Subuh itu, Shinyu menempatkan dagunya di pucuk kepala Dohoon dan memeluk pinggangnya erat. Lekukan yang terasa pas, juga aroma stroberi yang menguar dari surai yang lebih muda.
Dohoon menempatkan telapaknya di dada Shinyu, merasakan desir yang kuat disana.
"Sakit, Ddoi? Lain kali, mau gantian?" Shinyu berujar seraya mengusap punggung Dohoon yang tak tertutup benang.
"No! Aku nyaman kayak gini, aku suka dirajai sama kakak," Dohoon menyahut cepat.
Oh... Shinyu dan egonya dibuat kenyang, harus diakui memang hanya Dohoon yang bisa.
"Tapi kak.. aku boleh tanya sesuatu?" Dohoon kembali bersuara, kali ini ada ragu tersirat.
"Tanya. I've told you right? The only way this could work, is if we're honest with each other. Sini..." Shinyu merentangkan lengan kirinya, yang detik berikutnya dijadikan Dohoon tumpuan kepala. Mereka kini saling menatap, yang lebih tua nyaris tak berkedip.
"Kak Junghwan kok tegang?" mau tak mau, kekeh itu lolos dari bibir mungil Dohoon.
"Cantik.. Ddoi-nya kakak paling cantik," puji Shinyu.
Sungguh, untuk sekarang, Dohoon sudah sangat terbiasa mendengarnya. Namun, rasanya masih berbeda dan candu ketika Shinyu yang menuturkannya.
"Sama kakak terus ya, Ddoi? Jangan kasih celah buat orang lain.. kakak nggak bisa, kalo nggak sama Ddoi."
Satu anggukan Dohoon beri, ditariknya Shinyu mendekat. Kecup singkat ia daratkan pada bisep yang lebih tua, sebelum kepalanya bersandar nyaman di dada bidang yang disukainya itu.
"Kak.. ini yang mau aku tanya," Dohoon kembali membuka suaranya.
"Apa, Sayang?" Shinyu menyahut lembut.
"Kakak suka nggak, sama anak-anak?"
"Suka.. banget, malah. Asal nggak bandel kayak Kyungmin.."
Tawa mereka berdua lolos. Dohoon pun mendongak, kembali menatap Shinyu yang belum melunturkan senyumnya.
"Ada rencana nggak.. buat punya anak sendiri, mau di umur berapa?"
"Adopsi, maksudnya? Hmmm... belum sih," geleng Shinyu. "Masih banyak di diri kakak yang harus dibenahin."
"Kalo dalam waktu dekat.. berarti kakak nggak siap?"
"Kenapa, Ddoi? Kamu emang udah kebelet mau kakak nikahin?"
Lidah Dohoon terasa kelu. Buru-buru, ia menggeleng.
"Kakak serius sama aku?"
Itu pertanyaan mudah untuk Shinyu, ia jawab dengan kecupan di sudut bibir Dohoon yang terbuka.
"Suka banget ya, dikasih afirmasi?" Shinyu mengusap pipi kanan Dohoon dengan ibu jarinya. Yang lebih muda sedikit tersipu, namun binar ketakutan itu jelas di netra coklatnya.
"I'm pregnant, Kak Junghwan," nyaris seperti bisikan. Usapan Shinyu di pipinya berhenti, senyumnya pun luntur.
"Ini.. kalo kamu bercanda, kakak marah beneran."
Dohoon menggeleng ribut, setitik air matanya jatuh. Dibawanya tangan Shinyu yang bebas pada perutnya.
"Disini..." lirihnya. "Kakak mau sapa?" penuh harap dalam nada suaranya.
"Kita.. punya waktu berapa lama?" Junghwan kembali berujar, berusaha membuatnya terdengar setenang mungkin.
"Waktu buat?" Dohoon mengerutkan alisnya.
"Sebelum dia hadir. Kakak punya waktu berapa lama buat siap-siap?"
"Nggak tau.. kalo untuk itu, aku belum periksa."
"Besok ya? Kakak kelar meeting, kita pergi."
"Kakak nggak marah?" Dohoon terkejut.
"Marah.. sama diri kakak sendiri karna udah sebodoh ini dan ngerusak kamu. I just ruined your future.. kenapa kamu malah setenang ini?"
Seulas senyum tersungging di wajah rupawan Dohoon. Untuk yang satu itu, ia sudah siapkan jawaban.
"Because I believe in you, Kak Junghwan. I always do."
"Mau keluar cari angin?"
"Eung!"
- - -
.....tbc—————
A/N : adem amat pak yuya 🥹
KAMU SEDANG MEMBACA
PLOT TWIST (Shindo / Nitdo ft Gunwook)
FanfictionMimpi adalah angan. Cinta adalah ilusi. Kebahagiaan adalah semu. Esok adalah teka-teki. Dan hidup adalah permainan. Dalam lika-liku dan jatuh bangun, siapa yang harus kamu percaya? Kepada siapa kamu harus bersandar? Apakah kegagalan adalah akhir?