SHE TEACH ME

1K 59 0
                                    

Apa cara terburuk kau di putuskan seseorang dan merasa harga dirimu jatuh sejauh-jauhnya?

Lisa mengalami hal terburuk minggu ini. Seorang gadis yang telah dia pacari selama tiga bulan memutuskan hubungannya karena mantannya mengatakan bahwa dia... tidak jago melakukan seks.

Brengsek, bukan? Ya, tentu saja!

Pada saat di putuskan seperti itu, seluruh tubuh Lisa rasanya membeku, memproses apa yang mantannya itu katakan.

Seolah belum puas, mantannya memperjelas segalanya. Bahwa Lisa tidak tahu dimana letak keinginan kepuasan seorang wanita. Dan bisakah Lisa menyalahkannya?

Miyeon adalah pacar pertamanya dan itu adalah pengalaman seks pertama mereka. Brengsek! Lisa bahkan tidak pernah mencari tahu bagaimana cara memuaskan seorang wanita.

Lisa pikir, hal-hal seperti itu hanya mengikuti naluri saja. Lisa berusaha, sungguh.

Tapi seharusnya Lisa tahu, dengan Miyeon yang memiliki banyak mantan pacar, pengalamannya yang lebih banyak darinya, Lisa pasti tidak ada apa-apanya di bandingkan mereka.

Tetap saja. Bukankah seharusnya Miyeon membimbingnya? Daripada harus memutuskannya di lapang sekolah dan merendahkannya dengan kata-kata yang tidak pantas?

Lisa kesal, sudah pasti. Patah hati? Tentu saja. Tapi, yang paling utama Lisa merasa bingung, kosong, dan rasanya dia merasa tidak percaya diri.

Hal itu membuat guru privatnya menyadari ada sesuatu yang salah dengan Lisa. Karena tentu saja, dengan putusnya hubungan ini, Lisa tidak bisa fokus belajar sama sekali.

“Oke, baiklah.” Desah Jennie. Itu nama guru privatnya.

Umurnya tidak jauh berbeda dari Lisa. Karena Jennie sendiri sebenarnya masih kuliah. Jennie cerdas, terutama dalam pelajaran bahasa Inggris hingga ibunya meminta Jennie untuk mengajar Lisa.

Rupanya, ibunya dulu pernah mengajar Jennie ketika ibunya mengajar selama beberapa bulan di kampus.

Ibunya adalah seorang ahli bedah di salah satu rumah sakit besar di Seoul. Tapi ibunya sangat sibuk hingga dia memutuskan untuk mencari seseorang untuk bisa mengajari putrinya secara langsung.

Begitulah akhirnya Lisa bersama Jennie. Mereka telah belajar selama lebih dari enam bulan. Meski begitu, tak ada percakapan pribadi di antara mereka.

“Sekarang, mari kita hentikan saja pelajaran hari ini.” Kata Jennie.

“Apa? Kenapa?” Lisa berkedip. Melirik jam dan tampaknya, mereka baru saja melakukan sesi setengah jam. “Ini baru 30 menit.”

“Tepat sekali. Aku berbicara selama 30 menit tapi kau tidak memperhatikan sama sekali.” Kata Jennie.

Ekspresinya tidak menunjukkan kekesalan sama sekali. Tapi juga tidak menunjukkan senyum cerahnya seperti biasa.

“Maafkan aku.” Lisa menunduk, menggigit bibirnya.

“Haruskah aku bertanya, apa yang salah? Atau, haruskah aku bertanya pada ibumu, dan beritahu apa yang kau lakukan di sesi belajar satu minggu belakangan ini?”

“A-aku tidak bisa fokus.”

“Ya, dan ada alasannya kan?”

“Ada.” Lisa mengangguk, tapi tidak bisa mengakui apa yang salah sebenarnya. Tidak bisa. Dia terlalu malu.

“Dan apa alasannya?”

Tentu saja. Sebagai guru privatnya, Jennie akan mengorek informasi apapun yang sejujurnya tidak sanggup Lisa berikan.

JENLISA ONESHOOT (GIP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang