BIRTHDAY GIFT

3.6K 137 1
                                    

"Bu Manoban, apa yang akan kau lakukan setelah ini?" Sekretarisnya, Hans, bertanya dan menghentikan langkah Lisa yang sedang mengecek beberapa file di tangannya.

"Aku hanya akan pulang, kenapa?" Lisa berhenti melangkah dan menatap pria itu.

"Aku tahu ini mendadak. Tapi perusahaan Choi tiba-tiba menghubungi kantor dan mengajakmu makan malam." Ujar Hans dan mata Lisa melirik tajam padanya. "Ini mendadak, aku bersumpah."

"Hans, ini jadwalku dengan istriku. Jangan ganggu, oke?" Lisa menjawab tampak tidak senang.

"Tapi..."

"Sejak kapan ada orang yang berani mengganggu jadwal yang aku miliki dengan istriku?" Lisa bertanya dengan tajam sambil menyerahkan file pada Hans.

"Dia bilang hanya setengah jam."

"Dan setengah jam itu adalah waktu perjalanan yang aku tempuh menuju rumah. Aku lelah, kenapa tidak kau coba suruh dia untuk menjadwal ulang saja?"

Hans menunduk dan Lisa menekan tombol lift, Hans tetap mengikuti. Lisa melirik dan mendesah nafas lelah.

"Dia ingin makan malam, bukan di jam kerja."

Ya, Lisa tahu itu dan dia tidak bodoh. Maka dari itu, dia pun selalu menolak apapun yang Choi minta. Lagipula, kenapa wanita itu bersikeras padahal dia tahu saat ini dia sudah menikah, berumah tangga dan bahkan memiliki anak?

Lisa benar-benar mengabaikan dan bersyukur ketika lift terbuka. Dia keluar dari lift dan menempelkan ponsel di telinganya.

"Hai, sayang?" Sapa Lisa dengan lembut.

"Lili, apakah kamu sedang dalam perjalanan pulang?" Suara gembira di seberang sana membuat Lisa tersenyum.

"Baru keluar gedung, Jen. Apa yang sedang Louis lakukan?" Tanya Lisa bertanya tentang anaknya yang baru saja menginjak umur delapan bulan itu.

"Tidur setelah makan malam. Cepat pulang, aku merindukanmu, sayang." Ujar Jennie. Dari nada suaranya, Lisa tahu istrinya tengah cemberut.

"Aku juga, sayang. Segera pulang sekarang." Lisa tersenyum.

"Aku memasak untukmu."

"Jangan repot tapi terima kasih."

"Tentu. Berkendara dengan aman, sayang. Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu."

Panggilan terputus bertepatan dengan mobilnya yang baru saja datang. Lisa menerima kunci mobil dari asistennya. Sebelum menaiki mobil, dia sempat melirik Hans dan memberi tatapan tajam.

Setelah itu, dia masuk ke dalam mobil untuk menemui istri tercintanya.

**

Rasa lelah setelah seharian bekerja langsung hilang ketika Lisa di sambut dengan aroma makanan yang menggugah selera. Senyum mengembang ketika dia memperhatikan Jennie tengah bersenandung kecil sambil menuangkan anggur ke dalam gelas.

Ah, istrinya sedang berusaha menciptakan suasana romantis rupanya.

Berjalan mengendap, Lisa pun mendekap Jennie dari belakang. Jennie menjerit, dan menoleh untuk mendapati istrinya menyeringai ke arahnya.

"Lisa, kamu mengejutkanku!" Jennie menegur sambil menepuk tangannya.

"Mmmm, aromanya sangat menggugah selera." Gumam Lisa sambil menempelkan hidungnya di leher Jennie.

Sontak saja Jennie memiringkan kepalanya, tersenyum ketika Lisa mulai menciumi lehernya. Dia mengerang kecil ketika Lisa mulai menggigit telinganya. Tangan Lisa menyelinap ke dalam gaun tidurnya, mengusap pahanya dengan lembut.

JENLISA ONESHOOT (GIP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang