Jennie POV
Aku menatap gedung Rumah Sakit yang terlihat menjulang tinggi di depanku. Hari ini, aku ingin memeriksakan diri pada seorang dokter terbaik yang di rekomendasikan oleh temanku.
Program kehamilan yang aku jalani di tahun kelima ini membuatku sangat lelah. Pasanganku tidak ingin memeriksa diri. Tapi ini tahun ketujuh kami menikah dan ya— mau tak mau, ini saatnya aku memeriksa diri.
Jadi, ketika aku mendaftar pada seorang dokter bernama Lalisa Manoban dan mendapat janji temu di jam 4 sore, disinilah aku berada. Di depan gedung rumah sakit. Aku juga memiliki beberapa keluhan seperti tiga tahun belakangan ini, aku tidak pernah lagi menikmati seks-ku dan aku berharap, dokter Lisa mengetahui jawabannya.
Berjalan dari lobby, aku menaiki lift ke lantai tiga. Tiba disana, aku keluar lift dengan anggun. Sebagai seorang istri pengusaha, aku di tuntut untuk menjadi wanita yang tenang dan aku sudah terbiasa menjalani kehidupan itu selama 7 tahun.
Ya, 7 tahun dimana aku masih berusaha untuk mencintai suamiku. Aku dan dia bertemu karena perjodohan. Orang tua kami percaya, kami akan merasakan cinta satu sama lain seiring berjalannya waktu.
Sayangnya, aku belum merasakan hal itu. Tetap saja, aku ingin memiliki seorang anak darinya. Membangun keluarga kecil sangat penting untukku dan aku harap, dengan datangnya aku ke Rumah Sakit, bisa mengobati semuanya.
“Halo, aku memiliki janji bersama Dokter Lisa.”
“Jennie Kim?”
“Ya.”
“Baiklah. Ayo, ikut aku ke ruangannya.”
Seorang perawat mengetuk pintu yang tertulis nama Lalisa Manoban disana. Aku menghela nafas, bersiap dengan kemungkinan ini.
Alasan kenapa aku akhirnya memutuskan datang adalah, Lisa seorang dokter wanita. Itu membuatku menjadi lebih nyaman untuk berbicara tentang sesuatu yang pribadi, yang jelas tidak mungkin aku bicarakan dengan seorang pria.
“Masuklah.” Kata seseorang di dalam.
Aku menahan nafas mendengar suara dalam itu. Pintu terbuka, perawat mempersilahkan masuk sebelum dia menutup pintu dan meninggalkan ruangan.
“Jennie Kim, ya?” Kata dokter itu. Aku terkejut melihat betapa mudanya dokter itu. “Silahkan duduk, Jennie.”
“Terima kasih, dok.” Aku berjalan ke arahnya, duduk di hadapannya.
Lisa tersenyum padaku sebelum dia melihat beberapa file di komputer, sepertinya membaca tentang keluhanku, yang sempat aku kirimkan ke emailnya. Dia beberapa kali mengerutkan kening sebelum akhirnya terfokus padaku.
Kacamata yang dia gunakan sepertinya membuat dia jauh lebih menarik. Aku menampar diri secara mental karena rasanya aneh memuji seorang wanita saat ini. Tapi serius, Lisa ini benar-benar menarik.
Cantik dan seksi juga.
“Jadi, aku melihat beberapa keluhan disini.” Kata Lisa memulai. “Kau ingin mengandung tapi, kau tidak menikmati seksmu belakangan ini?”
“Ya. Tiga tahun ini, aku tidak bisa merasakan sensasinya lagi.”
“Dan menurutmu, mengapa seperti itu?” Tanya Lisa.
“Dok, aku datang kesini karena aku benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi. Aku jelas bukan orang yang mudah terangsang oleh suamiku sendiri. Tapi ini benar-benar menyulitkan.” Aku menghela nafas.
Di tempat tidur sendiri, aku bukanlah orang yang kaku. Bahkan sebelum nikah, kehidupan seksku cukup gila. Aku bermain dengan banyak pria dan semua itu terhenti sejak aku menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENLISA ONESHOOT (GIP)
Fiksi Penggemar(21+)INI ADALAH SEKUMPULAN ONESHOOT JENLISA YANG BISA KALIAN BACA SELENGKAPNYA DI KARYAKARSA. DI WATTPAD AKU HANYA POSTING SEBAGIAN BAB SAJA TIDAK BERUPA BAB LENGKAP. UPLOAD SEMINGGU SEKALI.