❥FIFTY EIGHT

557 48 25
                                    


***

2 hari kemudian.

Celly baru terbangun, di sampingnya Cakra dan Cita selalu di sana, seorang pemimpin Callisthenes pun menyerahkan tanggungjawabnya pada Candra, ingin menolak pun ia tak bisa mengingat penentuan itu sudah terjadi sejak kecil, bahkan usia Candra sudah terbilang harus di perushaan.

Sementara Cano meminta izin untuk keluar membeli makanan kesukaan si bungsu untuk menyenangkannya.

Cita memeluk tubuh Celly dan mengusap anak rambut putrinya yang menutupi wajah cantik Celly.
"El tidur lama, mimpi apa hm?" tanya Cakra mengusap punggung Celly karena di bangunkan Cita.

Celly tersadar, di sampingnya ada Calvin yang tertidur.
"Kakak Al baru tidur, dia juga kurang enak badan dari kemarin. Khawatirin dede Elnya" ucap Cita. Celly hanya mengangguk.

"Putri Daddy mau apa hm?"

"Mau peluk.." ucap Celly dengan suara seraknya. Cita tersenyum memeluk tubuh Celly dengan sayang, sementara Cakra menggapai gelas di minumkan pada Celly yang membalas pelukan hangat ibunya. Setelah selesai dengan pekerjaan kecilnya, Cakra ikut memeluk keduanya.

Celly terkikik senang, rasanya ia tak ingin melepaskan kebahagiaannya, entah kenapa perasaannya menjadi tak enak.

"Eh, dedenya Kak Ano dah bangu.." ucap senang Cano berjalan masuk kamar, dengan itu acara pelukan ala teletubbies berakhir.

"Kakak bawa apa?" tanya antusias Celly menatap wajah kakaknya.

Cano yang secara naluri berfokus pada mata indah adiknya terhipnotis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cano yang secara naluri berfokus pada mata indah adiknya terhipnotis. Tertegun beberapa saat, kemudian tersadar.

"Kesukaan El.. " ucap Cano seadanya.

"Emm.. Kak Cano, boleh Sunny mengambil milikku?" ucap suara halus nan lembut di belakang Cano, membuat Celly mengernyitkan alis, kemudian kepalanya memiring sedikit untuk mengintip sosok di belakang punggung lebar kakaknya.

Seketika Celly tertegun dan merasa marah, ia melemparkan bonekanya ke arah Cano. Ia marah cemburu akan hal seperti ini, rasanya ia tak pernah mau berbagi orang tersayangnya.

"El! Berhenti!" ucap Cakra tampa sadar menaikkan satu oktaf suaranya. Celly tertegun.

"Da.. Daddy?" melihat tatapan kekecewaan Celly dengan cepat Cakra memeluk putrinya, ia tampa sengaja memarahi putri kesayangannya, ia sangat kesal namun bukan pada Celly melainkan pada gadis yang ia bawa pulang, tapi justru kelepasan dan melampiaskan pada orang yang tak ingin ia sakiti.

POSESIF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang