HIDING THE SEXINESS

1.4K 67 6
                                    

Siapa sih yang pernah mengklaim bahwa orang yang suka sendirian di perpustakaan itu disebut nerd? Kutu buku? Seolah kegemaran seseorang dalam hal membaca itu di nilai buruk bagi sebagian orang.

Lisa sama sekali tidak setuju dengan pandangan itu dan dia benci ketika orang menjulukinya dengan kata seperti itu.

Kutu buku, wanita penyendiri, anti sosial, berpikiran luas terhadap pelajaran, tapi tidak gaul. Lisa sama sekali tidak setuju dengan yang terakhir.

Gaul? Lisa bisa bergaul jika dia mau. Lisa hanya tidak suka berkelompok bukan berarti dia pemalu apalagi sampai tergagap setiap ada orang yang mengajaknya berbicara.

Sebaliknya, Lisa selalu pandai mengemukakan pendapat. Hanya saja keseringan, Lisa lebih banyak diam. Entahlah, dia tidak begitu suka banyak berbicara. Baik di kampus maupun di sekolah.

Dan bagian terburuknya adalah, orang-orang seperti Lisa itu akan menjadi sasaran empuk bagi para pengganggu. Begitulah Lisa biasanya mendapati sekelompok gadis mendekat ke arahnya.

Salah satunya yang Lisa yakini sebagai ketua dari kelompok itu adalah Jennie Kim, satu-satunya gadis yang sangat sering mengganggu Lisa, hampir setiap mereka bertemu.

“Ini dia! Si pecundang, Lalisa Manoban. Benar itu namamu?”

Dan begitulah sapaan yang membuat Lisa cukup kesal. Pecundang? Apa sih hak dia hingga bisa menilainya sebagai wanita pecundang?

Dasar jalang, pikir Lisa. Mengabaikan Jennie sambil berjalan menuju lokernya.

Jennie tentulah tak suka jika dia di abaikan. Bagi Jennie, apa yang dia inginkan, dia akan dapatkan. Lisa cukup sulit untuk di dapatkan.

Sosoknya yang pendiam, penyendiri, membuat Jennie merasa sangat penasaran. Si kutu buku itu jarang sekali mengeluarkan suaranya dan hal itulah yang membuat Jennie rasanya sudah bukan tertarik lagi pada Lisa.

Bisa dibilang, dia terobsesi ingin tahu seperti apa Lisa sebenarnya.

“Pergi.” Lisa berkata singkat sambil berjalan menuju loker, mengambil beberapa buku yang dia butuhkan, lalu memasukkannya ke dalam tas.

“Lalisa Manoban,” Jennie mencibir saat menyebut nama itu. “Aku mengundangmu ke pesta ulang tahun, loh.”

Lisa menutup loker. Menatap Jennie yang mengulurkan undangan ulang tahun gadis itu yang ke 20 pada Lisa.

“Aku tidak tertarik.” Balasnya datar.

“Ayolah, aku mengadakan pesta. Kau tahu pesta? Oh! Aku lupa kau tidak bergaul dengan siapapun. Baiklah, aku akan menjelaskannya dengan baik hati. Kau hanya perlu datang, memakai baju secantik mungkin, rias wajahmu juga, tata rambutmu dan disana, akan banyak—”

“Aku tahu.” Lisa menggerutu, namun tetap saja tak mengambil undangan dari Jennie.

“Kau tahu? Wah, mengejutkan. Kau tahu cara minum alkohol juga?” Tanya Jennie, berpura-pura terkejut.

Lisa memutar matanya melihat itu. Mengabaikan Jennie dan kembali berjalan, kali ini menuju kelasnya.

Lisa pernah pergi ke pesta, tentu saja. Dia juga pernah pergi ke bar, minum alkohol dan mabuk. Sial, jika dia ingin sombong, dia juga pernah membuat beberapa gadis di SMA menjerit di tempat tidur saat melakukan seks hingga pagi hari.

Tidak ada yang mengetahui hal itu, Lisa menyembunyikan hal itu rapat-rapat. Dua bulan lalu dia bahkan pernah tidur dengan salah satu gadis yang dia tiduri saat SMA dulu.

Karena Miyeon, gadis yang dia tiduri saat SMA dulu mengatakan, dia sangat merindukan cara Lisa membuatnya begitu puas.

Ya, Lisa sangat sangat tahu cara memuaskan seorang gadis dan bahkan dia yakin, pria atau wanita diluar sana belum tentu memiliki kemampuan yang dimiliki olehnya.

JENLISA ONESHOOT (GIP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang