63. Thin Lines

44 8 7
                                    

"Shinyu.. kok diem aja? Apa yang lo pikirin?" tanya Gunwook.

Siang berikutnya, Shinyu dan Gunwook pergi untuk fitting. Shinyu menatap pantulannya sendiri di cermin dengan mata berkaca-kaca.

Tidak, sesungguhnya bukan itu yang menjadi fokusnya.

Shinyu bisa melihat Dohoon dengan jelas, ia tersenyum manis di sisinya sembari ikut memperhatikan bagaimana tuxedo berwarna hitam itu membalut tubuhnya.

"No.. this can't be real.." gumam Shinyu.

"Hari ini, seribu harinya aku. That's why you can see me. I asked for it from the Gods," Dohoon berujar, seolah membaca pikiran Shinyu.

Shinyu memutar tubuhnya untuk mencari Dohoon, namun nihil. Ia tidak ada disana. Namun, saat ia kembali menatap ke dalam cermin, ia bisa melihat bagaimana Dohoon kini tengah mengitarinya dengan tatapan kagum.

"It fits you so well. Kamu ganteng, Kak Junghwan," Dohoon mengusapi kedua lengan Shinyu, dan ia bisa merasakan sentuhannya dengan nyata. Ia pun terkekeh pelan dengan air mata yang menitik.

"Kakak mau ngobrol banyak sama kamu. Tapi sebelum itu.. kamu mau makan apa, Ddoi? Mau kakak bawa ke kuil.."

"Shinyu, lo ngomong sama siapa?" tanya Gunwook.

"Dia nggak bisa liat kamu?" Shinyu berbisik pada Dohoon.

"No, I'm only here for you."

- - -

"You don't look so thrilled," Gunwook melayangkan protesnya saat mereka pergi makan siang. Shinyu memiringkan kepalanya dengan bingung.

"Maksudnya?"

"We're getting married in a month. Tapi lo nggak keliatan excited sama sekali. Lo ragu? Kalo lo ragu, lo bilang dari sekarang. Jangan sampe kita terlanjur.."

"No, that's not it. Gue cuma ngerasa bersalah, Nuki."

"Ah.. jadi ini masih tentang Dohoon," Gunwook mengusapi tangan Shinyu di atas meja. "I get it. Today is his death anniversary."

"Gue pikir lo lupa," kini, Shinyu menyunggingkan senyumnya.

"Gue nggak lupa. Gue cuma nggak mau ini bikin mood lo buyar. I really don't want you to cry today."

Shinyu pun tersenyum malu. Sebuah usapan ia rasakan di punggungnya. Ia membuka cermin lipat yang sedari tadi ia genggam di sebelah tangannya, mengarahkannya kepada Dohoon yang kini bersandar pada bahunya.

"Be happy," ujar Dohoon, lebih seperti permintaan. Maka, Shinyu mengangguk dan mengulaskan senyum yang lebih lepas ke arah Gunwook.

"Nuki.. abis dari sini kita pulang ya? Gue mau tidur siang."

"Lo capek?" Gunwook menaikkan kedua alisnya.

"Yeah, kinda."

"Siapa suruh nge-gym dulu tadi pagi?"

"I wanna look good on our wedding day," cengir Shinyu.

"You always look good tho. You're my bride to be," Gunwook mengedipkan sebelah matanya, dan itu membuat Shinyu mengernyit.

"Bride, my ass. Belum aja lo gue tonjok."

- - -

Sesampainya di tempat Gunwook, Shinyu buru-buru memasuki kamar yang ia tempati dan mengunci pintu— ia dan Gunwook memang punya kamar masing-masing.

Shinyu pun mendudukkan dirinya di meja rias, senyumnya terulas saat dilihatnya Dohoon tengah memeluk lehernya dari belakang dan menumpukan dagu di atas kepalanya.

PLOT TWIST (Shindo / Nitdo ft Gunwook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang