Bab 14

5.6K 467 55
                                    

Selamat Membaca




Timnya Yuan sekali lagi, maaf yaa hehe







Semesta tiba-tiba saja demam. Setelah perdebatannya dengan sang papa kemarin, lelaki itu jatuh sakit. Jena sudah kembali ke rumahnya, dan seperti biasa, ketika demam, Semesta selalu kembali menjadi anak kecil yang menyebalkan.

"Kamu kok ninggalin aku?" tanya Semesta ket ika Jena baru saja masuk ke dalam kamarnya.

Jena mengembuskan napas pelan, "Aku pergi ke bawah nggak ada lima belas menit ya, Mas," balasnya berusaha bersabar.

Semesta mendengus mendengarnya, "Selalu aja ngejawab kalau aku marah."

Jena menoleh begitu mendengar Bio yang sejak tadi berada di dalam kamar tertawa pelan. Benar, Semesta memang tidak malu bersikap manja kepada Jena, bahkan di depan Ibu atau kedua adiknya. Apalagi ketika demam begini, harus selalu Jena yang mengurusnya.

"Emang harusnya aku masuk kelas aja sih, daripada nemenin kamu di sini."

Lelaki itu berdecak, namun meski begitu ia tetap mendekat ke arah Jena, dan membaringkan kepalanya di pangkuan Jena. "Kepalaku pusing," adunya sembari membenarkan letak selimutnya.

"Ya, makanya kamu jangan kebanyakan ngomong, tidur gitu loh, Mas."

Semesta cemberut, tangannya bergerak mengarahkan tangan Jena ke kepalanya, mengisyaratkan agar gadis itu memberikan usapan lembut di sana. Dan, Jena melakukannya. Menuruti permintaan lelaki itu. Membiarkan Bio yang tengah bermain game di ponselnya itu sesekali melirik ke arah mereka.

"Aku pulang!" Tiara berseru keras sembari berlari menaiki ranjang dengan ekspresi senang.

"Dek!" seru Semesta begitu adik perempuannya itu memberikan kecupan singkat di pipinya sebelum ikut berbaring di sampingnya.

"Ibu di bawah?" tanya Bio yang kini ikut duduk di ranjang, bergabung bersama saudaranya. Ia sudah meninggalkan ponselnya di sofa begitu saja.

"Iya, lagi di dapur." Kebiasaan Tiara sejak dulu masih sama, selalu ikut ke mana pun Ibu pergi, termasuk berbelanja ke pasar.

"Aku tadi beli es kelapa muda, enak deh. Aku beliin Mbak Jena, Mas Bio sama Mas Yuan juga," katanya sembari memeluk tubuh Semesta dari samping.

Semesta mengerutkan kening mendengarnya, ia menoleh ke arah sang adik, "Kayaknya ada yang salah dari omongan kamu barusan."

"Apa?"

"Yuan?"

"Iya Mas Yuan, dia memang kasih kabar mau ke sini, mau jenguk Mas Esta. Jadi, aku beliin sekalian," jawab Tiara sembari bangkit duduk dan memainkan ponselnya. Sama sekali tidak terganggu dengan ekspresi wajah Semesta yang terlihat kesal.

"Kenapa mas nggak kamu beliin juga?"

"Loh, Mas Esta kan lagi demam. Kata Ibu, kalau demam nggak boleh minum es."

"Pilih kasih." Semesta mendongak, menatap Jena yang tengah menatapnya sejak tadi. Ia menampilkan ekspresi wajah cemberut, yang membuat gadis itu terkekeh pelan. "Aku selalu kalah sama Yuan," katanya dengan mata yang sudah berkaca-kaca yang membuat Bio dan Tiara syok melihatnya.

SEMESTANYA JENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang