Fokus Lisa biasanya selalu tertuju pada pekerjaan yang dia lakukan. Sebagai penulis, sejujurnya Lisa tidak begitu aktif lagi selama beberapa bulan terakhir.
Tetapi Jisoo, sang penerbit yang juga adalah sahabatnya mulai mendesak Lisa untuk melanjutkan tulisannya. Jadi, begitulah Lisa memulai.
Dia mencari apartemen sementara sehingga Lisa bisa mulai menulis tanpa adanya gangguan.
Atau setidaknya, Lisa mengharapkan tidak adanya gangguan. Sampai suatu ketika, dia pergi pada malam hari untuk membeli makanan instan dan bertemu dengan tetangganya yang sedang berciuman.
Mereka berciuman seolah tidak ada hari esok, tidak sempat untuk masuk ke apartemennya dan detik itu, seorang pria menerima telepon.
Lisa bisa melihat ekspresi frustasi dari wanita itu ketika —mungkin pacarnya— menjawab panggilan itu dan mengatakan bahwa dia harus pergi.
Wanita bermata kucing itu tampak hampir menangis ketika pacarnya pamit dan kemudian, pergi begitu saja meninggalkannya, mungkin dalam keadaan yang sangat terangsang.
Dan sial, bohong jika Lisa tidak berharap dia ingin melanjutkan sesi itu.
Karena mungkin Lisa terlalu fokus pada tulisannya, Lisa tidak pernah menyadari bahwa dia memiliki tetangga yang bukan hanya menawan, tapi juga cantik, seksi dan uh, Lisa sering memikirkan wanita itu belakangan ini.
Sekarang malam hari dan Lisa berpikir untuk mulai mendekatkan dirinya pada tetangga yang baru dia kenal itu.
Dia berharap mendapatkan respon yang bagus.
Dia telah membeli pizza. Dengan harapan tetangganya itu akan menyukai pizza, dengan penuh percaya diri, Lisa pun melangkah ke unit tetangganya dan mengetuk pintu.
Cukup lama untuk Lisa menunggu sampai-sampai dia berpikir, mungkin tetangganya itu sedang pergi.
Sampai beberapa saat kemudian, seorang wanita muncul. Wanita yang sama, dengan penampilan yang sangat jauh berbeda.
Dengan rambut acak-acakan, mata yang tajam namun juga sayu, serta kaos besar yang di kenakannya membuat penampilan wanita ini tampak jauh lebih menarik dari terakhir Lisa melihatnya.
“Maaf? Ada yang bisa aku bantu?” Tanya wanita itu.
Lisa memperhatikan penampilan wanita ini lebih jauh, menyadari bahwa di balik kaos kebesarannya, wanita itu tampak tidak mengenakan apapun.
Mungkin dia hanya mengenakan celana dalam? Pikir Lisa. Dia meneguk ludahnya saat merasakan tenggorokannya kering.
“Hai, aku Lisa. Aku tetangga barumu di sini.” Katanya memperkenalkan diri.
“Oh, hai, maaf aku tidak memperhatikan. Aku Jennie.” Wanita bernama Jennie itu mengulurkan tangan.
Lisa dengan cepat meraih tangan Jennie dan mata Jennie memperhatikan kotak pizza yang tergantung, di bawa oleh tangan kiri Lisa.
“Ah, ini dia!” Kata Lisa, terkekeh. Sama sekali tidak melepaskan jabatan tangan mereka. “Sebagai tanda perkenalan, aku ingin sekali mengajak makan pizza bersama dan...”
Yang mengejutkan, Jennie membuka pintu lebih lebar dan menarik Lisa masuk ke unitnya. Mereka masuk ke unit Jennie dan alih-alih menatap pizza, mata Jennie menjelajahi tubuh Lisa.
Dan Lisa sadar diri dengan pakaiannya. Hanya dengan kaos yang ketat serta celana pendek, Lisa jelas begitu terbuka dan saat dia tahu Jennie menatapnya, dia tidak merasa malu.
Sebaliknya, dia merasa percaya diri.
“Aku punya anggur.” Kata Jennie yang membuat Lisa menyeringai.

KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA ONESHOOT (GIP)
Fanfiction(21+)INI ADALAH SEKUMPULAN ONESHOOT JENLISA YANG BISA KALIAN BACA SELENGKAPNYA DI KARYAKARSA. DI WATTPAD AKU HANYA POSTING SEBAGIAN BAB SAJA TIDAK BERUPA BAB LENGKAP. UPLOAD SEMINGGU SEKALI.