MAKE HER RILEKS

1.5K 101 0
                                    

Lisa merasa sangat frustasi dengan semua pekerjaan yang di lakukannya. Kliennya keras kepala, bosnya menekan dia harus melakukan semua laporan yang tertunda, sementara bawahannya tampak terlihat bodoh.

Dan itu sudah berlalu selama tiga hari. Sial, dia lembur selama tiga hari ini. Tidur sekitar 4-5 jam kemudian harus bangun pagi dan lembur lagi.

Kalau dia tidak memikirkan bagaimana cara dia makan dan membayar apartemen, sudah pasti dia memilih untuk keluar dari pekerjaannya. Terkadang, dia berangan-angan terlahir dari keluarga kaya raya sehingga dia tidak perlu bekerja sekeras ini.

Bukan berarti dia tak bersyukur karena tentu saja di lahirkan dari ibu yang begitu luar biasa. Tapi tetap saja… semua kerja keras dan kelelahan ini membuatnya sempat berpikir demikian.

Meskipun pembayaran apartemen dibagi dengan Jennie — roommate-nya selama dua tahun ini — tetap saja Lisa tahu dia harus berusaha keras untuk mendapatkan uang. Bukan hanya untuk apartemen, tapi juga untuk menyenangkan ibunya yang selama ini sudah bekerja keras.

Jika dia berhenti bekerja, dari mana dia bisa memberi uang untuk ibunya sementara ibunya sudah tua, sangat tidak pantas untuk bekerja lagi.

“Hai, Lis, selamat pagi.”

Saat itu pagi hari tapi tubuh Lisa sudah merasa lelah. Dia berharap tekanan di kantor akan berkurang hari ini hingga dia mendapatkan pekerjaan yang layak.

“Pagi, Jennie.” Sapa Lisa menatap Jennie.

Teman sekamarnya yang super seksi. Dengan semua kelelahan ini, melihat Jennie yang sering mengenakan pakaian begitu terbuka menambah rasa frustasi dalam dirinya.

Lisa tidak tahu kapan ini dimulai. Tapi belakangan ini, sepertinya rasa frustasi dan putus asa dirinya karena ingin menyentuh temannya itu semakin besar.

Di tambah lagi, matanya tidak pernah bisa berpaling dari pantat dan payudaranya yang terlihat. Bahkan dengan kaos yang dia kenakan, Lisa sudah tahu bahwa Jennie jarang sekali mengenakan bra.

Dan, itu menambah siksaan bagi Lisa. Seolah ingin Lisa bertambah tersiksa, Jennie juga sering sekali mengenakan celana pendek.

Ya, celana pendek yang terlalu pendek hingga setengah dari pantatnya terlihat ketika dia sedang berjalan. Terutama ketika temannya tengah membungkuk di depan perabotan dapur, brengsek.

Yang Lisa ingin lakukan hanyalah membuat temannya itu terus membungkuk disana, sementara dia menidurinya dengan keras dan kasar. Mendengar jeritan Jennie lalu membuat Jennie terjatuh karena kelelahan.

Sialan. Ini masih pagi, terangsang, dan lelah karena kurang tidur adalah kombinasi yang sangat buruk.

“Kau terlihat sangat kelelahan. Semuanya baik-baik saja?” Tanya Jennie. Melewati dirinya, jarinya menyentuh tengkuknya dan mengusapnya dengan lembut.

Lisa merinding. Dia berusaha untuk tidak merintih merasakan usapan yang membuatnya nyaman itu.

“Yah, hanya bos yang menyebalkan dan bawahan yang begitu bodoh. Aku lembur selama tiga hari.” Desah Lisa.

“Tiga hari?” Jennie terkejut karena jelas dia tak tahu.

Dia adalah seorang bartender dimana pada malam hari dia akan selalu bekerja hingga dia tak tahu jika Lisa pulang tengah malam.

“Hmmm, dan sekarang aku sangat lelah.” Ucap Lisa sambil cemberut.

Jennie melingkarkan tangannya dari belakang. Payudaranya menempel di punggung Lisa. Tangannya mengusap dada Lisa sementara wajahnya berada di samping wajah Lisa. Dengan lembut dia berbisik.

JENLISA ONESHOOT (GIP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang