanya.

"Ckckck.. Orang tua apaan itu memperlihatkan adengan dewasa pada anaknya sendiri?" sindir Tamarius pada Cakra.

"Berisik kamu. Yang mencium putri ku di pantry siapa ha?" ucap Cakra.

POSESIF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang