GOOD BITE

980 62 4
                                    

“Sialan... bagaimana ada seseorang yang tumbuh seksi dari hari ke hari?”

Sebuah kantor tampak sibuk di pagi hari tidak membuat gadis bermata kucing itu ikut sibuk. Sebaliknya, dia sedang menghargai pemandangan yang ada di depannya.

Bosnya, Lalisa Manoban, sedang berbicara dengan salah satu karyawannya. Rambut panjangnya diikat kuda, menampilkan garis sisi wajahnya yang tampak sangat mempesona dan cantik.

“Kau gila, ya? Dia bosmu. Apakah kau tidak pernah bisa berhenti memikirkan fantasi itu? Serius, Jennie. Kau harus berhenti menonton film porno.” Gerutu Chaeyoung, garis berambut pirang yang telah lama menjadi sahabatnya.

Alih-alih merasa malu dengan apa yang baru saja Chaeyoung ucapkan, Jennie justru menyeringai.

“Ya Tuhan, kau harus melihat film porno itu, Chaeyoung. Saat sang bos memaksakan penisnya masuk ke dalam mulutnya, mereka di dalam kantor, dan jeritan itu...”

“Jeritan di film porno itu terlalu di buat-buat, penuh kepalsuan.” Chaeyoung memutar mata. Heran, kenapa Jennie bisa sampai berfantasi hanya karena menonton film porno yang menjijikkan.

“Tapi aku ingin suatu saat bisa mendapatkan seseorang yang bisa membuatku menjerit seperti itu.” Gumam Jennie cemberut.

“Dan kau pikir bos kita itu bisa melakukannya padamu?” Tanya Chaeyoung.

Jennie memperhatikan postur tubuh Lisa. Kendati wanita itu memiliki tubuh kurus, tapi ada otot yang menyembul di bagian yang tepat.

Bahkan hanya menatap dari kejauhan saja, Jennie sudah bisa membayangkan jika lengan kokoh itu melingkari lehernya saat wanita itu menyodoknya dari belakang.

“Astaga, serius. Aku tidak mau mendengar jawabannya.” Chaeyoung menatap Jennie dengan ngeri, seolah tahu apa yang Jennie sedang pikirkan.

“Diamlah. Aku sedang membayangkan betapa nikmat rasanya.” Gerutu Jennie.

Berdiri, Jennie mengepalkan kedua pahanya untuk meredakan rasa tidak menyenangkan di antara kedua kakinya.

“Yah, terserah, bayangkan saja. Lagipula, dia sudah punya istri, dasar idiot.” Chaeyoung memutar matanya.

“Orang yang beristri bisa bercinta dengan siapa pun yang dia mau.” Jawab Jennie dengan santai sambil melangkah keluar dari cafetaria.

“Serius?”

“Ya. Aku ingin membayangkan istrinya sedang menunggu dengan cemas di rumah sementara dia meniduriku dengan keras di kantornya, mobilnya, di parkiran...”

“Pikiranmu terlalu liar.” Chaeyoung menggelengkan kepalanya. “Dia tampak seperti wanita yang baik dan setia.”

Jennie mencibir. Setia? Tidak ada orang yang melakukan itu. Percayalah, dia bisa membuktikan jika suatu hari nanti, Lisa akan patuh dan luluh dengan pesona tubuhnya.

“Menurutku tidak. Dia tampak seperti bos seksi yang bisa memuaskanku di meja kerja.” Jennie menyeringai sombong.

“Ya Tuhan, aku selesai bicara denganmu. Pikiranmu itu sungguh ternoda karena film bodoh itu.”

“Bukan film bodoh jika itu bisa membantumu orgasme pada malam hari.”

Chaeyoung mengerang, mengangkat tangan tanda menyerah. Terkadang, Jennie terlalu sulit untuk menahan diri dari ucapannya yang tidak senonoh.

“Diamlah, bos favoritmu datang.” Kata Chaeyoung.

Dan saat itulah, Jennie menoleh, melihat Lisa yang tengah berjalan ke arahnya. Saat melihat Jennie, Lisa tersenyum kecil.

JENLISA ONESHOOT (GIP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang