Yujin terbangun dengan kepala berdenyut ngilu. Sendirian, tanpa Gyuvin di ruangan itu. Seluruh tubuhnya terasa kaku di balik selimut tebal yang menutupinya.
Netra kecoklatan miliknya mengerjap. Jari-jari kaki dan tangannya ia gerakkan dengan perlahan. Berhasil!
Ia meraih ponselnya di nakas, seketika membelalak melihat puluhan panggilan tak terjawab dari Dohoon disertai beberapa chat bubble.
"Pulang.. gue harus pulang.." lirihnya.
- - -
Yujin memasuki rumah Dohoon dengan mengendap-endap. Dohoon terlihat duduk di ruang tamu, bersama seorang gadis yang belum pernah ia temui sebelumnya. Pandangan Yujin dan Dohoon bertemu, seketika canggung.
"Kak, Kak Shinyu nggak ada?" tanya Yujin, berbasa-basi.
"Shinyu di sekolah, latihan sama dance team. Lo dari mana aja? Kenapa baru pulang, dan kenapa keluar kok nggak kabarin gue? Semalem lo dicariin Papa sampe gue kena omel. Katanya gue nggak becus jagain lo."
"Gue main di tempat Kak Gunwook."
Dohoon sontak bangkit dari duduknya dan menggebrak meja di hadapannya. Hanni, gadis cantik yang duduk di sisinya itu tersentak dibuatnya.
"Lo habis minum, sialan!" bentak Dohoon. "Lo pikir gue nggak tau? Gue tau mereka ngapain tiap akhir pekan. Ngerasa hebat lo kayak gitu? Baru ngerasain punya temen ya jadi ikut-ikutan?"
Yujin membelalakkan matanya, ia menggeleng perlahan. Pelupuk matanya panas, baru pertama kali ia merasakan dimarahi oleh sosok kakak. Terlebih, perkara teman adalah topik yang sensitif untuknya.
Ia pergi ke kamarnya dengan perasaan berkecamuk. Mengemasi kopernya, lalu bergegas pergi tanpa pamit pada Dohoon yang juga tidak berusaha menghentikannya.
"Dasar bocah labil, ditanya gitu doang mainannya kabur. Gimana nanti ya kalo Papa beneran udah nikah?" Dohoon bergumam pada dirinya sendiri.
☆゚・✧ ・ ゚*。★ ゚*。
Shinyu merengut ketika Dohoon menolak ajakannya untuk keluar dan makan siang. Dohoon berkata bahwa ia sudah memiliki janji dengan Hanni yang merupakan kawan sekelasnya dulu. Tidak berbohong, memang, tapi itu cukup membuat Shinyu merasa insecure.
"Gunwook, lo hari ini sibuk apa?" Shinyu menghampiri Gunwook tanpa berpikir lagi. Ia sudah cukup sakit kepala dibuat Dohoon.
Gunwook yang memang tengah duduk seorang diri di dalam studio dance, menggeleng seraya menepuk sisi lantai kayu yang kosong di sampingnya. Shinyu mendudukkan dirinya disana dan bertopang dagu. Ia sadar bahwa Gunwook sibuk. Pandangannya tak lepas dari layar iPad yang menampilkan tarian asli grup yang akan dibawakannya. Bibirnya yang keriting beberapa kali terlihat berkomat-kamit.
Sebagai teman yang pengertian sekaligus tau diri, ia tak ingin mengajak pemuda bongsor itu berbicara. 10 menit pertama, mereka habiskan dengan saling diam.
"Lo kenapa, Yu? Kok kayak yang banyak pikiran?" Gunwook menepuk paha Shinyu, sedikit mengejutkannya.
"Nggak.. gue lagi berprasangka aja," Shinyu berucap murung. "Jadi.. gue punya pacar dan dia pergi sama temennya yang dulu pernah suka sama dia. Gue berlebihan nggak sih kalo takut?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PLOT TWIST (Shindo / Nitdo ft Gunwook)
FanfictionMimpi adalah angan. Cinta adalah ilusi. Kebahagiaan adalah semu. Esok adalah teka-teki. Dan hidup adalah permainan. Dalam lika-liku dan jatuh bangun, siapa yang harus kamu percaya? Kepada siapa kamu harus bersandar? Apakah kegagalan adalah akhir?