Keesokan paginya, Anton mengantar Dohoon pulang ke dorm sekaligus membawakan sarapan untuk member TWS yang lain. Anak-anak itu menyambutnya antusias, tanpa terkecuali Shinyu meskipun ia semakin menaruh curiga.
"Did you spend the night with him?" Shinyu tiba-tiba saja merangkul Anton seraya berbisik padanya. Mau tak mau, Anton mengangguk. Sudahlah, untuk apa berbohong pada seorang leader, pikirnya.
Shinyu menghela nafasnya, ada sedikit cemburu ia rasa. Namun, ia lantas menepuk punggung Anton dan memberinya segaris senyum.
"Don't break his heart," bisiknya lagi.
Anton pun kembali mengangguk.
"Never," sahutnya.
Shinyu mengucapkan 'terima kasih' tanpa bersuara, hanya mulutnya yang bergerak dan cukup dilihat Anton, lalu pergi ke dapur untuk ikut membongkar sarapan yang dibawakan seniornya itu.
"Shinyu.. a word please?" Dohoon menggamit lengan Shinyu.
Shinyu sedikit tersentak karena Dohoon yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya. Namun ia mengangguk dan menuntun Dohoon ke kamarnya.
"Shinyu, tadi ngomong apa sama Anton?" tanya Dohoon begitu Shinyu menutup pintu. Shinyu duduk di kasur Dohoon, menepuk sisinya yang kosong.
Dohoon mendudukkan dirinya di sisi Shinyu tanpa melepaskan pandangannya. Ia merasa buruk, bisa dilihatnya hidung Shinyu perlahan berubah merah.
"Shinyu.. jangan nangis.." suara Dohoon terdengar pecah. Detik berikutnya, justru ia yang lebih dulu menitikkan air mata. "Shinyu maafin gue.. gue nggak expect juga kenapa tiba-tiba bisa deket sama dia."
"Kenapa lo minta maaf? Emangnya lo salah?" Shinyu berujar tenang. "Kenapa lo ngerasa bersalah? Kayak kepergok selingkuh aja," kekehan kecil itu lolos, meski dipaksakan. "Gue gapapa. Asal lo janji ini nggak mempengaruhi kinerja lo di grup. Dan lo jangan sampe balik sama Gunwook lagi."
Shinyu mengusapi sisi kepala Dohoon, sementara pemuda itu semakin sesenggukan. Kalau sudah begini, Shinyu jadi gengsi dan mengurungkan niatnya untuk ikut menangis.
"Gila keren banget gue bisa bikin mantan buaya nangis," gurau Shinyu, saat dilihatnya Dohoon seperti tidak akan segera berhenti. "Serius gue tanya, yang lo tangisin tuh apa sih?"
"Lo..." cicit Dohoon. "Gue benci lo yang sok kuat gini."
"Gue emang kuat kok, nyatanya. Pas kita putus aja gue nangisnya cuma sehari," Shinyu melunturkan senyum palsunya. Usapannya di kepala Dohoon turun ke pipi kanannya. "Kejar kebahagiaan lo. Kalo lo bosen, capek, nyerah, atau kangen.. gue bakal disini."
Dohoon seketika berhenti menangis. Ia memeluk Shinyu erat, seperti enggan melepasnya.
"Makasih Shinyu..." lirihnya. "Makasih karna selalu nerima gue dan jelek-jeleknya gue."
"No need to thank me. I've promised your dad that I'll always look out for you no matter what. Just be happy for me, can you do that? Now let me see your face."
Shinyu melepaskan pelukan mereka sepihak, memegangi kedua bahu Dohoon sembari menatap lekat setiap fitur di wajah rupawannya.
Dohoon menunduk malu, kedua matanya mengerjap pertanda gugup. Sepertinya itu sudah menjadi kebiasannya.
Saat kedua anak adam itu kembali ke ruang tamu, makanan telah tertata rapi di tengah ruangan. Mereka semua duduk bersila mengelilingi berbagai macam lauk-pauk yang tersedia, rasanya seperti acara makan bersama keluarga di saat libur Chuseok.
Shinyu duduk berdampingan dengan Dohoon, dengan Anton di sisi Dohoon yang lain. Ia bisa melihat bagaimana Anton dan Dohoon diam-diam saling menautkan kelingking, sebelum mulai mengisi piring mereka dengan makanan.
'It's all good. All good...'
.....tbc
—————
A/N : pendek dulu ya, yang penting Shinyu udah ikhlas.
Hehe.. selamat malming semuanya✨
See you next week🤓
GANTENG BANGET BLACK HAIRED SHINYU UDAH GILAKAH???
MANA LUCU BANGET MEREKA DISINI😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
PLOT TWIST (Shindo / Nitdo ft Gunwook)
FanfictionMimpi adalah angan. Cinta adalah ilusi. Kebahagiaan adalah semu. Esok adalah teka-teki. Dan hidup adalah permainan. Dalam lika-liku dan jatuh bangun, siapa yang harus kamu percaya? Kepada siapa kamu harus bersandar? Apakah kegagalan adalah akhir?