❥NINETY-FIVE

415 30 0
                                    

***

Karena takut Cakra menjadi penghalang, Tamarius dengan cepat melesat pada Mansion Callisthenes. Mengabaikan soal lukanya bahkan soal Ibunya, ia tau mungkin akan lebih susah untuk bertemu dengan Celly nanti. Mengingat penyakit lama ibunya kembali kambuh.

Tamarius masuk dengan mudah, sebab semua orang sudah mengenal dan tau soal hubungan kedua pemimpin bisnis di kota Abama.

"Kak Ano." sapa cepat Tamarius langsung masuk mengunci pintu kamar Celly.

Cano yang mengerjakan beberapa di perusahaan cabang mendongak dan dalam mode bug nya. Setelah beberapa detik barulah Cano tersadar.

"Tama! Ngapain kamu!" ucap Cani yang langsung bangkit, kakinya menendang pintu.

"Buka, Tama." ucap Cano.

Sementara Celly yang akan berbuat pantangan tersentak, dan cukup bingung melihat kedatangan Tamarius.

Celly langsung tersenyum, menghentikan perlakuannya yang akan mengeluarkan paksa tangannya yang di sampirkan dengan kain khusus di pundaknya.

"Mau ngapain kamu?" tanya Tamarius. Celly menggeleng.

"Kakak ada apa? Kok di kunci? Noh kakak Ano ngamuk. Kesian pintunya nanti terluka," ucap Celly.

Tamarius mengabaikan perkataan Celly, lalu berucap.
"El.."

"Emm?"

Kata-kata Tamarius tercekat di tenggorokan. Jadi ia hanya memeluk Celly dengan erat.
"Maaf kak, Tama.. El nggak bisa balas melukin,"

"Tidak apa-apa." ucap Tamarius.

Suara gedoran makin keras, dan beberapa kali pintu terasa akan terbuka. Tamarius berdecak, lalu dengan terpaksa mengurai pelukannya.

"Berisik. Gangguin aja." ucap Tamarius, Celly tersenyum.

"Salah kakak, langsung kunci pintunya. Dah tau ada kakak Ano?"

Tamarius mengusap kepala Celly, lalu bangkit membuka pintu.

"Ngamok teros! Kenapa?" ucap kesal Tamarius.

Cano menatap tajam pada Tamarius lalu sengaja menabrakkan pundaknya pada tunangan adiknya masuk mengecek Celly.

"Aman?" tanya Cano. Celly mengangguk. Cano berbalik menatap Tamarius dengan cepat keluar kamar, belum Tamarius kembali menghampiri Celly. Cano sudah kembali dengan membawa laptop dan beberapa map berwarna biru di tangannya. Duduk di sofa dengan menatap sengit ke Tamarius.

Tamarius hanya menaikan satu alisnya, lalu duduk di samping Celly.

"Woi! Hormatin kakak. Tama, sini kamu." ucap Cano.

Tamarius terdiam, menatap Cano.
"Nana akan kemari." ucap Tamarius. Membuat Cano langsung menjadi lunak.

Namun itu hanya beberapa saat. "Kemari, Tama." ucap serius Cano.

"Kakak ngapain sih?! Jangan gitu sama kak Tama," ucap Celly.

"Bocil diam aja." ucap Cano.

POSESIF ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang