CAN I TASTE YOU?

1.8K 105 3
                                    

Menurut Jennie, murid tergila yang pernah dimiliki olehnya adalah Lisa. Bagaimana dia bisa menganggap satu muridnya itu waras? Karena sepanjang pelajaran setiap dia memasuki kelas, mata satu muridnya itu terus menjelajahi tubuhnya.

Dengan kurang ajar, sungguh. Jika Lisa bukanlah anak dari seorang yang berpengaruh di Sekolah, Jennie sudah sangat ingin menegur, memarahi dan mengadu pada atasan dengan tingkah kurang ajarnya itu.

Tapi Jennie tahu, percuma dia melakukan itu karena bahkan ketika salah satu murid mengatakan bahwa dia merasa dilecehkan oleh Lisa, bukan Lisa yang mendapatkan teguran tapi justru sebaliknya.

Wanita itulah yang pergi dari Sekolah sehingga Jennie saat itu menyadari bahwa sebesar itu pengaruh keluarga Lisa hingga mungkin saja jika Jennie pun melakukan pengaduan, yang ada dia yang keluar dipecat dari pekerjaannya.

Sementara itu, Jennie tahu dia membutuhkan pekerjaan ini. Hingga, meskipun dia merasa tidak nyaman. Mau tak mau, dia membiarkan Lisa menatap tubuhnya meskipun hal itu membuat Jennie tidak nyaman.

Seperti saat ini. Jennie sedang menjelaskan sesuatu di depan kelas dan berulang kali Jennie melihat jika mata Lisa tertuju bukan pada papan tulis, melainkan pada tubuhnya.

Terutama pada blus yang dia kenakan hari ini. Dan ketika Jennie sedang menulis sesuatu di papan tulis, Jennie merasa sangat sadar jika Lisa memberi tatapan pada bokongnya yang membuat Jennie sangat tidak nyaman.

Ketika Jennie kembali menoleh, Jennie begitu menyadari jika mata Lisa menjadi gelap. Tenggorokan muridnya itu bergerak saat dia menelan salivanya dan dengan duduknya yang tegap, Lisa menjilat bibirnya.

Ya Tuhan, apakah muridnya itu sedang memiliki pemikiran tidak wajar mengenai tubuhnya? Seketika itu juga, Jennie merasa takut.

Dan, dia merasa lega karena saat itu juga, suara bel berbunyi yang artinya para murid di perbolehkan pulang.

“Sampai bertemu lagi di pertemuan berikutnya kalian semua. Jangan lupa untuk mengerjakan tugas dariku. Apa kalian mengerti?” Tanya Jennie.

“Mengerti, Miss.”

“Tahun ini adalah tahun kalian berada di SMA, hanya sisa beberapa bulan sebelum kalian ujian. Jadi aku harap, kalian mengerjakan tugas dan tidak melewatkan satu nilai pun.” Jennie memperingatkan semua muridnya itu dan dia melihat sudut bibir Lisa terangkat, seolah dia tengah mengejek ucapan itu.

“Tentu, Miss. Kita ingat itu.” Ucap salah satu muridnya dengan nada malas.

“Kalian boleh membereskan semua barang-barang kalian dan keluar dari kelas.” Jennie berkata lagi.

Mereka semua kemudian menuruti perintah gurunya. Kecuali satu muridnya yang masih tetap duduk di tempat. Satu per satu, muridnya keluar dari kelas sampai kemudian, kelas itu hanya menyisakan dia dan Lisa yang bahkan tidak memasukkan satu buku pun ke dalam tasnya.

“Lisa? Kau tidak keluar kelas? Jam sekolah sudah selesai.” Ucap Jennie, mencoba untuk bersikap seprofesional mungkin meskipun dia merasa sedikit takut berada di ruang yang sama dengan Lisa.

“Miss, bisakah kau menutup pintunya. Aku ingin privasi denganmu saat ini.” Ucap Lisa yang membuat mata Jennie sedikit melebar.

“Maaf? Privasi apa?” Tanya Jennie. Antara ketakutan dan kemarahan bercampur melihat tatapan kurang ajar muridnya itu terhadap dirinya.

“Jangan pura-pura tidak tahu, Miss. Karena, kau tahu sendiri apa maksudku.” Lisa menyeringai dan Jennie menyipitkan mata ketika dia melihat di bawah meja, tangan Lisa sedang melakukan sesuatu.

Jennie tahu apa artinya dan dia juga sudah mendengar tentang Lisa yang memiliki kelamin pria dibawah sana. Fakta bahwa Lisa dengan terang-terangan memperlihatkan nafsunya membuat Jennie semakin marah pada muridnya itu.

JENLISA ONESHOOT (GIP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang