TWO IDOL

6.1K 132 9
                                    

Lisa menjatuhkan topi dan jaketnya saat dia memasuki asramanya. Dia langsung memasuki kamar sebelum kedua unnie dan pacarnya menyadari kehadirannya. Melemparkan tubuhnya ke tempat tidur, Lisa membiarkan pikirannya terlempar ke momen ketika dia bertemu dengan Teddy.

"Iya, Pak? Apakah ada sesuatu yang salah?" Tanya Lisa saat dia berhadapan dengan pria itu.

Dia adalah pria yang baik, sungguh. Dia baik tapi jika menyangkut hubungannya, dia selalu menyebalkan dan Lisa tidak menyukainya.

"Aku akan menutupi hubunganmu dan Jennie yang hampir saja di ungkap oleh media." Ujar Teddy sambil memberikan beberapa lembar foto pada Lisa.

Sialan. Tentu saja mereka adalah pasangan yang ceroboh. Dia dan Jennie telah menjalin hubungan selama enam bulan dan tidak pernah dalam waktu sedetik saja, dia bisa melepaskan tangannya dari Jennie, atau bibirnya pada bibir, pipi, kening, leher dan mana pun.

Seolah Lisa benar-benar butuh mencium Jennie setiap saat. Dan tentu saja, media berhasil menangkap ketika mereka berciuman ketika sedang berada di lorong parkir yang gelap.

Media brengsek!

"Apa sarannya?" Tanya Lisa tanpa berniat mengambil salah satu foto tersebut. Momennya sangat manis, tapi karena media yang mengambil foto, momen mereka jadi terlihat kotor.

"Tahu Taehung dari boy grup?" Tanya Teddy dan Lisa merasakan tubuhnya menegang.

"Tidak mungkin!" Lisa meninggikan suaranya hampir tanpa sadar.

"Ya, itulah yang kita butuhkan."

"Ya Tuhan, kenapa begitu?!" Lisa tidak mau membayangkan pacarnya bersama pria lain, siapa pun itu meski itu hanya sekedar permainan dari agensinya. "Tidak bisakah kita membayarnya lagi seperti yang terjadi dua bulan lalu?"

"Lalisa, media ingin berita baru. Dia tidak menginginkan uang dari kami."

"Berita baru? Bahwa Jennie berkencan dengan Taehyung?" Lisa menggelengkan kepalanya, kecemburuannya memuncak.

Dia tidak mau dunia mengetahui bahwa Jennie berpacaran dengan Taehyung. Ya Tuhan, tidak. Jennie miliknya! Tidak bisakah dunia tahu bahwa Jennie hanyalah miliknya?

"Itulah yang harus di lakukan Jennie." Teddy mengagguk.

"Tapi dia milikku!" Lisa merasa posesif pada apa yang dia miliki.

"Kita semua tahu."

"Kalau begitu biarkan seluruh dunia juga tahu!" Ujar Lisa merasa frustasi.

"Dan menjatuhkan grup yang sudah kalian bangun dengan susah payah?" Teddy mengatakan hal yang masuk akal dan hal itu membuat Lisa tidak bisa berkata-kata.

Lisa ingin menangis dan tentunya, dia tak akan membiarkan dirinya menangis di depan Teddy. Dia hanya berdiri dan Teddy tidak menahan. Dia hanya memberi tatapan penuh simpati dan membiarkan Lisa pergi dari ruangannya.

**

"Sayang, kamu diam sejak kamu pulang dari pertemuanmu dengan Teddy." Jennie mengelus bisep di lengan Lisa. Otot-otot menyembul, terasa keras dan Jennie menyukainya.

"Aku benci sekali dengan hasil pertemuannya hari ini." Ujar Lisa. "Aku tidak mau harus menyaksikan kamu bersama pria lain. Astaga, ini permainan yang bodoh, Jennie."

"Aku setuju sayang." Gumam Jennie dan dengan tubuhnya yang telanjang karena baru saja melakukan aktivitas seks dengan Lisa beberapa saat yang lalu, dia pun merangkak ke atas Lisa, menempatkan kemaluannya di atas kemaluan Lisa yang setengah keras.

"Kamu setuju tapi kamu juga setuju apa yang Teddy sarankan." Gerutu Lisa kesal.

"Seolah aku punya pilihan lain." Jennie balas menggerutu dan mengoyangkan pinggulnya. Dia dengan mudah merasakan dirinya basah lagi karena bergesekan dengan penis Lisa. "Percayalah, aku juga hanya menginginkanmu, Lisa."

JENLISA ONESHOOT (GIP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang