GOOD SERVICE

1.4K 81 5
                                    

Jennie Kim tidak beruntung.

Terlahir dari kalangan bawah, Jennie harus rela melakukan pekerjaan apapun. Cukup menghina dirinya sendiri karena dia sudah melewati hal-hal buruk sepanjang hidupnya.

Katakanlah, Jennie pernah bekerja di bar sebagai bartender, melayani para pria mabuk yang bodoh, atau saat dia menari telanjang di atas meja dan meniduri satu atau dua pria kaya demi setumpuk uang yang dia berikan pada keluarganya.

Oke mungkin lebih dari satu atau dua pria tapi Jennie hampir tidak peduli bahwa beberapa dari mereka mengenakan cincin kawin yang berarti, dia meniduri pria beristri.

Dan sekarang, Jennie bahkan bekerja di sebuah hotel sebagai cleaning service dimana dia harus melayani apapun yang tamu butuhkan.

Jennie sama sekali tidak malu dengan pekerjaannya. Mengetahui tubuhnya seksi, bekerja sebagai cleaning service pun memberi banyak keuntungan bagi Jennie.

Contohnya, tamu akan ngiler pada lekuk tubuhnya yang seksi di balik baju seragamnya, dan meminta Jennie untuk melakukan beberapa service hingga Jennie pada akhirnya mendapatkan tip yang memuaskan.

Dan Jennie menyukai semua pekerjaannya sejauh ini meski jika boleh jujur, kebanyakan seks ini membosankan.

Saat ini, Jennie sedang makan siang dengan Jisoo yang tampak muram. Jisoo adalah rekan kerjanya yang bekerja dengannya selama tiga bulan belakangan ini.

Sejauh ini, percakapannya dengan Jisoo berjalan begitu baik hingga pada akhirnya, mereka memutuskan untuk berteman.

“Ada apa denganmu?” Tanya Jennie, menggigit makanannya sambil menatap Jisoo yang kesal.

“Aku mendapatkan tamu yang sangat sangat menyebalkan dan suka sekali memerintah.” Kata Jisoo, cemberut.

“Oh? Bukankah tamu memang seperti itu?” Jennie bertanya, sedikit bingung dengan kekesalan Jisoo.

“Yang ini berbeda. Nada bicaranya, aku sama sekali tidak menyukainya. Dia menyebalkan!” Jerit Jisoo, membuat beberapa orang yang juga ada di meja, menoleh pada mereka.

“Seperti apa?”

“Terlalu memerintah! Aku membencinya!”

Jennie menggelengkan kepalanya dan rasa penasaran membuat dia bertanya kembali pada Jisoo.

“Oke, di kamar nomor berapa dan lantai berapa dia berada?” Tanya Jennie.

“23 lantai 10.”

“Baik. Jika kita mendapatkan panggilan dari kamar dan lantai yang sama, pastikan panggil aku. Biar aku yang menghadapinya, oke?”

“Apakah kau serius?” Mata Jisoo melebar.

Jennie mengangguk. Lagipula, saat dia bekerja di bar, dia sudah terbiasa untuk menghadapi sikap kurang ajar sebagian besar pelanggan.

Jadi menghadapi satu tamu? Jennie sangat yakin bisa menghadapinya.

“Ya Tuhan... Terima kasih, Jennie. Kau adalah penyelamatku. Aku harap aku tidak bertemu dengan wanita seperti itu lagi mulai sekarang.” Kata Jisoo sambil menghela nafas.

Kekesalan di wajah Jisoo masih terlihat jelas dan Jennie mengangkat satu alisnya. Sialan, dia lupa bertanya apakah dia wanita atau pria.

Karena Jennie sering kali sanggup menenangkan pria dengan godaan yang dia lakukan tapi seorang wanita?

Brengsek, Jennie tidak pernah melalukan itu. Bagaimana jika itu adalah seorang wanita tua yang pemarah? Jennie terkadang bisa terlalu ceroboh untuk mengambil keputusan.

JENLISA ONESHOOT (GIP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang