chapter 3

235 108 26
                                    

Gracia menunduk dan merenung atas perlakuan kedua orang tuanya tadi ia "Apakah aku ga terlalu penting di dalam kehidupan mereka" batin cia.

Gracia bergegas pergi ke kamar nya yaitu tempat ternyaman seorang gadiss ituu menatap kamarnya dengan mata yang berkaca kaca keesokann harinya tibaa.

"Selamat bangunn anak mama melodina askandar velisia kita makan?" ungkap aurelll.

"Yummy enak mahh pah" ucap Dina dengan kata lembut dan manis.
   

                       🛬🛬🛬🛬🛬

Namun mereka lupa dengan anak bungsunya yaitu cia sekali pun mereka tidak pernah menanyakan soal hal itu.

"Pah cia pengen di anter ke sekolah cia boleh ga pah?" tanya cia.

"Sialan kamu kan punya kaki itu di gunain lumpuhh ya? anak ga tau diri"

Dengan wajah malass gadiss itu melihat papanya dan ia memberanikan diri untuk berbicara.

"Udah cukup pah akuu cuma nanya doang cia juga pengen di anter kek kakak Dina emang ga boleh?" dengan suara tinggi cia.

"Anak setan !! cuih" bentak papa.

Gracia membalikkan bola mata nya "Yaudah cia bisa berangkat sendiri" ia pun bergegas pergi meninggalkan rumahnya  dan segera berangkat ke sekolah nya.
   

                     🛬🛬🛬🛬🛬🛬

Saat di jalan dia bertemu algantara Mahendra putra arkarasya "Bareng sekolah sama akuu?mauu ga " ujarr algantara dengan percaya dirinya. 

"Iya aku mau kok" gadis itu pun menaruh ponselnya di saku sekolah nyala.

Di sekolah yang begitu indah dan anginn semliwir dan daun berjatuhan dengan indahnya.

"Loh pipi mu sama dahi mu kenapa kok lebam gitu?" tanya algantara dengan perhatian nya ke gadis itu.

Mata gracia berbinar ketika mendengar perkataan dari seorang algantara "Gapapa kok" sambil tersenyum palsu ke arah algantara.

"Gapapa apanya sampe luka kaya gitu ada masalah kah?" sahut algantara.

"Iya aku ada masalah sama keluarga kuu kenapa ya aku selalu di banding banding kan sama kakakku si dina di mata orang tua ku akuu ga begitu berguna " gumam gracia ke algantara.

"Jangan nangis lagi ya nanti cantik nya cia ilang loh?" jawab algantara menenangkan graciaa agar tidak bersedih lagi.

"Iya makasih ya" Gracia berterima kasih sambil memegangg tangan algantara.

Hazel,vioni dan elza bertemu gracia dan algantara "Lah kok memar pipi kamu ci pasti papa kamu lagi ya yang buat papa kamu udah keterlaluan?" tanya hazel mengenal bagaimana sifat gracia dari dulu.

"Iya tapi gapapa kok" sahut Gracia.

Vioni pun dengan mulut ceplas ceplos pun "Bajingan alvin."

"Ingat kami ber empat selalu bersama kok menemani kamu" ujar ketiga sahabat itu.

Ke empat lelaki ituu yang bernama rehann agata putra, rio Febrian jealtraa, bagus pratama bintang, saka Bhayangkara menemui algantara pun duduk.

Rehan dengan paras terkejut menanyakan  hal tersebut kepada gracia" itu kenapa ? kok lebam gitu"

"Masih nanya lagi itu jelas jelas lebam rehan pret" sahut bagus dengan nada lawakan.

"Bacot lu agus."

Rio dengan muka datar dan mata yang  sinis mengara ke dua anak yang sedang bertengkar dalam keributan itu " udah² jangan ribut goblok lihat ituu gracia kasihan "Dengan santainya bicara dengan menyandar di dinding sekolah.

"Jangan sedih lagi Gracia okyy " sahutt saka sembari mengusap rambut Gracia.

"Iya ka" jawab gracia.

Bell sekolah menunjukkan kalo bell sekolah masukk dann siswa siswa  masuk ke kelas masing masing tanpa basa basi.

                             next?

           jangan lupa vote dan kesan
               ceritaku terimakasih

gracia stories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang