Yujin baru saja selesai dengan jam kerjanya saat Dohoon menaruh sebungkus rokok di kasir.
"Please, nanggung," ujar Dohoon memohon.
"Nggak, gue yang nggak kasih. Balikin," Gunwook menangkap pergelangan tangan Dohoon, pemuda itu pun menaruh kembali rokok di tempatnya semula.
Dohoon mengerutkan alisnya, namun ia mengurungkan protesnya saat Gunwook menepuki kepalanya.
"Good boy," puji Gunwook. "Yujin, buruan ganti baju gih. Lo pulang bareng kita 'kan?" ia menoleh pada Yujin yang menatap mereka tercengang.
"Kalian.. sejak kapan?" tanya Yujin.
"Apanya yang kapan?" Dohoon balas bertanya.
"Ini.. bukan apa-apa?" Yujin menunjuk pada wajah Dohoon dan Gunwook bergantian.
Gunwook mengibaskan tangannya seraya terkekeh.
"Nggak anjir, nggak gitu."
"Ohh. Oke, bentar ya, ganti baju," Yujin bergegas ke backroom. Tak lama ia kembali dan sudah mengganti seragam kerjanya dengan sweater hitam polos dan jins robek.
"Kalungnya bagus. Dari Gyuvin?" Dohoon menyentuh kalung berantai silver yang menggantung di leher Yujin, nyaris seperti choker dan beraksen batu berlian kecil tepat di tengahnya.
"Iya. Tadinya dia mau kasih gue cincin, tapi nggak jadi. Takut ketara banget, apalagi kalo sama," Yujin tersenyum simpul sembari menyentuh mata kalungnya.
"Gyuvin punya kalung yang sama?"
"Iya. Tapi kalo pake nggak barengan, dia juga takut ketahuan."
"Ooh..." Dohoon merangkul Yujin dan mengusap bahunya. "Lo gapapa 'kan tapi?"
"We're good. Paham kok, apalagi dia udah jadi trainee."
"Oh ya? Dimana?"
"Entah, dia belum mau cerita," Yujin mengendikkan bahunya. "Mungkin emang dilarang."
"Beberapa emang begitu sih, bagian dari kontrak," ujar Gunwook menenangkan. "Shinyu aja dua tahun nyimpen, tiba-tiba jadi leader grupnya Dohoon."
"Iya lagi.. beneran plot twist..." Dohoon tertawa lepas.
"Lo tapi baik-baik aja, kak?" tanya Yujin. Alisnya berkerut, pertanda ia khawatir. "Gue nggak tau.. mungkin feeling gue aja tapi dia sekarang kayak beda."
"Beda gimana maksudnya?" Dohoon melunturkan senyumnya.
"Pulang dulu yuk, gue nggak enak kalo ngomongnya disini."
- - -
Jarak ke apartemen Gunwook bisa ditempuh dengan berjalan kaki, maka mereka melakukannya selagi langit malam itu cerah.
Dohoon menggamit lengan Gunwook dan menjepitnya selama mereka berjalan pulang. Yujin yang tepat di belakang mereka hanya bisa tersenyum maklum, sekaligus lega karena ia sudah tidak memiliki alasan untuk canggung di sekitar Dohoon sekarang.
Sesampainya di tempat Gunwook, Yujin berbaring tengkurap di sofa untuk melepas lelahnya. Bekerja di minimarket membuatnya harus berdiri selama 6 jam shift, meski sesekali ia menduduki kursi pelanggan saat tempat itu sepi pengunjung.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLOT TWIST (Shindo / Nitdo ft Gunwook)
FanfictionMimpi adalah angan. Cinta adalah ilusi. Kebahagiaan adalah semu. Esok adalah teka-teki. Dan hidup adalah permainan. Dalam lika-liku dan jatuh bangun, siapa yang harus kamu percaya? Kepada siapa kamu harus bersandar? Apakah kegagalan adalah akhir?